Hengki Refegon

Padi tumbuh tak berisik, Yakin Usaha Sampai....

Selengkapnya
Navigasi Web

Penguatan Pendidikan Karakter Tumbuhkan Kesadaran Kristis Peserta Didik

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER; TUMBUH KESADARAN KRITIS PESERTA DIDIK.

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di muka bumi ini dan tidak pula pada diri kamu sendiri, melainkan sudah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. “(Q.S al Hadid:22). Sesungguhnya, Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Q.S Al-Ra’d:11). Tafsiran dan pesan yang disampaikan oleh kedua ayat ini seakan-akan berseberangan satu dengan yang lainnya. Namun sejatinya, kedua ayat tersebut saling mendukung. Ayat yang pertama menjelaskan tentang takdir dan kepastian nasib manusia yang sudah ditetapakan oleh Allah sejak dari masa azalinya. Kemudian ayat kedua merupakan kelanjutan logis, meskipun takdir manusia sudah ditetapkan namun Allah masih memberikan peluang untuk berusaha merubah takdirnya yang sudah ditetapkan itu.

Manusia tidak semestinya pasrah dan tunduk dengan keadaan yang menimpa dirinya, manusia harus mampu mengubah keadaanya dengan ikhtiar dan doa, maka Allah dengan segenap kuasa-Nya, pengasih dan penyayang-Nya akan mengubah nasib manusia sesuai dengan usaha yang dia lakukan itu. Dengan adanya peluang untuk mengubah keadaan atau takdir menunjukan bahwa kedudukan manusia itu dihadapan Tuhan adalah pribadi yang merdeka. Untuk mengubah keadaan manusia sesungguhnya adalah perkara yang sangat mudah bagi Allah.

Ali bin Abi Thalib mengatakan Tuhan tidak akan pernah menurunkan Tangan bantuan-Nya kepada kami, sebelum Dia melihat kami berpayah-payah dalam berjuang. Tuhan tidak serta merta akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum kaum itu sendiri yang mengupayakan perubahan pada dirinya. Pernyataan Ali tersebut juga mengisyaratkan bahwa, tiadak ada kesuksesan dan perubahan dalam hidup yang diraih tanpa perjuangan.

Kondisi keumatan dan kebangsaan dengan segala permasalahannya tentu saja dapat dilakukan perubahannya untuk menjadi lebih baik, jika saja seluruh manusia Indonesia mau berusaha untuk memperbaiki keadaannya. Serperti korupsi, penyalahgunaan obat-obatan terlarang , minuman keras, perjudian, kenakalan remaja, penyebaran berita bohong yang meresahkan dan lain sebagainya kian hari semakin akut saja. Tentu saja permasalahan ini bisa diatasi apabila segenap manusia Indonesia bersungguh sungguh untuk merubahnya.

Untuk mengatasi dan keluar dari segala macam permasalahan tersebut salah satu caranya adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan alat untuk menumbuhkan kesadaran dan memanusiakan manusia. Kemudian pendidikan juga dapat diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan untuk mendewasakan manusia menjadi manusia yang paripurna. Upaya yang dilakukan adalah untuk mengembangkan fitrah dan potensi kemanusiaan itu sendiri. Dalam proses pendewasaan manusia tentu saja menjunjung tinggi kebebebasan untuk berfikir maju dan berkembang secara terus-menerus sesuai dengan eksistensi manusia itu sendiri.

Praktek pendidikan yang dilaksanakan seolah-olah belum mampu untuk membebaskan manusia Indonesia dari penyakit-penyakit sosial masyarkat. Penyakit sosial merupakan segala prilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan norma dan nilai-nilai sosial yang ada dan berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Penyakit sosial ini akan pengaruhi tumbuhkembanganya karakter peserta didik. Sebab perkembangan manusia secara umum dan sebagai peserta didik secara khusus sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat. Ditambah lagi oleh arus globalisasi yang kian hari tak terbendung lajunya, kemudian secara perlahan mengikis nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pedoman dan pandangan hidup.

Tercerabut karakter yang menjadi identitas suatu bangsa adalah awal dari kehancuran bangsa tersebut. Disnilah peran dari pendidikan untuk menguatkan kembali karakter yang merupakan identitas dan jati diri bangsa yang berlandasan pada Pancasila. Sehiga tercipta manusia yang berakhalqul karimah berdasarkan pada nilai-nilai pancasila.

Pendidikan sebagai salah satu instrumen pembentukan karakter bangsa. Upaya pembentukan karkater bangsa akan dilaksanakan secara sistematis melalaui program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang terintegrasi dalam sistem pendidikan nasional. Penguatan pendidikan karakter merupakan program pendidikan yang dilaksanakan di sekolah untuk memperkuat karakter sisiwa melalui penguatan aspek etika, estetika, pemikiran, kinestetik dan spritual sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Praktek pendidikan yang dilakukan bukanlah untuk menanamkan doktrin atau alat hegemoni, tetapi sebagai alat untuk menumbuhkan kesadaran kritis. Peserta didik jangan dilatih untuk menjadi penurut, namun harus diberikan ruang kebebasan mengembangkan fitrah dan potesinya menjadi manusia yang dewasa baik mental maupun srpitualnya. Kesadaran untuk maju harus didorong dan ditumbuhkan sehingga tidak ada yang namanya proses pemiskinan baik pada lapangan ekonomi, politik, sosial budaya maupun ideolgi.

Islam merupakan rahmat untuk seluruh alam, tidak saja sebagai suatu agama tetapi juaga sebagai sebuah sitem nilai. Islam telah mengajarkan kepada manusia tentang penghargaan terhadap eksistensi manusia. Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya sebagai makhluk yang beradab, berpikir dan memiliki kesadaran.

Untuk terciptanya peserta didik berkarakter maju yang beradab, berpikir dan memiliki kesadaran kritis dalam praktek pendidikan tidak lagi mengunakan konsep pendidikan dengan paradigma lama. Diantara karakteristik pendidikan paradigma lama itu adalah pertama, guru mengajar dan murid diajar. Kedua, guru mengatahui segala sesuatu, murid tidak tahu apa-apa. Ketiga, guru berpikir, murid dipikirkan. Keempat, guru bercerita, murid patuh mendengarkan. Kelima, guru mentukan peraturan, murid diatur. Keenam, guru adalah subjek dalam proses belajar, murid adalah objek belaka. Konsep pendidikan seperti ini sangat efektif untuk membekukan kedaran kritis peserta didik, kemudian juga akan melahirkan peserta didik yang cenderung tunduk dan pasrah pada keadaan takdir kehidupan.

Penguatan Pendidikan Karakter diharapkan mampu untuk menempatkan peserta didik pada fitrah kemanusiaannya, yaitu memanusiakan manusia. Dalam pelaksanaannya akan memecahkan kebekuan dan kejumudan dalam berpikir serta memperkaya kreativitas peserta didik. Sehingga peserta didik akan terbiasa dan tidak gamang menghadapi tantangan arus globalisasi.

Jauh sebelum Pemerintah mencanangkan Penguatan pendidikan Karakter ini, Islam sudah mengajarkan tentang karakter atau akhlak kepada masyarakat Arab yang kemudian berkembang keseluruh penjuru dunia. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW “ sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”. Penguatan Pendidikan Karakter yang dilaksankan harus bersumber pada nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pandangan hidup bagi manusia Indoneia yaitu Pancasila.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Betul sekali pak, paparan yg komprehensif dan barakallah

13 Oct
Balas

Terimakasih ibuk, Salam literasi

14 Oct

Mantaps Pak...

13 Oct
Balas

Terimakasih ibuk

14 Oct



search

New Post