Heny Sugiharti

Guru, Pemilik dan Pekerja Seni di Khamiiliacraft Samarinda. Kota asal Cilacap JawaTengah (ora ngapak ora kepenak). Aktifitas pengrajin dan pekerja seni di KHAM...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sebuah Titik Jenuh

Sebuah Titik Jenuh

Tiga hari yang lalu saya bertemu dengan sejawat saya seorang guru honorer di sebuah lembaga Taman Kanak-kanak yang sudah dua bulan terakhir ini tidak saling bertemu di aktivitas dan kegiatan profesi guru. Lama saya mengenal beliau. Beliau sosok yang ramah, santun dan memiliki kemampuan seni merias wajah.

Setelah saling melepas rindu, beliau menceritakan suatu hal yang membuat saya tak percaya. Ya.. beliau telah resign dari aktivitas mengajar di taman kanak-kanak setelah enam belas tahun beliau mengabdi sebagai guru honorer.

"saya berada di titik jenuh yang paling dalam yang tak seorangpun bisa menolong kecuali diri saya sendiri mba" itu alasan yang beliau sampaikan ke saya. Dan saya pun tidak mampu berkomentar lagi.

Enam belas tahun mungkin bukan waktu yang singkat untuk beliau sehingga beliau merasakan sebuah titik jenuh yang begitu besar dalam perjalanan di dunia kanak-kanak.

"Bukan saya tak cinta anak-anak, saya sangat mencintai mereka, sangat merindukan mereka, dan mereka juga yang membuat saya bertahan selama ini" sambung beliau.

Manusia siapapun dia (termasuk saya), pasti pernah mengalami sebuah kejenuhan. Hal itu sangat manusiawi. Ketika ada seseorang yang mengalami rasa jenuh dalam kehidupannya tentu saja hal terbaik adalah mendekatkan diri pada sang kuasa, berserah diri dan tawaqal kepada yang esa diikuti rasa syukur dan ikhlas.

Namun jika ada seseorang yang menemukan sebuah titik jenuh yang besar dalam kehidupannya dan kemudian orang tersebut memutuskan hal yang menurut kebanyakan orang dianggap sebuah keputusan yang salah dan didasari tanpa rasa syukur, selayaknya kita tidak perlu berprasangka buruk apalagi menghujat dengan opini yang menyakitkan tentang keputusannya tersebut. Toh kita juga tidak bisa menolongnya atau memberi kehidupan yang baik untuknya kan ?

Sebagai sejawat saya tentu kurang setuju dengan keputusan beliau. Namun sebagai sahabat saya tentu saja mendukung apapun keputusan beliau tanpa harus melemahkan beliau. Jika beliau tidak lagi berkarya di dunia kanak-kanak, saya yakin beliau pasti akan berkarya di bidang yang lain. Selama beliau tidak kehilangan kepercayaan dan motivasi dalam hidup maka saya akan selalu mendukung apapun yang beliau lakukan sekarang.

Pernahkah anda merasakan titik jenuh sebagai seorang pendidik...???

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post