Heri Yudianto, S.T

Heri Yudianto. Biasa dipanggil Mas Yudi. Lahir di Pasuruan, 8 September 1980. Penikmat kopi Aceh, wedang ronde, tahu campur dan rawon "setan" ini merampungkan p...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tips Mencari Makanan Halal Di Jerman

Tips Mencari Makanan Halal Di Jerman

Saat kaki saya menginjakkan kaki di Jerman, ada sebersit tanya dalam hati. Sulitkah mencari makanan halal di Jerman? Saya belum bisa menjawabnya karena belum membuktikannya. Mudah atau sulit. Adakah dari Anda yang ingin berkunjung ke Jerman dalam waktu dekat? Tulisan singkat ini bisa menjadi panduan Anda khususnya penganut agama Islam saat berkunjung ke benua Eropa, khususnya wilayah Jerman. Jerman bukan berarti kepanjangan dari jejere (pinggirnya) Kauman. Kauman adalah nama lokasi di kota tua Sidoarjo. Jerman disini benar-benar arti sesungguhnya, yaitu salah negara maju anggota G8. Salah satu negara dengan tingkat pendapatan tertinggi di dunia.

Dalam agama Islam ada beberapa makanan yang dilarang untuk dikonsumsi. Diantaranya daging babi, anggur dan daging hewan yang bertaring. Hari pertama di Jerman, saya dan teman-teman disuguhi hidangan Turki. Ya semacam kebab gitu deh. Tapi porsinya lebih banyak dan lebih enak daripada yang ada di Indonesia. Nama masakannya "Kebab Doner." Biasa disebut "Doner Box." Kenapa disebut demikian? Jika menurut saya, mungkin karena disajikan dalam kotak (bahasa Inggrisnya box). Bisa jadi kalo disajikan dalam cangkir (cup), namanya bisa berubah jadi "Doner Cup."

Di Jerman, kita mesti berhati-hati dengan makanan, baik yang dijual di restoran maupun di Supermarket. Kenapa mesti begitu? Karena makanan olahan di Jerman biasanya mengandung babi (bahasa Inggrisnya pork atau bahasa Jermannya schwein). Saya pernah bercakap-cakap dengan seorang petugas "Supermarket LIDL." Supermarket tersebut letaknya berdekatan dengan hotel tempat saya menginap. Nama petugas itu Hans. Dia menceritakan ada supermarket tertentu yang menjual produk halal bagi kaum muslim. Namun jumlahnya tidak banyak. Saya harus naik Bahn (bahasa Jerman, Bus) dan oper hingga beberapa kali.

Saya urungkan niat saya belanja ke Supermarket yang menjual makanan halal. Toh di supermarket LIDL juga dijual beberapa produk halal diantaranya aneka roti gandum, ikan, telur ayam dan sayuran. Jangan heran harga ikan di Jerman sangat mahal. Khususnya daerah yang jauh dari pantai. Sedangkan harga roti gandum, telur ayam dan sayuran bahkan lebih murah daripada harga di Indonesia. Tanya kenapa? Menurut sya, bisa jadi karena peternakan dan pertanian di Jerman sudah canggih sehingga semuanya serba otomatis (dijalankan mesin).

Terkait peternakan dan pertanian yang serba otomatis, saya teringat perkataan Bapak Agus, guide kami di Jerman. Dia bercerita pertanian dan peternakan di Jerman umumnya sudah memakai mesin-mesin. Sehingga tenaga kerja yang digunakan sedikit sekali. Tak jarang pemilik lahan hanya mengerjakan seorang diri, karena tinggal mengoperasikan mesin-mesin saja. Saya berkhayal, kapan ya Indonesia seperti ini? Bisa dalam waktu dekat atau lebih lama. Semuanya tergantung investasi dan penguasaan SDM terhadap mesin-mesin pertanian dan peternakan yang canggih.

Ada beberapa alasan mengapa daging babi banyak dijumpai di Jerman. Satu, babi adalah hewan yang mudah diternakkan dan berkembang biak. Tak heran satu rumah peternakan babi di Jerman bisa memiliki ratusan bahkan ribuan ekor. Tergantung dari besar kecilnya peternakan. Dua, babi mudah makan apa saja. Makanan bekas atau basi dengan lahap disantap babi. Tiga, ahli peternakan di Jerman telah mengembangkan varian babi yang tahan penyakit. Sehingga varian babi ini lebih ekonomis jika diternakkan.

Meskipun ada beragam alasan di atas, bagi saya daging babi tetap haram. Saya berpesan bagi muslimin dan muslimat yang bepergian ke Jerman, berhati-hatilah dalam memilih makanan. Ada beberapa tips dari saya untuk memilih makanan halal di Jerman.

Satu, carilah daftar makanan halal Jerman dari internet. Contohnya http:\\www.halal.de.

Dua, kunjungi komunitas muslim yang terdekat. Saya biasanya membeli makanan halal dari toko dekat masjid Turki. Sayangnya, saya terlambat menemukan lokasi ini. Tiga hari sebelum pulang ke Indonesia, saya menemukan lokasi ini. Kisah saya ini berkaitan dengan tulisan sebelumnya yang berjudul "Jumat Berkah."

Tiga, senantiasa mengecek barcode makanan dengan aplikasi pemindai makanan halal. Saya mencontohkan aplikasi android yang bernama "Halal Check." Melalui aplikasi ini, saya tidak perlu susah-susah mencermati tulisan dalam bahasa Jerman. Saya cukup mengarahkan kamera ponsel pada barcode, setelah itu muncul tampilan. Ada 3 macam kategori. Antara lain unbedenklich (tidak beresiko), bedenklich (beresiko), dan in analyse (sedang dianalisa). Hindari makanan dengan kategori bedenklich.

Empat, kunjungi pertemuan komunitas muslim. Dalam kisah saya, "Jumat berkah," saya dijamu makanan gratis oleh saudara seiman dari Turki. Sungguh mengesankan bukan? Tidak usah malu-malu. Tapi jangan terlalu berharap banyak. Toh kemujuran tiap orang berbeda. Bisa jadi Anda berbeda nasibnya dengan yang saya alami.

Sekian tulisan saya kali ini. Lain waktu dilanjutkan lagi. Insha Allah versi lengkapnya dapat anda nikmati dalam buku kedua saya, "Jejak Guru Menyusuri Nusantara dan Eropa."

Driyorejo, 5 Juni 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post