Poolmoo: Sekolah Anti Mainstream di Korea
Catatan Muhibah Bagian Ke 21 Sekolah Anti Mainstream di Korea Selatan (Learning To Live Together) Desa Hongseong terletak di provinsi Chungcheongnam –Do (충청남도). Letak daerah tersebut kira-kira 2,5 jam perjalanan naik bus dari Suwon. Hongseong merupakan daerah pertanian. Letaknya ditengah bukit-bukit yang hijau nan indah. Petak-petak sawah terhampar indah dengan rumah-rumah khas Korea di pinggirnya. Padang rumput menjadi tempat bermain ratusan sapi potong. Pohon-pohon persimmon tumbuh disepanjang jalan menuju perkampungan tersebut. Udara dan angin berhembus sangat segar dari seluruh penjuru desa. Siang itu, saya bersama 30 manager bagian inovasi sekolah (bujangnim) dari SMA Innovative se Qyonggi-Do melakukan studi tiru di PoolMoo High School. Poolmoo merupakan sekolah anti mainstream di Korea. Didirikan 60 tahun yang lalu, sekolah ini memiliki sejarah dan perkembangan yang sangat panjang. Keberadaan sekolah ini tidak bisa dilepaskan dari komunitas/masyarakat yang ada di sekitarnya. Inilah contoh yang sangat baik bagaimana pillar pendidikan (learning to live together) diejawantahkan dalam kehidupan nyata. Sekolah dan masyarakat terhubung dalam sebuah komunitas yang saling menopang dan bersinergi untuk meraih tujuan-tujuan bersama. Diawal pendiriannya, Poolmoo hanya memiliki 8 siswa dengan 2 guru. Seiring dengan perkembangan waktu, sekolah ini terus mengalami kemajuannya. Namun demikian, sekolah juga mengalami masa-masa sulit saat pendanaan sangat minim, sedangkan operasional sekolah sangat mahal. Poolmoo adalah sekolah yang didirikan oleh beberapa penduduk yang peduli terhadap keberlangsungan kearifan local dan nilai luhur masyarakat. Sebagai sekolah swasta, mereka mengandalkan pembiayaan sekolah dari donator dan siswa. Hingga tahun 2000 an, mereka tidak mau menerima dana dari pemerintah. Mereka meyakini bahwa masuknya dana pemerintah akan sedikit banyak memudarkan filosofi sekolah yang telah mereka semaikan puluhan tahun. Guru di Poolmoo tidak menganggap pekerjaan yang dijalaninya sekedar profesi namun lebih dari itu. Membelajarkan anak adalah wujud pengabdian hamba pada tuhannya. Mereka menyemaikan nilai agung dan keabadian kehidupan kepada tunas-tunas bangsa Korea. Kemuliaan inilah yang mendasari kinerja dan pengabdian mereka bagi pendidikan di Poolmoo tiada tara. Seiring dengan perkembangan zaman, kurikulum yang berlaku di Korea ditujukan untuk membangun kompetisi antar sesamanya. Kondisi ini menjadi masalah tersendiri bagi pengembangan dan keberlangsungan kehidupan masyarakat yang berbasis nilai dan kearifan local. Kompetisi tidak saja mengancam keberlangsungan Poolmoo namun juga masyarakat sekitar sebagai penopang kehidupan. Mereka menjadikan kerjasama dan saling membantu sebagai pondasi kehidupannya. Karena bagi Poolmoo, pendidikan adalah proses membelajarkan anak dan juga masyarakat pada saat yang bersamaan. Pendidikan adalah upaya untuk melestarikan keberlangsungan masyarakat dan semua hal terkait dengan kehidupannya. Pendiri Poolmoo, Lee Chan Gab mengatakan bahwa sekolah yang didirikan dijadikan sebagai sarana untuk merevitalisasi masyarakat melalui pengetahuan (teaching minds), dan juga melalui pendidikan keadaban/kemanusiaan dan kemampuan tertentu. Masih menurut pendiri sekolah, sekolah ini didirikan oleh masyarakat bukan oleh penguasa. Penguasa cenderung menjadikan sekolah sebagai alat untuk melestarikan kekuasaannya.Sekolah ini dibangun oleh masyarakat sebagai pusat menyemai tunas-tunas muda masyarakat dan menjadikan tunas itu sebagai anak dan saudara kita semua.Sekolah berdiri diatas semua golongan dan menjadikan kesetaraan perlakuan sebagai dasar berpijaknya. Metodologi pembelajaran yang digunakan di Poolmoo dapat dibagi menjadi beberapa bagian, Pertama, Pembelajaran memiliki banyak kegaiatan diantaranya adalah belajar melalui praktik langsung (learning by doing). Siswa belajar dasar-dasar pertanian dengan cara terjun langsung ke lahan pertanian belajar bersama petani dan atau belajar bersama siswa lainnya. Siswa bisa memilih materi yang akan dipelajarinya dan kemudian didiskusikan dengan kelompok belajarnya. Kedua, Mencatat dan presentasi, para siswa akan mencatat pengetahuan baru yang didapat di lapangan dan untuk selanjutnya dipresentasikan di akhir kegiatan. Presentasi hasil belajar di lapangan dilaksanakan bersama para petani untuk memperdalam praksis terbaik yang mereka temukan di lapangan. Ketiga, Kegiatan study ke para ahli dibidang pertukangan dan ekologi tanah. Keempat, studi lapangan ke komunitas pertanian dan berdiskusi banyak hal dengan para ketua dan petani lokal untuk menemukan pengetahuan dan praktik terbaik dalam area tertentu. Kelima, memulai bisnis dengan terjun langsung ke kelompok usaha yang ada di masyarakat. Berbagi pengalaman dan pengetahuan terkait tata kelola dan proses produksi dan pasca produksi produk tertentu. Keenam, Studi komunal dan presentasi, kegiatan ini dilaksanakan dengan cara melibatkan siswa dalam sebuah komunitas, mengikuti seluruh aktifitasnya dan menemukan permasalahan yang membutuhkan solusi kreatif darinya. Siswa didorong untuk memberikan solusi atau pemecahan terhadap masalah yang dihadapi oleh komunitast tersebut melalui diskusi mendalam dan presentasi masalah dan solusi. Keenam, Kegiatan pembuatan thesis dan presentasi. Kegiatan ini difokuskan pada ketertarikan individu/siswa pada area tertentu. Dilaksanakan selama satu tahun penuh dan diakhir tahun diadakan presentasi essay dan pengalaman lapangan yang ditemukan. Ketujuh, pembelajaran terkait dengan ranah humaniora meliputi Writing classes terkait kehidupan di pedesaan, studi bahasa dalam masyarakat pedesaan, sejarah, komunikasi, pertanian dan teknologi, dan mata pelajaran lain terkait humaniora yang terhubung langsung dengan kehidupan pedesaan. Disamping itu , siswa juga terlibat secara aktif dalam program pendidikan pertanian (Tanam padi di bulan Mei dan Panen di bulan Oktober). Studi ekologi dilaksanakan mulai bulan Juni s/d September untuk mengamati biodiversity di ladang padi. Pendidikan hortikultura dilaksanakan sepanjang tahun. Siswa juga berpartisipasi dalam komunitas masyarakat melalui pendirian cafe, merencanakan dan menjlankan kebun komunitas dan juga toko. Siswa tidak hanya belajar ketrampilan bercocok tanam namun juga yang penting mereka belajar bagaima memasarkan dan membuat koperasi. Siswa juga terlibat dalam kegiatan festival dai pedesaan dan juga di perkotaan untuk melatih kemampuan berorganisasinya. Secara umum, jadawal kegiatan siswa di sekolah dapat dijelaskan sebagaimana berikut: Pelatihan praktis bercocok tanam dilaksanakan pada minggu ke 4 bulan Mei dan Juni serta dua minggu di bulan Oktober. Kemudian, untuk pembelajaran cuaca dan musim dilaksanakan selama 2 pekan di liburan musim gugur dan 3 minggu liburan musim dingin. Sedangkan kegiatan haria mereka disekolah dimulai jam 9 pagi meliputi 3 klas pembelajaran sebelum makan siang dan 5 jam praktik selepas makan siang. Kelas terdiri atas teori dan praktik. Untuk kegiatan praktik dilaksanakan dalam bentuk pemagangan (internship). Secara umum kurikulumnya terdiri atas 60% mata pelajaran humaniora dan 40 % keahlian tertentu. Karena siswa tinggal di asrama, maka kesempatan untuk menanamkan nilai kebersamaan, gotong royong dan nilai pedesaan dengan mudah disemaikan. Sebagais alah satu contoh, dalam kegiatan makan, siswa duduk berkelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas 4 siswa. Dimana, setiap sesi makan, siswa dilarang untuk berkumpul dalam satu grup yang sama anggotanya. Mereka harus berpindah dari satu keompok ke kelompok lainnya. Kegiatan ini ditujukan untuk membangun kebersamaan dan meminimalisir diskriminasi dan semacamnya. Masyarakat pedesaan yang berada di sekitar sekolah menjadi aset berharga. Dari masyarakat itulah sekolah belajar filosofi pertanian dan kehidupan pedesaan. Sekolah telah menjelma menjadi center of excelent bagi kemajuan dan perkembangan desa, Koperasi desa dulunya diawali dari koperasi siswa. Dari koperasi siswa itulah berkembang kegiatan ekonomi masyarakat yang sangat pesat. Kini, desa tersebut memiliki bank sendiri, supermarket sendiri, pom bensi sendiri dan memiliki perusahan percetakan. Melalui sekolah itu juga, pertanian berkesinambungan dikembangakan. Inilah desa pertama yang mengembangkan pertanian oragnik. Hasil pertanian oragnik menyebabkan peningkatan pendapatan yang sangat luar biasa. Inilah sesungguhnya implementasi pilar pendidikan yaitu Learning to live together. Sudah selayaknya sekolah tidak tercerabut dari akar filosofinya: masyarakat. Sekolah adalah perwujudan masyarakat mini. Dari sekolahlah seharusnya keberlangsungan hidup dan nilai dikembangbiakkan, bukan justru sebaliknya, sekolah mematikan nilai dan kearifan lokal. Kita butuh banyak sekolah anti mainstream semacam Poolmoo untuk mereduksi filosofi persaingan yang mendara daging di persekolahan kita. Sekolah bukan lagi ajang kompetisi melainkan kerjasama dan saling menopang bagi keberlangsungan kehidupan masyarakatnya. Suwon: 12/11/2018: 10:00#Seize the day
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
makasih pak
ikut libatkan siswa pada aktifitas lapangan. Sip. Saat siswa PKL sebaiknya juga begitu. Pada masyarakat langsung. OK Pak. Salam sukses
Sukses selalu dan barakallah
Makasih bu, sukses untuk ibu juga