Herlina

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
INGIN KU TENTANG MU

INGIN KU TENTANG MU

Tak ingin menyoalkanmu

Namun hanya satu tanya saja

“Di mana Gawaimu?”

“Diletakkan di mana ponsel cerdas itu?”

Bukankah senantiasa engkau genggam,

Bukankah selalu ada di sakumu,

---------

Tak ingin menyoalkanmu

Kapan benda pipih itu lepas darimu?

Saat kapan kawan?

Saat engkau tidur ?....dia ada di sisimu

Saat engkau makan?.....dia ada di sebelahmu

Saat berkumpul keluarga?...diapun setia di sampingmu

---------

Engkau senantiasa membungkuk

Seakan memberi hormat pada sekeping benda kotak itu

Dan engkaupun berkoar ......banyak... dan panjang.....

“saya... sedang membaca”,

“saya juga sedang menulis”,

“saya... sedang menjelajah dunia maya”

“saya...mencari tahu yang saya tidak tahu”

O o o.........

Saya lah Literat itu....

---------

Akupun bergidik,

Geli mendengar jawabanmu,

Cobalah kau ingat-ingat kawan,

Selama 24 jam

Berapa lama ia bersamamu?

Adakah dia telah memungut waktumu?

Atau...

engkau hanya berdalih menggunakan waktu untuk nya?

---------

Hanya sedikit....yah....sedikit sekali darimu menggenggamnya untuk kebajikan

Dengan pongahnya engkaupun berkata “tanpa ia hariku tak berarti”,

Tahukah engkau kawan?

Semua butuh porsi,....

Semua butuh ruang, .....

Engkaupun ...

butuh tempat untuk berliterasi kepada empunya jiwamu

sangatlah tidak patut,

jika engkau lebih mengutamakan benda itu dari pada DIA.

Rehatlah sejenak kawan, benda itu akan menyesatkan mu

Bila tak kau guna dengan bijak.

---------

Mari......

Lebih baik kita bercerita,

Tentang canda tawa dan senda gurau kita,

Tentang kegiatan di sekolah,

---------

Ingatkah kawan....

Saat mata kita ditutup dengan sepotong kain

Kita berjalan berarak, di tengah gelapnya malam,

Tangan kanan memegang tali,

Tangan kiri memegang bahumu,

Berkali-kali engkau berteriak,

Ada yang menyandungi kakimu,

Bahuku kau cengkram dengan erat,

Aku tak dapat melihat betapa paniknya wajah mu

Aku hanya meminta agar berpegang eratlah pada tali itu.

---------

Berkisah begini lebih baik bukan?

Tidakkah ingin kau ukir cerita lewat goresan penamu?

Ingatkah,... setelah jauh berjalan kita berkumpul di lapangan,

Dalam mata masih tertutup,

Mentor memberi motivasi tentang kasih sayang,

Tentang cinta seorang ibu,

Tentang kasih seorang ayah,

Tentang cita-cita,

Tentang sayangnya seorang guru,

Aku, Engkau dan semua menangis ,....

Tersedu bersama.....

Semakin syahdu,

Saat kita buka penutup mata,

Kita berpelukan saling memaafkan,

---------

Ingatkah engkau kawan,

Itu momen perkemahan literasi di sekolah kita,

Aku, engkau , teman-teman dan semua guru

Berkumpul, berkreasi, menulis sajak bersama

dan tidur di tenda-tenda kecil

kita semua bergembira.

---------

Bertutur begini bukankah lebih baik, kawan?

Tidak inginkah kau jadikan lembar demi lembar

catatanTentang kita

‘tuk dijadikan sebuah buku?

---------

# sekelumit kisah literasi di sekolahku

# Merindu

# Stay at home

# SMPN 2 Pangkalpinang

10 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

MantapTeruskan Luahkan rasa sebagai wujud gelisah ya hati menjadi modal literasi...Semangat dan sukses selalu

10 Apr
Balas

Iya bu terimakasih

10 Apr

terimakasih bun

10 Apr
Balas

Harus sabar sampai waktu yang ditentukan Bu Herlina

10 Apr
Balas

Iya bu ketty

10 Apr

Menulis itu kebutuhan bukan sekadar keinginan..keren Bunda..salam Literasi

10 Apr
Balas



search

New Post