heri murtiatno

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
GURU YANG DIRINDUKAN

GURU YANG DIRINDUKAN

GURU YANG DIRINDUKAN

Bagian 2

Guru Harus Humoris

Guru yang humoris tentunya sangat disukai oleh murid-murid. Humoris bukan berarti guru itu harus menjadi seorang pelawak yang setiap hari tugasnya menghibur murid-murid dengan berbagai lelucon. Jika seorang guru terlalu banyak melawak di depan kelas, saya khawatir justru akan mengurangi rasa hormat murid kepada guru. Guru humoris adalah guru yang bisa memberikan sebuah hiburan kepada murid-muridnya, manakala situasi aktivitas pembelajaran di kelas membosankan. Itu disebabkan kelas terlalu serius misalnya. Di sinilah peran guru sangat penting, guru harus mengupayakan bagaimana caranya agar aktivitas belajar itu bisa mencair kembali. Salah satu caranya dengan menceritakan sebuah cerita humor yang lucu, sehingga murid-murid tidak lagi merasa bosan dan siap melanjutkan skenario pembelajarannya.

Ada baiknya di sela-sela pembelajaran, kita selingi dengan rasa humor. Humor tersebut tentunya humor yang sehat, cerdas, positif dan menyegarkan. Suasana kelas yang sudah terlihat membosankan, tegang, dan tidak nyaman bisa kembali kondusif, apabila guru melakukan selingan lelucon segar di tengah-tengah pembelajaran. Dengan demikian murid-murid merasa fresh dan bersemangat kembali untuk melanjutkan proses pembelajaran di kelas. Kegiatan pembelajaran di sekolah seharian juga bisa membuat murid-murid depresi atau tertekan. Melalui selingan humor ini, diharapkan mereka bisa tertawa dan terlepas dari belenggu ketidaknyamanan. Tertawa bisa membuat otot-otot yang tegang menjadi lentur, begitu pun otak yang stress bisa kembali segar dan siap merekam pelajaran kembali.

Guru yang humoris dapat menyulap suasana pembelajaran yang tadinya monoton dan menjenuhkan menjadi suasana yang menyenangkan. Kenapa demikian? Karena di setiap proses pembelajaran, guru tersebut selalu menyelipkan kegiatan humor, sehingga dapat membangkitkan gairah belajar siswa. Suasana kelas menjadi lebih hidup dan mengasyikan. Dan yang lebih hebat lagi, murid-murid merasa betah tinggal di kelas. Mereka menganggap bahwa pertemuan 2 jam tatap muka dengan guru yang humoris itu dirasakan masih kurang. Mereka akan selalu menantikan pertemuan-pertemuan minggu berikutnya (luar biasakan).

Beberapa dampak yang timbul diakibatkan oleh guru humoris diantaranya, suasana belajar menjadi hangat, kelas menjadi lebih hidup, tumbuh keakaraban antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Bisa kita bayangkan, suasana seperti itu tentunya akan membuat murid-murid jauh lebih mudah mengingat dan memahami bahan ajar/pelajaran yang sedang disampaiakan oleh guru.

Menjadi Guru humoris tidaklah mudah, guru humoris harus memiliki kreatifitas yang tinggi dan mau belajar dari pengalaman. Guru humoris berusaha dan bertujuan untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan yang terjadi di dalam kelas, ketika murid-murid sedang berinteraksi dengan pelajaran tertentu. Humor-humor yang akan ditampilkan guru di depan kelas tentunya tidak boleh sembarangan. Humor yang baik sebaiknya tidak keluar dari koridor pembelajaran. Guru humoris yang kreatif, tentunya akan membuat lelucon yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru itu. Ini bertujuan agar murid-murid lebih mudah mengingat materi pelajaran yang sudah disampaikan oleh guru.

Ketika guru akan menyelipkan dan menampilkan sebuah humor, tentunya guru itu harus mempersiapkan terlebih dahulu humor apa yang nantinya akan disampaikan kepada murid-murid di kelas. Usahakan humor-humor tersebut berkaitan dengan materi pelajaran yang akan dibahas. Masalahnya, Bagaimana caranya membangun rasa humor bagi guru, terutama guru yang tidak terbiasa bercanda alias serius. berikut ini adalah kiat-kiat bagi guru untuk membangun sense of humornya yakni, pertama guru harus menyempatkan diri menonton film-film humor. Kedua kumpulkan pengalaman hidup yang termasuk lucu sebagai bahan candaan di kelas. Ketiga, bacalah buku yang berisi lelucon yang nantinya akan diceritakan kembali kepada murid-murid. Dan yang keempat, guru juga bisa mengumpulkan gambar-gambar atau kalimat-kalimat yang bermakna lucu.

Guru tentunya harus memperhatikan waktu yang tepat, kapan semestinya rasa humor itu akan disisipkan. Jangan karena keasyikan bercanda dengan humornya, guru menjadi lupa waktu, akibatnya kelas menjadi gaduh tidak terkendali. Hasilnya bahan ajar tidak tersampaikan seutuhnya dan tujuan pembelajaran pun tidak tercapai.

Bahan humor/lelucon sebagai penyegar suasana di kelas tidak harus berupa cerita saja. Akan tetapi bahan humor bisa juga diambil dari gambar, foto, kartun atau video yang bisa dikaitkan dengan bahan ajar. Bahan humor haruslah mengandung estetika kesopanan. Bahan humor tidak boleh mengandung unsur pelecehan terhadap kekurangan orang lain. Karena humor yang seperti ini dapat menyinggung perasaan dan termasuk perbuatan mencela orang lain. Humor sebaiknya tidak dilakukan secara kebablasan. Dan humor sebaiknya bukan berbentuk lawakan yang terkadang menyangkut pribadi seseorang, politik, sara dan pornografi yang kurang bermanfaat. Setelah kita mengetahui begitu banyak dampak positif dalam pembelajaran yang disebabkan oleh humor, oleh sebab itu sifat humoris harus tertanam melekat di jiwa setiap guru.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

iya ditunggu ya...

30 Aug
Balas

mantep...nanti sys nulis "guru yang tak dirindukan" hehe

30 Aug
Balas

Bagus juga...

30 Aug
Balas



search

New Post