Heriyanto Nurcahyo

Heriyanto Nurcahyo Guru SMA Negeri 1 Glenmore. Menyukai tulis menulis sejak mahasiswa, pernah belajar di berbagai universitas diantaranya Unibraw,&n...

Selengkapnya
Navigasi Web
Siswi Korea Itu Pesolek Sejati

Siswi Korea Itu Pesolek Sejati

Catatan Muhibah

Bagian Ke 18

Berdiskusi Dengan Ibu Wakil Kepala Sekolah

Sore ini, saya diajak mentor untuk berdiskusi dengan wakil kepala sekolah terkait banyak hal. Terutama pendidikan di kedua negara. Perbincangan dan diskusi ringan ini dilaksanakan di ruang pertemuan guru yang letaknya di lantai dua. Ruangan tersebut satu lantai dengan kantor saya (1st grade teacher's room).

Diskusi ini menjadi menarik karena diajak langsung oleh "Bujangnim" sekolah kami. Oh ya, jabatan wakil kepala sekolah di Korea termasuk jabatan karier yang dipilih oleh dinas pendidikan. Biasanya, setelah jadi wakil kepala sekolah, naik tingkat menjadi kepala sekolah. Ibu wakil kepala sekolah kami ini sebelumnya adalah pengawas sekolah di Suwon. Sekra 3 tahun yang lalu beliau diangkat jadi wakil kepala sekolah.

Ibu wakil kepala sekolah memulai diskusi kami dengan pertanyaan singkat. "Apa bedanya sekolah di Indonesia dengan Korea?". Saya menarik nafas agak panjang untuk merefresh ingatan selama dua bulan mengajar di sekolah ini (SMA Yulcheon Suwon). Well, terdapat beberapa perbedaan layanan dan kehidupan persekolahan diantara kedua negara. Dari aspek infrastruktur, sekolah Korea jauh lebih lengkap dan shopisticated. Sekolah melengkapi dirinya dengan berbagai fasilitas dan ruangan untuk memberikan pelayanan pendidikan terbaik bagi siswanya.

Fasilitas tersebut meliputi bagian yang terhubung langsung dengan pembelajaran maupun pendukungnya. Sekolah kami ini memiliki lima lantai. Lantai pertama berupa unit perkantoran, perpustakaan dan ruang belajar bagi siswa berkebutuhan khusus. Dilantai 2-4 terdapat ruang kelas 1 dan 2 serta ruang guru kelas 1. Masih di lantai 2, terdapat ruang percetakan, ruang OSIS, ruang masak, ruang istirahat guru cowok (man Lounge), Ruang pengendali perangkat lunak, ruang kelas musik, laboratorium IPA, Laboratorium Bahasa, kamar mandi, locker room dan lounge untuk sisw. Lantai 3 dan 4 juga memiliki ruang yang hampir sama dengan tambahan ruang home economics, broadcasting room, baking room, ruang guru kelas 2 dan lainnya. Demikian juga dengan lantai 4 yang diperuntukkan untuk ruang belajar siswa kelas 3.

Perbedaan kedua adalah terkait ruang guru. Di Indonesia, guru berkumpul dalam satu ruangan besar. Semua guru berkumpul dan berinteraksi dalam ruang tersebut. Dalam banyak, sekolah, ruang guru juga dijadikan sebagai ruang pertemuan dan kegiatan guru lainnya. Namun demikian, di sekolah Korea, guru menempati ruang sesuasi dengan kelas yang diampuhnya. Diamana di sekolah kami terdapat 3 ruang guru kelas dan satu ruang guru utama. Di ruang guru terdapat semua fasilitas pendukung pembelajaran semacam laptop/pc, mesin photo kopi, jaringan internet, kulkas, shredder (alat penghancur kertas), telepone duduk di masing-masing meja guru/ Locker tempat menyimpan barang dan administrasi kelas. telepone duduk digunakan sebagai moda komunikasi guru dengan orang tua siswa. Sering kali saya mendengar suara telepon berdering dan setelah diangkat ternyata berasal dari orang tua wali murid yang konsultasi atau komplain atas layanan sekolah.

Suasana ruang guru sangat sepi dan hanya sepatah dua kata keluar dari para penghuni ruangan. Banyak waktu mereka habiskan di depan laptop ataupun PC yang ada diatas mejanya. Sesekali mereka bersendagurau dan setelah itu kembali kosentrasi dan fokus menatap layar laptopnya. Hampir tiap hari para guru membawa makanan untuk dinikmati bersama sambil "Ngopi". Ruang guru menjadi ramai saat istirahat pergantian jam,makan siang dan sepulang sekolah. Itulah saat dimana siswa berkonsultasi banyak hal dengan wali kelasnya. Kadang, konsultasi itu berlangsung sangat lama hingga larut malam. Sibuknya mereka bukan untuk mengerjakan administrasi kenaikan pangkat atau pengusulan tunjangan. Sibuknya mereka karena membuat bahan ajar dan bahan bacaan bagi siswanya. Fasilitas yang lengkap di ruang guru menjadikan mereka sangat muda untuk membuat dan menggandakan bahan ajarnya. Mereka bukanlah tipe "book slave" sebagaimana yang banyak kita temukan di persekolahan kita. Kinerja dan kualitas kerja mereka salah satunya bisa dilihat dari bagaimana mereka bekerja dan menyiapkan bahan ajarnya.

Saya mengamati bahwa, secara pedagogis dan profesional (penguasaan keilmuwan), guru Korea disatu sisi sangat mencolok di sisi lain tidak. Pengamatan saya terkait pembelajaran di ruang kelas juga demikian adanya. Perbedaannya tampak sekali dalam hal budaya belajar. Para siswa di Korea memiliki kesadaran belajar dan kemandirian belajar yang lebih baik dari pada siswaku.

Dari sisi prilaku dan karakter keseharian hampir tidak ada perbedaan. Bergurau,, tidur, make up dan pacaran adalah sesuatu yang jamak di persekolahan Korea. Saya menemukan hal yang sama di persekolahan tanah air. Perbedaan mencolok terkait kehidupan para siswa di sekolah diantaranya adalah (1) kebiasaan make up siswi yang berlebihan. Bahkan saat pembelajaranpun mereka melakukan make up dengan aneka kosmetik dan alat kecantikan yang berserakan di meja belajarnya.(2) tidur di kelas, banyak sekali siswa Korea yang tidur di kelas. Ada berbagai penyebab mengapa mereka tidur di kelas dan diantaranya adalah karena belajar hingga larut malam di Hakwon (LBB). Namun juga terdapat beberapa siswa yang bermain game hingga dini hari. (3). Disiplin dalam banyak hal (4) Pembelajar mandiri yang sangat baik. Mungkin, hal mencolok yang membedakan siswa kita dengan siswa kebanyakan Korea adalah semangat dan kemandirian belajar. Sebagian kecil (untuk tidak menyebut banyak) memiliki motivasi dan gairah belajar yang sangat rendah. Sekolah bagi mereka ini adalah wujud dari pelarian tugas rumah atau tanggungjawab lainnya.

Sehingga mereka lebih banyak melakukan kegiatan yang tidak ada sangkut pautnya secara langsung dengan pembelajaran. Untuk menyebut contoh, misalnya, bermain game, bikin suasana gaduh atau tidur di dalam kelas. (5) Larangan siswa untuk membawa HP ke dalam kelas. Setiap pagi (Jam ke 0), wali kelas akan mengumpulkan semua HP siswa dan dimasukkan ke dalam tas khusus berwarna dongker. HP tersebut akan di simpan di loker khusus yang terletak di ruang guru. Siswa diperbolehkan menggunakan HP saat ada tugas sekolah dan atau membutuhkan HP untuk membantu pembelajaran, atau terdapat hal mendesak yang membutuhkan komunikasi melalui HP. Setelahselesai menggunakan HP, maka dikembalikan kepada wali kelas. Setelah jam terakhir berbunyi, HP dikembalikan kepada pemiliknya. (6) suasana kelas sangat demokratis dan pola hubungan guru siswa sangat erat. (7) Guru Korea sangat sabar dalam menyikapi dan menangani kenakalan dan kesulitan belajar dari siswanya. Kedekatan dan keakraban antara siswa dan guru sangat kentara dari pola komunikasi diantara mereka. Banyak hal yang dikonsultasikan siswa kepada guru/homeroom teachernya. Baik masalah kesulitan belajar, masalah pribadi hingga masalah keluarga. Kedekatan inilah yang menyebabkan pola hubungannya lebih mencair dan terkesan suasananya menjadi santai dan tidak menekan secara phisik dan psikis. Bagaimana dengan persekolahan kita ya? #Yulcheon High School Suwon: 30/10/2018: 09:55[seize the day]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

https://www.facebook.com/heriyanto.nurcahyo

30 Oct
Balas



search

New Post