Tantangan menulis 365 hari di blog gurusiana merupakan tantangan menulis tanpa jeda selama 365 hari. Apabila satu hari tidak menulis gugurlah tantangan tersebut dan harus mengikuti dari awal lagi.

Banyak teman-teman jatuh kejurang berkali-kali (istilah sehari tidak nulis di blog gurusiana mungkin lupa, ketiduran atau ada kegiatan lainnya), ada yang bangkit lagi ada pula yang tidak melanjutkan tantangan.

Tantangan ini menurut saya sangat menantang sekali, setelah membaca teman-teman bercerita masuk jurang di grup WA. Wah kok yo menantang sekali ya dalam hati saya berkata “ apakah saya bisa mengikutinya ?.

Akhirnya saya mencoba mengikuti dan mohon dahulu izin sama suami dan anak saya. Izinpun diberi warna hijau yang artinya ayo segera jalan mencoba tantangan baru. Tantangan ini lama-lama membuat saya memperlancar untuk menulis artikel, baik cerpen, kolom, reportase, puisi dan pentigraf.

Pada mulanya saya sangat sulit untuk membuat kata-kata di awal menulis. Untuk memperlancar menulis aya mengikuti Pelatihan menulis di Majalah Literasi dan sering membaca artikel di blog gurusiana dan berita di koran atau internet.

Selama mengikuti tantangan ini saya mengalami beberapa hambatan dan kemudahan. Kemudahannyan, pada saat saya melihat kejadian yang aneh, lucu dan unik dalam sehari terkadang saya bisa menulis 2 artikel, yang nantinya bisa diaploud hari berikutnya pada saat sedang sibuk atau capek.

Capeknya kerja sehari sampai tidak bisa menulis disela-sela kegiatan, sampai pernah saya ketiduran dan untung terbangun sebelum saatnya dead line pukul 23.59 WIB. Untung punya cadangan artikel jadi tidak terlalu gugup.

Pernah juga saya selama 20 menit lagi dead line bikin tulisan, rasanya hati deg-deg pyar terbayang nanti pada saat aploud tulisan di blog gurusiana jaringan atau sinyal eror dan akhirnya jatuh kejurang dan mengulang lagi dari awal.

Yang paling membuat saya tidak bisa konsentrasi menulis adalah pada saat anak saya sakit dan diopname di rumah sakit selama 6 hari. Otak saya benar-benar blank, kacau dan saya hanya bisa duduk disamping rànjang rumah sakit dan selalu memandangi anak saya dengan untaian doa-doa yang selalu saya ucapkan untuk meminta segera dipulihkan sakitnya pada Allah SWT. Tidak lupa juga saya selalu ucapkan shalawat Nabi Muhamad SAW tidak henti-hentinya yang akhirnya saya punya ide menulis walaupun satu paragraf hanya menulis tentang Nabi Muhamad SAW. Sempet temen saya japri di WA dan menanyakan keadaan saya karena membaca aploudan saya di blog gurusiana yang hanya satu paragraf dan seharusnya ada paragraf-paragraf lain agar lebih perfect tulisannya.

Support keluarga secara penuh, yaitu suami dan anak saya yang tidak ada hentinya. Remembering dari suami dan anak saya setiap hari, baik pada saat dirumah atau sedang bepergian. "Ibu sudah nulis belum hari ini, nanti lupa ?" ini adalah kata-kata yang selalu diucapkan suami dan anak saya setiap hari. Apabila saya ketiduran saya selalu dibangunkan. Hal ini membuat saya bisa menembus puncak 365 hari menulis tanpa jeda.

Selama mengikuti tantanga 365 hari menulis tanpa jeda saya mempunyai satu buku solo dan 6 buku antologi lomba menulis setiap bulan yang diadakan Media Guru Indonesia. Semoga Media Guru semakin sukses selalu.

Biodata Penulis :

Heri Trianingsih, S.P, lahir di Pakem tanggal 18 Maret 1972. Profesi sebagai guru Keterampilan Agribisnis Perikanan Air Tawar di Kementerian Agama Kabupaten Brebes yang diperbantukan di MAS Al Hikmah 2 Benda, Kec. Sirampog Kabupaten Brebes Jawa Tengah.