Heri Sucipto, M.Pd.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

PERSPEKTIF INOVASI KURIKULUM DALAM PEMBANGUNAN PENDIDIKAN BERMARTABAT

Pendidikan merupakan pondasi dalam mencetak kader emas penerus estafet pembangunan bangsa. Guru mengemban amanah sebagai ujung tombak dalam regenerasi tunas patriot pembangunan negara. Pembelajaran di kelas pasti bernilai lebih bila pembangunan karakter siswa lebih diprioritaskan dibandingkan dengan pencitraaan kognitif akademis siswa semata. Betapa hal tersebut adalah suatu kenyataan. Banyak kasus yang memaparkan tentang gajala depresi (stres) atau gangguan kejiwaan yang melanda dan menjangkiti siswa suatu lembaga pendidikan yang mereka tergolong cemerlang dalam mengembangkan kecerdasan intelektual namun tanpa diimbangi dengan kemampuannya dalam mengeksploitasi potensi secara wajar dan bijaksana. Banyak pula dari mereka yang pintar, tapi malah memintari orang lain untuk menzalimi, komersialisasi, keuntungan sesaat, bahkan korupsi terencana akibat salah kaprah dalam pemanfaatan negatif dari buah prestasi kemampuan akademis sewaktu duduk di bangku pendidikan dahulu. Pendidikan bermartabat menjadi parameter dari kedaulatan eksistensi pembelajaran di institusi pendidikan manapun.

Kurikulum yang inovatif merupakan landasan teoritis mewujudkan pendidikan yang bermatabat. Kurikulum yang ideal mampu menciptakan suatu konsep pembelajaran yang inspiratif, kolaboratif, dan inovatif sehingga hasil pembelajaran dinamis sesuai dengan tuntutan zaman. Dalam mendesain kurikulum yang inovatif tentu tetap memperhatikan aspek humanisme dan tidak semata pada intelejensia akademis siswa. Setiap mata pelajaran tentu memiliki karakteristik, potensi apresiasi, dan aspirasi siswa yang beragam. Jadi strategi pembelajaran yang “sehat” dan pembelajaran yang “cerdas” harus diciptakan secara populer dan sehati dari perangkat inti aparatur sekolah secara khusus dan seluruh warga sekolah pada awal setiap tahun ajaran agar pemerolehan hasil di akhir tahun ajaran dapat maksimal. Perlu kecermatan yang tinggi dalam usaha pengembangan karakter positif berkaitan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terintegrasi pada setiap mata pelajaran. Penguatan-penguatan urgensi mata pelajaran dalam proses pembelajaran dari tahapan pra, saat, hingga pasca pertemuan kelas atau di luar kelas dilakukan secara terpadu dan komprehensif.

Kemampuan pengelolaan kurikulum memegang peran fundamental terhadap kesuksesan pembelajaran pada suatu institutsi atau lembaga pendidikan. Pengelolaan kurikulum yang konstruktif, meliputi: perumusan arah kebijakan pendidikan intra kurikuler dan ekstrakurikuler di suatu sekolah yang seimbang, pemetaan kompetensi guru pengampu mata pelajaran berdasarkan keselarasan standarisasi pendidik, serta pemrograman jadwal akademis mata pelajaran yang serasi dengan alokasi waktu yang ditetapkan dengan memilah dan memilih untuk mendistribusikan mata pelajaran sesuai tingkat (bobot) mata pelajaran dan penempatan jam (waktu) ideal yang efektif dan efisisen baik rumpun golongan eksak, sains dan teknologi terapan, bahasa, sosial normatif, prakarya, dan lain-lain. Analisis terhadap pengejawantahan kalender pendidikan sangat penting untuk pengkajian dan penelaahan strategis demi perumusan relevansi hari efektif dan hari libur, penentuan waktu evaluasi tengah (mid), evaluasi semester, program intensif pembinaan remedial serta peningkatan kemampuan pengayaan siswa, hingga ujian sekolah dan ujian nasional menjadi parameter awal demi harmonisasi menjalani kegiatan belajar dan mengajar selama satu tahun ajaran.

Pembelajaran yang membangun seluruh aspek kecerdasan dimulai dengan kemampuan personal guru menggali minat dan bakat siswa secara tuntas dan berkesinambungan disesuaikan dengan kemajemukan latar belakang siswa. Ibarat suatu “kereta api”, maka kurikulum laksana “mesin lokomotif” yang tersusun dari rangkaian sistematis dan terpadu dengan program akurat, lalu guru bak “masinis” yang piawai mengemudikan kereta sesuai jalur rel yang tepat dan mumpuni dalam memahai rambu-rambu lalu lintas, kemudian siswa dapat diumpamakan sebagai “penumpang” yang setia menaiki dan berada dalam gerbong kereta menuju stasiun berikutnya. Dalam proses pembelajaran, apersepsi persuasif yang santun seperti “kunci” untuk membuka gerbang ilmu. Oleh karena itu, kepekaan guru dalam membahasakan tubuh dan menerjemahkan situasi awal pembelajaran sangat menentukan eksistensi fokus keseriusan dan keberlangsungan siswa dalam belajar. Guru kini bukanlah serba tahu, tetapi diwajibkan untuk tahu selera belajar siswa.

Jika diibaratkan “masakan”, maka setiap mata pelajaran dalam proses pembelajaran harus diolah sedemikian rupa dan disajikan semenarik mungkin di kelas atau pun di luar kelas dengan multi gaya penyampaian atau gaya pengajaran, variasi gesture tubuh, dan aneka kombinasi metode pengajaran yang kreatif dan inspiratif penuh keteladanan, berwibawa, luwes, ramah, serta sabar sehingga siswa dapat menikmati bahkan melahap esensi materi pelajaran dengan baik dan benar. Dedikasi guru dalam mendidik dan mengajar semata berpondasi pada itikat ibadah ikhlas dengan kemuliaan akhlak dan profesionalitas keilmuan yang membumi dengan kesahajaan yang luhur.

Dalam mengimplementasikan kurikulum yang kondusif, selain dari kapasitas dan kapabilitas guru, harus pula ditunjang dengan perangkat sarana dan prasarana (infrastruktur sekolah) yang memadai dan berdayaguna. Koordinasi dan komunikasi antar sesama guru, antar guru dan siswa, antar sekolah dengan pemangku kebijakan kurikulum pendidikan senantiasa harus terjaga kondusif agar keberhasilan manajemen kurikulum terealisasi maksimal dan perkembangan akses informasi dan data terkini berkenaan dengan kepentingan kemajuan kurikulum dapat diaktualisasikan dengan baik. Adaptasi inovasi kurikulum terhadap dinamika globalisasi kehidupan mendorong kepekaan dan kepedulian aparatur sekolah untuk merespon peradaban zaman yang pesat tanpa mengabaikan adab norma masyarakat atau tanpa mengalpakan kearifan budaya lokal.

Pada kurikulum, inovasi penerapan pendidikan karakter menjadi prioritas pertama dan utama agar kelak hasil pembinaan terhadap siswa selaku peserta didik dapat teraktualisasi pada pembiasaan kehidupan peserta didik di luar lingkungan masyarakat pasca kelulusan sekolah. Penanaman nilai-nilai religious, moral, humanisme, dan respek sosial selalu dikedepankan dalam tindak konkrit inovasi kurikulum demi mengkader siswa agar lebih berkarakter unggul, lebih mengenal potensi diri, mampu menyederhanakan sifat, sikap, tutur kata, dan tingkah laku yang positif dan bermanfaat bagi kehidupan sebagai generasi muda yang tangguh dan bertanggungjawab. Guru tidaklah patut menuntut kaya dari segi materi, namun seyogyanya mampu mewariskan keteladanan budi pekerti pada seluruh siswanya. Pada hakikatnya bila guru ikhlas dan cerdas mengajar maka siswa pun semangat dan ceria belajar. Bila sekolah telah berhasil menginovasi kurikulum semoga citra pendidikan lebih bermartabat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post