Tujuh belas tahun yang lalu seseorang menghadiahi saya sebuah buku sebelum dia kembali ke kotanya di pulau Sumatera. Dari sekian banyak buku yang saya miliki, buku ini menjadi buku terfavorit dan terspesial buat saya. Buku dan sampul nya sudah "lecek" karna terlalu sering dibaca. Atau mungkin juga karena yang memberinya orang yang spesial juga buat saya. Tapi itu salah satu faktor saja. Faktor utama saya sangat menyukai buku ini adalah buku ini berisi tentang makna CINTA dan KEBERSAMAAN.

Chicken Soup For The Couple's Soul

Berisi 71 kisah yang memberikan inspirasi tentang cinta dan kebersamaan. Buku terbitan Gramedia tahun 2000 ini di tulis oleh Jack Canfield, Mark Victor Hansen, Mark, Chrissy Donnelly dan Barbara De Angelis, banyak mengajarkan kita tentang arti cinta, kebersamaan, kesetiaan, dan kehilangan antara pasangan kekasih, suami istri dan keluarga.

Di lembar pertama buku ini saja saya sudah dibuat "baper"...

"Cinta adalah dorongan yang lebih kuat daripada apapun. Cinta tidak kasat mata, tidak dapat dilihat atau di ukur, tetapi cukup kuat untuk mengubah kita dalam sekejap, dan menawarkan kepada kita lebih banyak kebahagiaan daripada benda apapun yang mungkin kita miliki" (Barbara De Angelis).

Saya yakin bahwa kita semua pernah mencintai atau di cintai.

"Tak ada kejutan yang lebih ajaib daripada mengetahui bahwa diam-diam kita dicintai. Hal itu seperti merasakan tangan Tuhan di bahu kita" (Charles Morgan, hal.59).

Lalu apa sejatinya arti cinta. Cinta dan kebersamaan haruslah seiring. Cinta tetapi tidak bisa bersama bukan cinta namanya. Kebersamaan tetapi tidak ada cinta di dalamnya juga bukan cinta namanya. Jalan yang dilalui cinta sejati terkadang tidak pernah mulus.

"Hati kita belum hidup kalau belum pernah mengalami rasa sakit. Rasa sakit karena cinta akan membuka hati, bahkan bila hati itu sekeras batu" ( Hazrat Inayat Khan, hal. 147).

Namun hal tersebut tidak juga menutup kemungkinan bahwa bila cinta sudah bertahta, segala yang tidak mungkin menjadi suatu kemungkinan.

"Hanya bila kita benar-benar sadar dan mengerti bahwa waktu kita di dunia terbatas, dan bahwa kita tak punya cara untuk mengetahui kapan waktu kita habis. Maka kita akan menghayati setiap hari dengan sepenuh-penuhnya, seolah-olah hidup kita hanya tinggal sehari itu" (Elisabeth Kubler Ross, hal.149).

Pada halaman 237, tertulis sebuah puisi tulisan David L. Weatherford, yang membuat saya semakin "klepek-klepek" membaca buku ini.

Kekasihku kau adalah.....

Langitku yang cerah yang membuatku mabuk kepayang,

Ranjangku yang hangat pelabuhanku di kala badai,

Hadiah termanis untukku pembangkit semangatku,

Sahabatku yang terbaik sampai ajal menjelang,

Inspirasiku tujuan hidupku cahaya penerang siang dan malamku,

Penyembuh luka hatiku pendingin amarahku penyembuh sakit demam musim semiku,

Permataku yang langka jawaban atas doaku hati dan jiwaku yang menyempurnakan hidupku,

Sumber kegembiraanku penumbuh semangatku ketika aku jatuh,

Kau adalah yang terpenting diatas segalanya, aku tulis semua itu kalau-kalau kau tidak tahu.

.

Itulah sedikit gambaran dari buku ini. "Satu hal yang membuat kita merasa selalu kekurangan adalah cinta. Dan satu hal yang tak pernah cukup banyak kita berikan adalah cinta" (Henry Miller).

Tapi apapun itu cinta sejati hanyalah pada sang kuasa. Karena sebaik-baik tempat kembali adalah hanya padaNya. Jangan pernah berhenti mencintai dan di cintai selama nafas masih di raga kita.

Semoga bermanfaat