Menjadi Pembimbing Akademik program SKS adalah pengalaman baru yang berharga. Sebagai rintisan awal program SKS di sekolah, perjalanannya akan banyak bersinggungan dengan tantangan dan permasalahan. Saya meyakini jikalau setiap tantangan yang muncul akan mewujud menjadi gumpalan pengalaman yang akan memperkaya pembelajaran kita nantinya. Inilah kesempatan belanja masalah sebanyak-banyak sebagai bahan utama meracik pembelajaran yang lebih bermakna di kemudian hari. Aha!!! Ternyata Jadi pendidik itu musti semangat dan menjadikan setiap tantangan sebagai peluang untuk mendulang kebaikan dan keberhasilan.Sebagai contohnya, pagi ini saya berdiskusi dengan kolega terkait “anak asuhku” di kelas. Konon, mereka sangat sulit diatur, suka bikin gaduh kelas, dan banyak bikin guru pengampu menggaruk kepala dan mengkerutkan kening karena “ketidaknyamanan” yang diciptakan mereka. Menanggapi keluhan kolega tersebut, mengingatkanku pada sebuah cerita tentang seorang guru di Amerika Serikat yang diberi jam mengajar di kelas yang super “Nakal”. Kenakalan kelas tersebut membuat siapapun yang mengajar mati selangkah! Siapapun yang masuk di kelas tersebut dibuat tidak”betah” berlama-lama dan pingin “skip” begitu saja. Seorang guru baru datang dan bertugas di kelas “super” tersebut. Sang kepala sekolah mengatakan bahwa kelas yang akan diampuhnya adalah kelas yang berisi anak-anak cerdas. Mendengar akan mengampu kelas dengan anak-anak yang cerdas, berbahagialah sang guru baru tersebut. Dengan langkah pasti dan penuh gairah, sang guru tersebut mulai memasuki kelas tersebut. Betapa bahagianya sang guru baru bertemu dengan siswa “cerdas”, cara memperlakukan siswa di kelas tersebut sangat elegan, melayani dengan penuh semangat dan tidak terbersit dibenaknya sedikitpun jikalau siswa yang ada dihadapannya adalah siswa dengan prilaku dan semangat belajar terjelek di sekolah tersebut. Persepsi dan keyainan awal yang dimiliki sang guru baru telah mengubah kelas tersebut menjadi sangat menyenangkan dan pembelajaran mengalir dengan sangat bagus. Kondisi inilah yang kemudian di kenal dengan PIGMALION EFFECT. “The state of your life is nothing more than the reflection of your state of mind”.Saya dalam membelajarkan anak, salah satunya banyak terinspirasi oleh cerita perjuangan dan kegigihan seorang pendidik dalam belajar bersama dan memaknai sisi kehidupan yang tidak tersentuh oleh dunia pendidikan kita semacam semangat, kejujuran , keberanian, pengalaman dan sebagainya. Sosok-sosok yang menginspirasi sebagaimana terdapat dalam film “ Forest Gum”, “ Dead Poet Society”, “Gokusen”, “Seito Shokun”, Laskar Pelangi” dan semacamnya. Saya semakin meyakini jikalau kemuliaan seorang pendidik terletak pada keikhlasan dan kesungguhannya dalam membimbing dan mewarnai kehidupan anak didiknya dengan lebih bermakna dan bermartabat. Kemuliaan itu juga terdapat dalam kemampuannya memantik api dan semangat belajar. Mengantar anak didiknya pada gerbang kearifan dan kebajikan bermakna. Alhamdulillah, saya berkesempatan membimbing mereka yang dianggap” Nakal”, karena disitulah pengalaman dan kemulianku sebagai pendidik menemukan ruang hidupnya.” . Lembaran kehidupan bersama mereka akan menjadi goresan penuh suka cita dalam memahat lompatan hidup mereka. Semoga tantangan ini menjadi milestone keemasan mereka kelak di kemudian hari, amin. I am a teacher who take a hand, Open a mind and touch a heart of my beloved students#Seize the day!