Hepta

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Toilet Sekolah. Mengapa Penting?

Toilet Sekolah. Mengapa Penting?

Siang pas jam istirahat sekolah. Anak lelaki saya tergopoh-gopoh masuk rumah dan langsung menuju toilet. Jarak antara sekolah dengan rumah memang dekat. Saya tesenyum. Tak berapa lama dia keluar.

"Memang di sekolahmu gak ada toilet?"

"Ada, Yah.. tapi mampet. Mau pipis aja kadang gak ada air."

"Semua toilet?"

"Ya gak. Kalau toilet guru bagus. Tapi gak boleh dipake murid. Pintunya aja dikunci."

*******

Saya lalu teringat waktu masih sekolah di SD dulu. Rentang waktunya sudah jauh. Namun kondisinya masih sama. Toilet di SD saya dulu hanya ada 4 pintu. Toilet murid perempuan 2 pintu, murid laki-laki 1 pintu dan toilet guru 1 pintu. Jumlah murid? Banyak. Ratusan.

Toilet perempuan kondisinya masih lebih baik dari toilet anak laki-laki. Lebih bersih tapi airnya kadang macet, tidak mengalir. Toilet guru? bersih tapi selalu dikunci. Tak seorang murid pun bisa memaka toilet guru meski kondisinya, menurut kami saat itu, sudah amat sangat mendesak.

Mengapa kondisi toilet sekolah rata-rata masih memprihatinkan? Ini yang menjadi PR kita bersama. Memajukan mutu pendidikan harus didukung oleh kesehatan peserta didik dan lingkungan yang bersih. Salah satu upaya meningkatkan mutu kesehatan adalah dengan cara menyediakan sarana sanitasi yang bersih dan menyehatkan termasuk toilet.

Dalam www.liputan6.com (2014) melihat masih minimnya kebersihan toilet yang ada di sekolah-sekolah di Indonesia, membuat kekhawatiran terhadap kesehatan anak. Pakar kesehatan anak, dr. Rouli Nababan, Sp.A. menjelaskan selain menjadi sarang penyakit, toilet kotor bisa menganggu pendidikan.

Rouli pun mengungkapkan beberapa kriteria toilet ideal di sekolah, sepert:

1. Jumlahnya cukup

Menurut Rouli, jumlah toilet harus sebanding dengan jumlah murid dan berdasarkan tingkatannya. Ia menyontohkan, untuk SD baiknya 1:25 (artinya, artinya 1 toilet untuk 25 murid), SMP 1:50 dan SMA bisa 1:75.

2. Dipisah sesuai gender

Selain jumlahnya cukup, toilet anak juga harusnya dipisah antara laki-laki dan perempuan.

3. Dibersihkan setelah 3 orang pakai

Ini yang penting dan kerapkali diabaikan. Dalam menjaga kebersihan toilet, hal ini sering menjadi masalah karena tidak semua sekolah memiliki penjaga toilet yang rutin membersihkan.4. Kering

Toilet yang bersih adalah toilet yang tidak basah. Sebab kondisi berair dan lembab bisa memicu kuman berkumpul.

5. Higienis

Selain bersih, toilet untuk anak di sekolah juga baiknya harus higienis.

6. Desain khususToilet yang bersih tak cukup menghindari kuman. Rouli mengatakan, desain khusus bisa dirancang seperti:

- Untuk TK dan SD (4-7 tahun), usahakan toilet berwarna cerah, terang dan cukup ventilasi, kemudian tinggi watafel dan kaca disesuaikan, tidak perlu pembatas dengan pintu terkunci.- SD (8-11 tahun), penting untuk menyertai gambar yang menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan kebersihan dan kesehatan, ada pembatas antar toilet yg tertutup, ada pemisahan gender.

- SMP-SMA (12-18 tahun), penting untuk menyediakan tempat pembuangan pembalut dan toilet harus terjaga privasinya.

Toilet sekolah, menurut saya, dapat mengajari siswa-siswi secara langsung mengenai masalah kesehatan dan sanitasi. Oleh sebab itu, toilet sekolah merupakan hal yang penting dan harus mendapat perhatian yang lebih serius. Toilet sekolah sama pentingnya dengan RKB, perpustakaan atau pun ruang guru/kantor.

Jumlah toilet yang cukup, berkondisi bersih akan membuat siswa dan siswi nyaman di sekolah. Pernahkah Anda menjumpai sekolah yang berbau air seni? Baunya menguap kemana-mana. Saya yakin ini akibat toilet yang tidak memadai. Selain memang kadang ada beberapa murid yang "bandel" dan "iseng".

Memang sulit mewujudkan kondisi yang ideal tapi kita bisa. Bagaimana dengan rasio jumlah toilet dengan siswa? Menurut WHO/UNICEF, jumah ideal toilet perempuan adalah 1:25 dan toilet laki-laki 1:40.

Yuk, perlahan kita ke arah itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post