Heri Yudianto, S.T

Heri Yudianto. Biasa dipanggil Mas Yudi. Lahir di Pasuruan, 8 September 1980. Penikmat kopi Aceh, wedang ronde, tahu campur dan rawon "setan" ini merampungkan p...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jangan Jadi Penulis Jika Dirimu Sombong

Jangan Jadi Penulis Jika Dirimu Sombong

Menulis itu mudah. Menulis itu menyenangkan. Tapi tahukah anda sebagai seorang penulis janganlah punya sifat sombong. Ya, menganggap dirinya superior dari penulis lainnya. Meski dengan beragam alasan, menurut saya tidak dapat dibenarkan.

Marilah kita menengok sejarah. Nokia dengan sombongnya menganggap android hanya sebagai semut kecil yang bisa diinjak sewaktu-waktu. Namun lihat kondisi saat ini. Sebagian besar ponsel menggunakan Android. Merk ponsel yang bersikukuh tidak menggunakannya seperti Nokia terbukti sukses terjerembab. Saya ingat saat masih kuliah tahun 2000, ponsel terlaris saat itu merk-nya Nokia. Tahun 2017, ponsel Nokia hampir tak terlacak keberadaannya. Menghilang ditelan ponsel Android yang bertebaran.

Masih segar dalam ingatan saya saat Microsoft dan Intel menyepelekan keberadaan smartphone. Saat itu duet Microsoft-Intel menguasai pasaran dunia untuk PC dan laptop. Namun saat ini Smartphone sudah bisa menjalankan fungsi laptop dan PC. Mengedit naskah, foto dan bermain games bisa dilakukan melalui smartphone.

Masih ingatkah Anda, demonstrasi sopir taksi konvensional beberapa waktu lalu? Ya, semuanya tidak lepas dari persaingan taksi konvensional dengan taksi online. Bahkan saat ini beberapa taksi konvensional berkolaborasi dengan taksi online. Saya ambil contoh Gojek dengan taksi Bluebird. Inilah contoh inovasi yang tiada henti.

Sama halnya dengan menulis. Sebagai penulis harus sering menambah wawasan. Bisa melalui bacaan atau komunitas menulis. Jangan pernah menyombongkan hasil tulisan Anda. CEO Media Guru, Bapak MI pernah mengungkapkan kata-kata mutiaranya, "Jangan pernah menganggap dirimu matang, tetaplah hijau. Karena setelah matang dirimu akan membusuk."

Ada seorang teman bertanya ke saya, bagaimana tips literasi yang sederhana? Saya jawab, "Teruslah membaca dan menulis." Melalui bacaan, penulis akan mendapatkan asupan gizi atau bahan bakar untuk menulis. Tanpa rutin membaca, seorang penulis akan kehilangan ruh atau gaya tulisannya. Yang membedakan tulisan terletak dalam ruh atau gaya menulis. Tiap orang pasti berbeda. Tetaplah rendah hati dan menulis sesuai nurani Anda.

Sudahkah anda menulis hari ini?

Lemaskan jari-jemari Anda. Biarkan jari-jemari Anda yang menuntun tulisan Anda.

Sidoarjo, 7 Juni 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

kalau following lbh sedikit dibanding follower, itu ciri kesombongan gak? hehehe......salam pak Heri

07 Jun
Balas

Bukan pak...Coba tengok Mas Eko...followingnya kan juga sedikit, sama seperti saya. Kalo alasan saya ingin fokus menulis itu saja Mas Ali

12 Jun

Luar biasa dahsyat

07 Jun
Balas

Keren nih tulisannya,

08 Jun
Balas

Alhamdulillah

12 Jun

Yang merasa superior adalah dia yang tidak mau membaca tulisan orang lain. Yang sombong adalah hanya menunggu komentar dari orang lain. Semoga saling menguatkan.

07 Jun
Balas

Betul sekali Pak Yudha

08 Jun

Belum tentu seperti itu. Marilah berbaik sangka. Mungkin saja dia lagi sibuk...be postive

13 Jun

Terima kasih sdh diingatkan..monggo saling memotivasi

07 Jun
Balas

Luar biasa dahsyat

12 Jun

Keren inspiratif sekali makasih..

07 Jun
Balas

Alhamdulillah

12 Jun



search

New Post