Heriyanto Nurcahyo

Heriyanto Nurcahyo Guru SMA Negeri 1 Glenmore. Menyukai tulis menulis sejak mahasiswa, pernah belajar di berbagai universitas diantaranya Unibraw,&n...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tantangan Menulis 90 Hari (23)
Cinta, Guru

Tantangan Menulis 90 Hari (23)

Surat Cinta Guru Pada Muridnya

Mengapa? Mengapa aku sangat tidak ingin menjadi seorang guru? Bahkan menjadi guru tidak pernah terlintas dibenakku kala itu. Cita-citaku menjadi seorang akuntan atau setidaknya pegawai bank. Pasti aku kelihatan gagah dengan pakaian dan dasi menawan. Namun nasib berkata lain, profesi yang tidak aku harapkan justru membesarkanku dengan pengalaman dan kebahagiaan. Kebahagiaan yang aku dapatkan tak bisa dilukiskan dengan apapun kecuali kegembiraan itu sendiri.

Pun, aku tidak tahu kepada siapa akan membagi ilmuku kelak. Semua serba misteri, semisteri kapan mentari berhenti bersinar di pagi hari. Hingga hari tiba, misteri itu satu persatu terbuka. Aku sangat menikmati misteri di ruang kelas. Misteri ketika tertawa, sedih, cemberut, ceria, marah, benci, rindu, cinta dan perasaan emoticon lainnya yang tak bisa ditulis satau persatu di sini.

Hari-hari pertama menjadi guru sangatlah berat. Seberat rindu Dilan pada Milea!! Berat seklai! Karena aku menghadapi segerombolan anak putih abu-abu!. Anak-anak yang sukanya rebahan, bisa dapat uang tanpa bekerja, berpacaran dengan anak orang tajir dan fasilitas melimpah akhirnya menjadi orang kaya. “Ah, mereka sungguh teman belajar yang sangat menyenangkan dan menjengkelkan sekaligus”, gumamku dalam hati kala itu.

Semakin lama aku justru jatuh cinta tidak pada pandangan pertama, namun pada pandangan selanjutnya. Semakin aku masuk ke dalam dunia mereka, semakin banyak yang tak kuketahui tentang misterinya. Semakin lama aku bercakap, semakin banyak kosakata yang tak kukenali. Semakin lama aku tertawa, semakin banyak ekspresi wajah yang tak ku pahami. Semakin lama aku membelajarkan mereka, semakin banyak ilmu yang tak ku kuasai. Aku menjadi semakin miskin segalanya di hadapan mereka.

Aku benar-benar menemukan misteri ilahi di kelas. Dan aku ingin membuka misteri itu sebagaima dora membuka peta dari ranselnya. Atau doraemon dengan baling-baling bambunya mewujudkan semua permintaan Nobita. Pinginnya unboxing semua misteri itu sekaligus. Yaela, mana mungkin bisa ku lakukan. Sabar men………delivery ordernya masih otewe!!!.

Kini, setelah 3 tahun kurang 3 bulan kita bersama, ada gunda dalam hati. Gunda gulana seperti tukang bubur mengaduk beras dalam panci alumunium. Bagaimana mungkin aku bisa berpisah dengan anak-anak yang luar biasa. Anak-anak yang kadang datang terlambat di pagi hari dengan alasan yang sama: ban bocor, bangun kesiang kehabisan bensin, pangklang sepur di tutup de el el (ga pernah upgrade alasan terlambat kali ya!!!). Bagaimana mungkin aku bisa berpisah dengan cowok jomblo yang gayanya bak playboy penolak tembakan cewek viral di sekolah. Bagaimana mungkin aku berpisah dengan siswa yang kerjanya tidur dari bel jam pertama hingga adzan dhuhur selesai berkumandang.

Bagaimana mungkin aku bisa berpisah dengan siswa macho yang menjadi gemulai saat ditunjuk maju ke depan. Bagaimana mungkin aku sanggup berpisah dengan siswa mager yang pinginnya beli cilok pelangi naik gojek. Bagaimana mungkin aku sanggup berpisah dengan siswa yang makan tahu cilok 5 buah di kopsis tapi ngakunya 1. Bagaimana mungkin aku sanggup berpisah dengan siswa yang menggunjing gurunya saat memberi tugas kelompok. Bagaimana mungkin aku sanggup berpisah dengan siswa yang membuka hp dari balik helm saat diterangkan sesuatu. Bagaimana mungkin aku sanggup berpisah dengan siswa yang hobinya makan tapi malas bayar. Bagaimana aku sanggup berpisah dengan siswa yang uang tagihan UKBM dikatakan hilang padahal dibuat beli rokok eceran di warung mak.

Bagaimana mungkin aku sanggup berpisah dengan siswa yang belajarnya mempeng meski dikata-katai sok rajin. Bagaimana mungkin aku sanggup berpisah dengan siswa yang rajin shalat dhuhur dan azhar disaat yang lainnya berbaris memanjang di depan penjual cilok. Bagaimana mungkin aku sanggup berpisah dengan siswa yang rajin bukan kepalang mengerjakan latihan soal di buku UKBM nya disaat yang lain asyik main ML berjamaah. Bagaimana mungkin aku sanggup berpisah dengan siswa yang rajin baca buku di saat yang lainnya asyik scroll bawah dan atas produk-produk di shopee.

Bagaimana mungkin aku sanggup berpisah dengan siswa yang menyapa guru dengan santun di saat yang lain berpura-pura tidak tahu. Bagaimana mungkin aku sanggup berpisah dengan siswa yang suaranya lembut dan santun disaat yang lainnya berteriak dan mengumpat laksana emak-emak yang baru dicopet dompetnya. Bagaimana mungkin aku sanggup berpisah dengan siswa yang rajin ke perpustakaan sedang yang lainnya asyik menggunjingkan tempat nongkrong yag lagi hitz. Bagaimana mungkin aku sanggup berpisah dengan siswa yang selalu hadir tepat waktu di saat yang lainnya menghilang di telan bumi di jam-jam setelah istirahat. Ah, sungguh aku menyukai semua hal tentangmu. Aku bertahan selama ini karena satu hal. Ya, aku bertahan karena cinta, semua karena cinta, semua karena cinta, tak mampu diriku berdiriku tegak, terima kasih cinta, ucapkan dengan vibra Delon!!!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post