Anak dan puasa ( menulis hari ke-81)
Sebentar lagi kita memasuki bulan Romadhan, kita akan menjalankan ibadah puasa ditengah mewabahnya virus covid 19, InsyaAllah atas izin Allah swt kita akan sampai di bulan suci ini serentak dengan perginya virus tersebut. Aamiin.
Ingat nggak ya pengalaman pertama kali puasa?
Terkenang ketika masa kecil dulu saat pertama belajar puasa, senantiasa meludah terus karena kepikiran kalau menelan air ludah puasanya batal , kemudian memegang perut terus supaya laparnya berkurang, buka tutup kulkas supaya terasa adem, bilangnya belum batal puasa padahal sudah minum diam-diam, terkadang keluar masuk kamar mandi sekedar untuk mencelupkan kepala ke dalam bak, sebentar-bentar melihat matahari berharap segera terbenam. Sedangkan tubuh jangan ditanya, semakin beranjak ke sore semakin lemas. Beruntung kalau sore-sore ada yang ngajak jalan-jalan,hemm...itu sesuatu banget.
Toko mainan jadi incaran anak-anak, mainan yang biasanya dicari yaitu ular tangga, halma, kartu bridge, monopoli, coklak dan lain-lain, pokoknya yang diincar adalah mainan yang bisa dimainkan ber grub. Kalau menjelang pertengahan Romadhan anak-anak biasanya mencari bambu, dipotong kira-kira sepanjang 1,5 m lalu diberi beberapa lobang untuk dijadikan permainan yang disebut bedil /maryam atau dijadikan mainan obor.
Bagaimana anak-anak sekarang puasa?
Memperhatikan anak-anak sekarang belajar berpuasa , jauh beda dengan dulu, mereka mungkin tidak begitu merasakan lapar dan haus karena ada Televisi yang menyuguhkan film-film kartun yang menarik, ada HP yang di dalamnya terdapat berbagai jenis game, ada laptop yang bisa digunakan untuk menonton berbagai tayangan lewat CD, sore harinya bisa keluar jalan-jalan yang dikenal dengan ngabuburit bahkan berbuka bersama di restoran dan rumah makan yang menjamur di saat bulan Romadhan. Bagi orangtua yang peduli akan mengajak anak-anaknya ikut pesantren kilat, ikut kajian, ikut belajar bahasa Arab dan sebagainya.
Bagaimana melatih anak berpuasa ?
Dulu kita diiming-iming hadiah oleh orangtua jika berpuasa penuh selama bulan Romadhan, hadiah bisa berupa uang atau barang, itu hanya berlaku pada Romadhon pertama belajar berpuasa, barangkali lain keluarga akan beda perlakuannya, yang jelas pemberian hadiah ini cara yang cukup ampuh untuk memotivasi anak dalam melatih anak berpuasa. Mula-mula si anak belum kuat puasa satu hari full, kita latih setengah hari dulu, besoknya meningkat tiga perempat hari terus dilatih akhirnya bisa penuh satu hari.
Melatih anak berpuasa seyogyanya melatih mereka untuk menghargai dan disilin dengan waktu, disamping itu mengajarkan mereka untuk mengendalikan emosi dan berempati terhadap orang-orang yang tidak mampu di lingkungannya.
Disyariatkan membiasakan dan melatih anak berpuasa sebagaimana para sahabat Rasullulah memberlakukan anak-anak mereka seperti itu.
Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ar Rubayyi’binti Mu’awiz , dia berkata, “Rosullulah sallahualaihiwassalam pada hari Asyura mengutus utusan ke pemukiman kaum Anshar yang berada di sekitar Madinah untuk mengumumkan ,“ barang siapa yang telah berpuasa sejak pagi tadi, maka hendaknya dia menyempurnakan puasanya, dan barang siapa yang telah berbuka tadi pagi, maka hendaklah dia berpuasa di sisa waktu hari ini.” Setelah adanya pengumuman itu, kami berpuasa dan mengkondisikan anak-anak kami yang masih kecil untuk ikut berpuasa, InsyaAllah. Kami pergi ke masjid , dan di sana kami buatkan untuk mereka mainan dari bulu. Bila ada diantara mereka menangis minta makanan, maka kami baru berikan makanan itu kepadanya pada waktu berbuka .” (HRBukhari 1960 dan Muslim 11360) sumber dari buku Tarbiyatul Abna’ (Syaikh Mustofa Al Adawi).
Bagaimana nanti berpuasa di tengah corona?
Akan sangat menyedihkan, tidak ada anak-anak yang bergerombol, setiap keluarga akan memproteksi anggota keluarganya masing-masing, mungkin tidak ada anak-anak yang berkumpul di mesjid untuk belajar atau sekedar duduk-duduk menunggu buka puasa bersama. Jangan tanyakan tentang sholat teraweh, membayangkan momen ini membuat sangat-sangat sedih. virus corona telah membawa berbagai hikmah positif dan negatif dalam kehidupan kita, sebagai makhluk yang lemah apa yang bisa kita perbuat, kecuali menjalankan sesuai sunnatullah, berikhtiar dan berdoa.
Sebagai ummat muslim kita harus bergembira menyambut kedatangan bulan suci ini, jangan kalahkan semangat kita dengan adanya corona ini, mumpung stay at home, mari kita kondisikan hati dan rumah kita untuk menyambutnya.
Pertama : siapkan ruangan sedemikian rupa untuk sholat berjamah bagi seluruh anggota keluarga, mengingat kemungkinan kita tidak dapat teraweh di masjid, letakkan kitab Al-qur’an dan buku-buku religi di sekitarnya, sehingga pada saat santai disiang hari atau setelah sholat mudah bagi kita untuk menjangkaunya.
Ke dua : buat target atau program keluarga yang harus dicapai selama bulan Romadhan, seperti tadarus dan khatam Al-qur’an setiap minggu, menghafal surat-surat pendek, membaca buku bacaan yang berhubungan dengan religi. Dan lain sebagainya.
Ke tiga : arahkan anak-anak untuk tidak bermain ke hal-hal yang dapat melalaikannya dari sholat dan membaca Alqur’an, sarankan untuk menulis tentang kegiatan Romadhon di rumah, apalagi Romadhan tahun ini tergolong langka, akan lebih baik menjadikannya kenangan untuk anak cucu nanti, satu hari satu pengalaman tulisan atau satu doa saja maka selama satu bulan Romadhon jika dikumpulkan akan menjadi satu buku.
Ke empat : Jadikan Romadhan kali ini menjadi Romadhan yang sangat indah dan bernilai karena seluruh anggota keluarga berkumpul dari awal hingga akhir Ramadhon Insyaallah.
semoga rumah kita menjadi barrokah dan dijaga oleh Allah swt setiap hari.
# semoga bermanfaat
# stay at home
# Gg Batu Nek, Jum’at , 17 April 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aamiin. Ya, Bu Her, insyaAllah kita masih bisa maksimal beribadah selama ramadhan, walaupun dalam kondisi seperti saat ini. Barakallah, terima kasih telah berbagi kenangan, ilmu dan tips nya, Bu Her. Salam kangen, lama tak bersua.
Martabak ya Romadhan
InsyaAllah klo anak 2 di rumah emang anak rumahan lebih enjoy daripada di luar rumah Bu Her
Smg wabah menghilang seiringn dgn dtangny Ramdhan..aamiin
Aminnn bu
Ramadhan im coming