Heri Yudianto, S.T

Heri Yudianto. Biasa dipanggil Mas Yudi. Lahir di Pasuruan, 8 September 1980. Penikmat kopi Aceh, wedang ronde, tahu campur dan rawon "setan" ini merampungkan p...

Selengkapnya
Navigasi Web
Terbuai Bujuk Rayuan Flohmarkt

Terbuai Bujuk Rayuan Flohmarkt

Pagi itu, hari sabtu yang cerah. Hari ini saya nantikan sejak pertama kali menginjakkan kaki di Jerman. Hari itu saya dan teman-teman berencana mengunjungi flohmarkt (Pasar loak). Adakah pembaca yang pernah mengunjungi flohmarkt di Jerman? Bagi yang belum, saya akan menceritakan bagaimana serunya berkeliling flohmarkt.

Flohmarkt, adalah pasar yang menjual aneka barang bekas dalam kondisi layak pakai. Di Indonesia lebih dikenal dengan pasar loak. Kehadiran flohmarkt ini memiliki daya tarik tersendiri, terutama untuk saya yang baru pertama kali mendarat di Jerman.

Saya melangkahkan kaki menuju halte U-bahn (kereta listrik) terdekat. Udara yang segar dan bersih membuat saya melangkah dengan semangat. Udara segar ini senantiasa terjaga berkat aturan yang ketat di Jerman. Setiap pemilik kendaraan bermotor harus memasang filter pada knalpotnya masing-masing. Selain itu jalanan lengang dan sepi. Warga Jerman biasanya menghabiskan libur sabtu dan minggu untuk tamasya ke luar kota atau berkumpul di rumah bersama keluarga.

Setelah naik U-bahn, saya memperhatikan dengan seksama betapa canggihnya kereta listrik ini. Tombol-tombol untuk membuka dan menutup pintu terpasang rapi di sisi kanan dan kiri pintu. Nahasnya hari itu saya tidak kebagian kursi. Seluruh kursi telah terisi penumpang kecuali untuk penyandang cacat (pengguna kereta roda). Menariknya setiap gerbong U-bahn selalu disediakan kursi khusus manula dan penyandang cacat. Bahkan ada beberapa kursi untuk penumpang yang sedang sakit. Sungguh menakjubkan! Andai saja kereta api di Indonesia seperti ini pastilah nyaman sekali menggunakan moda transportasi umum.

Saya amati penumpang naik turun dengan tertib. Etikanya di Jerman, mendahulukan penumpang yang turun lebih dahulu. Beda dengan di Indonesia, saling serobot dan berebutan naik. Pantas saja negeri ini meskipun telah luluh lantak akibat perang dunia dua, namun bisa bangkit menjadi salah satu kekuatan yang diperhitungkan di Eropa bahkan dunia.

Sembari menikmati pemandangan saya mendengarkan lagu. Suara Rachel Platten dalam lagunya "Stand by You" sering saya putar. Saya membayangkan bertemu jodoh kedua. Jangan berpikir negatif dulu, jodoh kedua yang saya maksud adalah rezeki dari menulis. Alhamdulillah, semua ini berkat tangan dingin Mas Eko Prasetyo, Pak Hari Subagyo dan banyak penulis lainnya. Andil Mas Eko Prasetyo tidak bisa dianggap remeh. Dia membimbing saya dari tidak bisa menulis sama sekali hingga akhirnya agak lancar menulis.

Kembali ke bus...eh perjalanan. Sampailah saya di halte terakhir. Saya dan teman-teman melanjutkan dengan berjalan kaki. Selain menyehatkan juga tanpa biaya. Cukup dengan bekal yang saya siapkan dari hotel. Berupa empat iris roti gandum yang diolesi selai blueberry. Sungguh nikmat sekali. Untuk minumnya sudah saya siapkan sekotak susu coklat plus sereal yang lezat. Tidak heran, berat badan saya berkurang beberapa kilogram, namun tubuh saya terlihat sekel (padat). Makanan penduduk Jerman yang kaya serat gandum dan bergizi, turut andil. Semoga istri saya tidak pangling dengan saya begitu pulang. Saya justru menghkawatirkan perubahan bentuk tubuh ini justru mengundang perhatian cewek-cewek Jerman. Maklum saja, mereka pasti belum pernah melihat orang unik macam saya. Kulit saya yang eksotis dan ditambah perawakan chubby. Pantas saja dari tadi banyak mata cewek bule yang melirik saya. Pasti gemes dengan saya. Ups...untung ga dibaca istri saya. Alhamdulillah.

Setelah sampai di lokasi. Saya dan teman-teman berhamburan. Ada yang asyik menawar barang-barang antik. Ada yang cuman windows shopping. Ada yang asyik memotret. Macam-macam deh. Saya sibuk mengamati standa yang menjual aneka miniatur mobil. Saya bertanya pada penjualnya, "Adakah miniatur kendaraan militer perang dunia dua?" Kebetulan saya kolektor kendaraan militer perang dunia dua. Penjualnya menjawab, "Tidak ada di sini. Kalau mau bisa ke toko saya." Dia menyodorkan tangannya memberikan kartu namanya. "Ja (ya), danke schoon" (terima kasih), jawab saya. Penjualnya menjawab, "Bitte Schoon" (sama-sama). Setelah menerimanya, saya bergegas berlalu ke stand lainnya.

Ada yang mencuri perhatian saya. Standa yang menjual aneka pernik tentara Uni Soviet (USSR). Mungkin ada yang belum tahu mengenai siapa pemenang perang dunia kedua. Baiklah, saya bercerita sedikit. Perang dunia kedua dimenangkan oleh Amerika serikat dan sekutunya. Sekutu Amerika Serikat antara lain, Inggris, Perancis, Uni Soviet, China dan negara-negara persemakmuran Inggris. Saya sebenarnya tertarik untuk membeli. Sayang logonya itu yang bikin keder. Logo Uni Soviet yang mengusung palu dan arit sungguh sesuatu yang fenomenal di Indonesia. Saya khawatir diduga macam-macam. Niat membeli pin tentara Uni Soviet, saya urungkan saat itu juga.

Akhirnya plihan saya jatuh pada sebuah kendaraan antik buatan Italy. Bodinya yang masih mulus dan mengkilap menarik perhatian saya. Uniknya di flohmarkt, kita bisa menawar harga dengan penjual. Namun saya berpesan berhati-hatilah saat menawar harga. Kenapa demikian? Teman saya mengalami perlakuan kurang menyenangkan. Dia diusir dari stand seorang penjual lantaran menawar harga terlalu rendah. Hal ini memancing emosi penjualnya. Lantas penjual tersebut tidak memperbolehkan teman saya berada di depannya. Malangnya nasib teman saya. Mungkin saja dia lupa belum mandi junub saat berangkat.

Sekian tulisan singkat dari saya sebagai pembuka kisah di flohmarkt. Untuk versi lengkapnya, terutama bagaimana reaksi saya saat bertemu penjual yang super galak. Simak lanjutannya dalam buku saya, "Jejak Guru Menyusuri Nusantara dan Eropa."

Driyorejo, 5 Juni 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Harus jeli mas, ada banyak barang bagus juga. Saya dapat replika mobil Made in italy. Wah ini bisa jadi ide buat nambah tulisan. Tapi di versi lengkapnya aja ya. Kalo di sini kan buat trailer saja. Terima kasih atas masukannya. Tolong bantu disebarkan di akun medsos Anda ya...

16 Jun
Balas

Singgah dimana Pak, pernah juga Ke flohmark. Penjualnya banyak orang Turki. Harga lebih murah tapi klo lihat kwalitasnya sama yang kaya Made in cina. Ups maaf... Untuk beberapa barang sebenarnya enak beli di toko.. yaa. Terlebih untuk beli mantell .. hehehhe Salam.Hormat

05 Jun
Balas



search

New Post