Heriansyah Heriansyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

GENERASI PENERUS BANGSA

Pada jam pelajaran 5 setelah jam istrahat Ruangan Perpustakaan tampak berisi dengan sekumpulan para siswa kelas IX. C yang sedang sibuk mencari buku ada yang sedang mencari buku pelajaran IPA, ada yang sedang membaca cerita pahlawan nasional, da ada pula siswa yang sedang membaca Koran untuk mengetahui perkembangan berita masa kini, terlihat diluar jendela tampak pak Ramli sedang berjalan di depan perpustakaan untuk memeriksa kondisi kelas, beliau adalah Guru Bimbingan Konseling di sekolah kami, Pak Ramli terhenti ketika menatap siswa dengan memusatkan perhatian ke dalam perpustakaan dengan menggerutu dalam hati.” Wah ternyata Siswa Kelas IX.C Loh Kok Bisa yah jam pembelajaran mereka di perpustakaan, jangan – jangan anak – anak belajar di dalam perpustakaan dengan Bapak / Ibu Gurunya”. Sahutnya beliau segera menuju ke depan perpustakaan untuk memastikan, kriukkkkkk….terdengar suara dorongan pintu kemudian kepala Pak Ramli untuk melihat Kondisi Ruangan perpustkaan.

“ Asssalamu Alaikum Wr.Wb.. Anak Anakku..! Hari belajar apa nak..” dengan wajah tersenyum ramah kepada siswa. Para Siswa dengan serentak menjawab salam dari Pak Ramli.”Waalaikumussalam Wr.Wb Pak”. Kemudian langsung disambung oleh Ketua Kelas IX.C Fahril.”Maaf Pak, Saya belum Sempat mohon Izin kepada Bapak, Bahwa Ibu Niar Tidak Sempat masuk beliau Sakit Pak”.

Kemudian Pak Ramli dengan kepala mengangguk”. Ouh Iya Nak, Berarti Hari Belajar Mata Pelajaran IPA yah nak ?” Kata Pak Ramli dengan mengerutkan keningnya untuk memastikan.

Fahril dengan santun menjawab pertanyaan pak Ramli.” Iya Pak.”.

Tiba Tiba terdengar Suara di belakang meja peminjamaman buku perpustakaan terdengar suara Bu Narti sambil berdiri dan terdengar suara tarikan kursi kreeekkkkk.” Saya Mohon Maaf Pak, sebelumya Bu Niar sudah berpesan agar siswa kelas IX.C belajar di perpustakan ini.” Sahut bu nia dengan senyum. Tiba tiba handpohone pak Ramli berbunyi, beliau pun segera merogoh kantong celananya yang sebelah kanan untuk melihat nama panggilannya.” Maaf ya bu saya terima telepon dulu, wah ternyata Bapak Kepala Sekolah Pak Aziz, Bu.! Sahut Pak Ramli ke ke Bu Narti”. Bu Narti segera mempersilahkan Pak Ramli.

“angkat dulu teleponnya siapa tahu ada informasi penting Bapak Kepala Sekolah”. Sahut Bu Narti, Pak Ramli pun dengan sigap mengangkat telepon dari Bapak Kepala Sekolah.

“ Assalamualaikum Wr wb Pak Ramli” Sahut Pak Aziz dari ujung telepon sana, suaranya pun menggema di dalam ruangan ternyata pak Ramli menggunakan nada Loudspeakter di Handphonenya.

“Walaikumussalam Wr. Wb. Pak Kepsek, Mohon maaf sebelumnya apak ada yang saya bisa bantu pak”. Sahut Pak Ramli dengan santun untuk menerima informasi dari Bapak Kepala Sekolah.

“Saya Mohon Maaf Pak Ramli, saya lupa baru saya mau sampaikan ke Bapak, bahwa bu Niar hari ini tidak masuk sekolah karena Beliau hari kurang sehat atau sakit” Sahut Pak Aziz diujung telepon sana. Pak Ramli kemudia menjawab.”Iya Pak, Tadi Bu Narti sudah Konfirmasi, langkah selanjutnya apa yang saya bisa bantu”. Imbuh Pak Ramli yang siap menerima tugas dari kepala sekolah.

“ Begini Saya Mohon Bantuan untuk mengisi kelas Bu Narti dengan memberikan semacam motivasi belajar atau wejangan kepada anak – anak kita ya Pak. Sahut Pak Aziz dengan penuh harap.

“ Iya Pak, Insya Allah akan saya laksanakan” Kata Pak Ramli dengan senyum.

“Terima Kasih Pak Ramli yah atas bantuannya, saya mohon pamit, Assalamu alaikum Wr Wb.” Ucap Pak Aziz yang mengakhiri pembicaraan diujung telepon sana. Pak Ramli dengan Sigap menjawab ucapan salam,” Waalaikumussalam Wr.Wb, Iya Pak terima kasih”. Tut tut tut…..Tanda nada telepon Pak Aziz yang mengakhiri pembicaraan. Pak Ramli dengan penuh semangat menghela napas menatap berjalan di sela sela bangku meja perpustakan dan tiba tiba mata pak ramli tertuju di sebelah kanannya, beliau melihat salah seorang Siswi yang bernama Nuraeni dengan buku kisah perjuangan Indonesia di depannya.

“Waduh Nak Nuraini lagi Baca buku kisah perjuangannya ya ?pasti bagus dan menarik kisahnya”. Ucap Pak Ramli dengan nada meyakinkan Nuraini agar lebih semangat membaca.

“Iya Pak Tadi Saya Sempat saya resume buku ini Pak ternyata banyak nilai moral yang bisa jadi pelajaran berharga Pak, bagi siswa –siswi di sekolah ini”.Ujar Nuraini dengan penuh semangat.”. Pak Ramli pun kemudian mengambil inisiatif untuk jam mengisi lowong ini dengan menanamkan nilai karakter.”

“uhhmm.. sebaiknya saya berikan wejangan nilai karakter kepada anak- anak ini untuk mengisi jam kosong Ibu Niar.” Gumam Pak Rahim dalam hati sambil tangan kanannya memegang dagunya sambil mengangguk!. Pak Rahim segera memanggil para siswa kelas IX.C.

“Baik Anakku semua mohon perhatian anak-anakku semua , Bapak akan berbagi informasi dengan kalian”. kemudian para siswa secara bersama menyahut.” Iya pak.” Sambil memperbaiki duduknya untuk fokus dari arahan Pak Rahim.

“Nah Anakku Semua saya tertarik dengan buku bacaan yang dibaca oleh teman kalian Nuraini, Bapak rasa perlu disampaikan kepada kalian sebagai anak bangsa.” Sahut Pak Rahim yang mulai serius memberikan arahannya.

“ apa itu Pak” Kata Fahril dengan penuh perhatian.

“buku yang dibaca oleh teman kalian adalah Kisah Para perjuangan pahlawan di Negara kita tercinta ini, menurut buku tersebut memberikan sebuah inspirasi bagi saya pribadi dan utamanya bagi kalian semua berupa nilai-nilai yang perlu kalian kembangkan sebagai seorang pelajar penerus generasi bangsa ini.” Terang Pak Rahim sambil tangganya ikut bergerak kesana kemari.”wah bagus sekali sebagai bekal kami di masa depan Pak.” Imbuh Raif Anggota kelas IX.C yang mulai tertarik dengan ucapan gurunya.

“sebelumnya Bapak sempat membaca buku kisah kepahlawanan yang dibaca oleh temammu Nuraini, dari buku tersebut pada intinya ada nilai-nilai peninggalan dari para pahlawan, dari Pangeran Diponegoro, Cut Nya Dien, Kapitan Pattimura, R.A Kartini hingga Soekarno, dari tangan tangan beliaulah memperjuangkan bangsa ini berdasarkan nilai-nilai ini”. Terang Pak Rahim menjelaskan dengan hikmat.

“ apa itu Pak jadi tidak sabar nih, mau tahu nilai apa yang diterapkan”. Imbuh Nawir anggota siswa kelas IX.C tampak menggebu-gebu.

“Anakku nawir sudah mulai semangat yah, untuk meneladani nilainya. Nah ini Bapak sudah mau mulai menjelaskan”. Imbuh Pak Rahim Tampak senang melihat anak didiknya sudah mulai termotivasi.

“iya pak”. terang Nawir sambil tersipu malu.” Nah Anakku semua nilai pertama adalah adanya rasa ikhlas atau rela berkorban mengorbankan waktu, tenaga, hingga nyawanya menajdi taruhan itu yang bisa menjadi panutan bagi anakku semua”. Ucap Pak Rahim dengan penjelasan lantang.

“terus contoh panutan bagi kami sebagai seorang pelajar apa Pak ? Ucap Nayla gesture muka skeptis.”

“banyak contoh yang bisa kita teladani Nak Nayla, salah satunya keihlasan kalian dalam menjaga sekolah kebersihan di sekolah kita ini tanpa perlu diawasi atau disuruh oleh Bapak/Ibu gurunya, bagaimana ?”. Ucap Pak Rahim dengan menadahkan tanganya kearah Nayla setelah menanggapi pertanyaan siswinya.

“iya Pak, saya sudah paham, terima kasih penjelasannya”. Sahut nayla,

“nilai yang kedua yang bisa jadi contoh adalah membela keadilan atau kebenaran sebab, jika anakku tida adil tentu saja dampak negatif, apa ada diantara kalian yang tahu ?”. terang Pak Rahim yang melontarkan pertanyaan kearah siswanya.” Tantang Pak Rahim Kepada Siswa Kelas IX.C

Sang ketua kelas pun Fahril mengacungkan tangannya.”Saya Pak, coba jawab”. Pak Ramli memberikan kesempatan kepada Fahril.”Silahkan nak Fahril”.

“ contoh keadilan dalam kehidupan sehari-hari seperti berteman dengan siapapun tanpa memandang perbedaan pak”. Imbuh Fahril dengan harapan jawaban yang disampaikan benar.

Pak Ramli memberi apresiasi kepada Fahril atas jawabannya Betul Nak, bagus sekali jawabannmu ayo nak tepuk tangan buat Nak Fahril”. Seketika itu juga kelas menjadi riuh Karena gemuruh telapak tangan yang saling bertubukan.”berarti anak-anakku semua sudah mulai memahami nilai-nilai karakter, harapan Bapak kalian semua meneladinya”. Ucap Pak Ramli dengan riang.

“ karakter ketiga adalah keberanian anakku sekalian, nah kalian perlu mengetahui bahwa keberanian bukaj dalam hal tanpa rasa takut tetapi tidak mudah menyerah dan berpegang teguh pada prinsip.” Ucap pak Rahim yang mengambil kursi kemudian duduk di depan meja.” Tak lama kemudian nayla kembali mengacungkan tangannya.”terus contoh nyata yang kita petik dalam kehidupan sehari hari apa apak ?.”

Pak Ramli sempat terdiam sejenak dan memikirkan dan tak lama kemudian.”ehhmm contohnya nyatanya seperti ini nak berani membela teman sekolah kalian yang dibully walaupun resikonya terkena bullyian.” Ucap Pak Ramli dengan jawaban yang tegas.

“Bagaimana anakku semua ada pertanyaan yang lain”. Pinta Pak Ramli untuk mencoba menggali daya nalar siswa kelas IX.C. seluruh siswa saling berpandangan ada yang saling memberikan kode untuk memeberikan pertanyaan namun tidak ada yang menanyakan.

“Terakhir nak yah karena ini kurang lebih 5 menit lagi pergantian jam pelajaran sebelum saya menjelaskan karakter keempat ada yang bisa menjelaskan”. Imbuh pak Rahim untuk merangsang anak anak untuk berpikir mencari jawabannya.

“ saya pak.!” suara lantang Awaluddin mengagetkan seluruh siswa dalam kelas dan suasana menjadi gaduh tertawa karena ulahnya

“Mohon Maaf Pak dan teman teman , lagi semangat 45 nih mau coba jawab”

Pak Ramli menggelengkan kepalanya dan tertawa cekikilan melihat tingkah Awaluddin tadi dan meminta para siswa untuk kembali tenang. “ Sudah sudahBapak harap tenang, ayo dengan seksama kita denganr penjelasan teman kalian, Silahkan Nak Awal ?”. sambil mempersilahkan Awaluddin memaparkan penjelasannya.

Awaluddin pun berdiri dari kursi dan mencoba menjelaskan.”Terima kasih Pak dan teman teman yang saya hormati, saya mencoba untuk memaparkan karakter yang keempat.” Sahut Awaluddin mencoba membuat dirinya tenang.”senelumnya saya sudah sempat membaca buku tersebut, jadi menurut hemat saya karakter nilai yang keempat adalah persatuan dan kesatuan saling menghormati dalam keberagaman dalam perbedaan dan itulah Negara kita Indonesia yang dikenal dengan istilah bhineka tunggal ika, oleh karena itu sebagai pelajar penerus generasi bangsa kita harus menjujung tinggi istilah tersebut pak.” mendengar penjelasan Awaluddin, Pak Ramli kelihatan seriunskemudian termangguk setelah mendengar penjelasannya.”bagus sekali Nak Awaluddin penjelasan sudah sangat detail, sepertinya sudah paham betul ini”. Ungkapnya sambil memberikan tanda jempol tangan kanannya.

“terima kasih Pak”. imbuh awaluddin, tak lama kemudian bel pergantian Jam pelajaran ke 7 berbunyi Pak Ramli mengakhiri diskusi menarik ini,” sudah pergantian jam pelajaran anakku sekalian silahkan kembali ke kelasnya”. Pak Ramli kembali memberikan motivasi terakhir kepada para siswa untuk menananmkan karakter para siswa.” Nak sebelum kita pulang mari kita ucapkan yel –yel, kalau saya mengatakan ayo pelajar, maka anakku serentak dengan mengepalkan tangan ke atas mengatakan Kami penerus generasi bangsa, yuk kita mulai”. Pak Ramli memberikan aba-aba.”Ayo Pelajar..!!”.ungkapnya dengan suara lantang.

“ Kami penerus generasi bangsa”. Ucap seluruh siswa kelas IX.C dengan lantang

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

keren, guru yg kreatif dan solutif, mampu membantu rekanya jika berhalangan,.... semoga sukses selalu...

19 Jan
Balas



search

New Post