Energizer Belajar
Energizer Belajar Siang itu, di sebuah kelas pada jam terakhir (9 dan 10). Wajah-wajah lesu nan letih tergambar jelas dari raut muka sebagian besar siswa. Beberapa anak merebahkan badannya di sandaran kursi, beberapa anak menjatuhkan kepalanya di meja sambil melepas penat dan sebagian yang lainnya asyik memainkan ibu jarinya di gawai. Sebuah pemandangan yang sangat menantang. Dengan suara lantang saya menyapa mereka dengan salam dan bertanya kabar siang itu. Suara keras akan menjadi energizer yang membangunkan mereka dari kelelahan karena semenjak pagi belajar bernagai macam pelajaran.Karena semenjak pagi mereka melakukan aktifitas yang sangat padat dan rigid. Wajar saja kalau otot bahu dan syarafnya menjadi tegang penuh kelelahan. Saya kemudian berdiri persis di tengah-tengah mereka. Sambil tersenyum saya memancing mereka dengan pertanyaan santai. Kemudian saya memulai meminumkan pil energizer dengan sebuah kisah inspiratif yang menyentuh hati dan membasuh kepenentan siswa. Tidak beberapa lama kemudian, muncul tawa dan senyum yang merekah. Setelahanya untuk memastikan mereka telah bersiap untuk belajar, maka saya ajak mereka bermain icebreaker/booster game sederhana dengan cara bertepuk tangan. Tepuk tangan ini menjadi penting karena bertemuany atelapak akan merangsang-syaraf-syaraf tubuh yang akhirnya akan mengembalikan mood belajar siswa. Setelah siswa siap belajar, maka mereka saya ajak secara berkelompok untuk mengembangkan kecerdasan dan ketrampilan literasinya dengan membaca sebuah teks. Saya mengajak mereka untuk memahami teks secara sederhana. Mereka bekerja dalam kelompok kecil berjumlah dua siswa. Dalam waktu 20 menit mereka harus meresapi isi bacaan dan menyedor sebanyak mungkin pengetahuan dan informasi penting yang terdapat dalam bacaan tersebut. Dalam kegiatan kelompok ini secara otomatis ada proses belajar bersama baik mengenai lexis, grammar dan semacamnya. Maka, majulah masing-masing kelompok satu persatu untuk berbagi pengetahuan dan informasi yang ditemukannya di bacaan. Saya mendorong siswa lain untuk mempertajam temuan kelompok lain dengan mengajukan pertanyaan. Ada banyak pertanyaan berkualitas yang muncul dan menjadi semacam trigger bagi siswa untuk mengeksplor lebih jauh "kenakalan" pikiran mereka terhadap suatu fenomena. Tidak terasa, asyiknya berdiskusi melupakan gerak jarum jam dari menit-kemenit. 10 menit yang tersisas saya gunakan untuk penguatan materi dan evaluasi singkat. Akhirnya kelas siang itu saya tutup dengan menyanyikan secara bersama-sama lagu "Pada Hari Minggu" Pada hari minggu kuturut ayah ke kota, naik delman istimewa kududuk di muka......wajah ceria mereka terpancar jelas sambil bertepuk tangan dan saling menggoda satu sama lain. Kebersyukuran menutup akhir pelajaran siang itu. Sampai ketemu minggu depan ya gaes!!!!#Seize your day!!!!
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar