Hampir dua puluh tiga tahun lebih saya tidak lagi merasakan sensasi dan nikmatnya "jangan boros" yang lezat dan khas ini.

Yaa..saya merasakan nikmatnya "jangan boros" (sayur temu kunci) antara tahun delapan puluhan hingga sembilan puluh empatan, ketika bapak saya bertugas sebagai polisi hutan di daerah Mantingan kecamatan Bulu kabupaten Rembang Jawa Tengah.

Sebagai anak rimbawan "jangan boros" ini menjadi menu utama keluarga kami yang tinggal di asrama di antara lebat nya hutan jati terutama di musim awal penghujan seperti sekarang ini.

Tanaman kunci termasuk kedalam jenis tanaman temu-temuan seperti temulawak dan lengkuas. Tanaman dengan bahasa latin Bosenbergia pandurata ini oleh masyarakat di daerah JawaTengah, khususnya Rembang dan sekitarnya, digunakan sebagai masakan atau sayur. Dalam bahasa jawa sayur di sebut juga dengan "jangan".

Tanaman boros biasanya tumbuh subur dan liar di bawah pohon jati diawal musim penghujan.. Yang biasa di "jangan" (disayur) dari tanaman kunci ini adalah bagian tunas yang belum mekar daun sejatinya. Umbinya bulat kecil seperti kencur, tetapi gilig dan memanjang. Berwarna kuning keputih-putihan, dan baunya sangat khas.

Di daerah Rembang dan sekitarnya tanaman boros ini di "jangan" lodeh. Dengan bumbu bawang putih, bawang merah, ketumbar, kemiri, lombok dan terasi (bagi yang suka), disantani dengan pelengkap daun jeruk, daun salam, dan laos. Dan untuk menambah nikmat "jangan boros" diberi tambahan ikan panggang (ikan asap) dan pete. Aduuuuhhhh..... sampai terliur membayangkannya.

Sayangnya sejak tahun sembilan puluh empat, ketika bapak pindah tugas di kota minyak Cilacap, saya tidak bisa lagi menemukan dan merasakan kelezatan "jangan boros" ini.

Sebenarnya selain di daerah Rembang, daerah lain di Jawa Tengah seperti daerah asal suami saya Grobogan, mudah juga di temui "jangan boros". Hanya saja setiap kali saya ada kesempan pulang mudik, tunas boros ini tidak bisa dijumpai karena memang belum musim nya bersemi.

Kerinduan pada "jangan boros" kembali mengusik ingatan dan lidah saya manakala teman-teman semasa sekolah di SMP dulu banyak mengunggah "jangan boros" nya di media sosial. (sungguh terlalu kalian teman......)

Semoga dilain waktu bisa diberi kesempatan dan rezeki untuk kembali ke Rembang menikmati kelezatan "jangan boros" sekaligus bersilaturahim dengan sahabat-sahabat lama tercinta.

"Jangan boros" yaaaaaaaa......