Mengambil Iktibar dari sebuah buku ( menulis hari ke- 84)
Akhir-akhir ini sedang viral lagu Aisyah r.a, bahkan liriknya digubah menjadi lagu Ramadhan, begitu enak dan syahdu didengar, bukan karena liriknya lagu itu yang membuat saya tertarik mencari sumber bacaan yang berkaitan tentang Aisyah r.a ummul mukminin, tapi lebih kepada rasa ingin tahu lebih mendalam tentang profile Aisyah r.a.
Untuk menulis kita perlu membaca, mengamati, mendengar, dan mengalami. Setelah menjelajah dan bongkar-bongkar lemari buku siapa tahu ada sumber yang dapat dijadikan rujukan untuk menulis, akhirnya bertemulah dengan sebuah buku yang dicari, bukan di lemari tapi malah tergeletak di atas tempat tidur anak saya, saya punya anak laki-laki duduk di kelas 7, saya heran namun tidak bertanya apa yang dibacanya, saya berpikir baguslah yang penting rajin membaca, baru beberapa hari sekembalinya dari pesantren karena stay at home, dia nampak begitu khusuknya membaca sebuah buku yang lumayan tebal berjumlah 276 halaman sampai selesai, sebuah buku yang berjudul Potret Wanita Yang Diabadikan dalam Al-Qur’an karya Ainul Millah, LC. Buku ini ternyata kepunyaan kakaknya.
Saya fokuskan pada apa yang saya cari, saya baca daftar isinya, deg...ternyata ada di halaman 191, Aisyah , Ummul Mukminin, penghafal hadist terbanyak di antara para Shahabiyat. Begitu senangnya, tanpa mengulur waktu langsung saya lahap.
barangkali para pembaca sudah tahu sejarah tentang Aisyah r.a, tapi tidak salah kalau saya mengulas kembali sekelumit tentang beliau dari buku tersebut.
Nama lengkapnya adalah Aisyah binti Abu Bakar ash shidiq dan bergelar Ash-Shiddiqah atau Humairah, Aisyah lahir pada bulan syawal tahun ke lima kenabian atau kesembilan sebelum hijriah bertepatan dengan bulan Juli tahun 614 Masehi dari seorang ibu yang bernama Ummu Ruman binti Amir. Bearti sejak lahir Aisyah hidup di keluarga yang telah memeluk agama Islam.
Sifat dan kepribadian Aisyah r.a
Aisyah adalah wanita yang cantik, kulitnya putih dan wajahnya kemerah-merahan, Aisyah senantiasa menjaga dirinya dari ghibah, dia suka merendahkan diri, pemberani, baik dan murah hati serta suka bersedekah, Aisyah banyak beribadah baik ketika bersama Nabi Saw maupun ketika Nabi sudah wafat.
Peran Aisyah r.a setelah menikah
Pertama : sebagai isteri, kehidupan suami istri antara Rosullulah dan Aisyah adalah cerminan keluarga yang harmonis dan taat beribadah. Aisyah istri yang cerdik, shalihah, penyejuk mata, penawar hati dan pengasah pikiran, dia penghibur di waktu kesunyian.
Ke dua : sebagai Ibu Rumah Tangga, Aisyah r.a terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri meskipun mempunyai pembantu, dia melayani kebutuhan Rosullulah Saw seperti menyiapkan air wudhu, melumuri minyak wangi ke badan Rosullulah, menyiapkan siwak , mencuci , menumbuk gandum dan mengolahnya menjadi roti, dan sebagainya.
Ke tiga : berperan dalam berbagai ilmu
1. Ilmu tentang Alqur’an, sedari kecil Aisyah telah menghafal Al-qur’an dan mengamalkannya.
2. Ilmu tentang Hadist, sahabat Rosululah yang banyak meriwayatkan hadist ada 6 orang, adapun Aisyah termasuk peringkat ke- 4 dari 6 orang tersebut dan satu- satunya yang perempuan.
3. IImu dalam fikih, qiyas dan prinsip-prinsip ijtihad
4. Ilmu dalam bidang Tauhid dan Aqidah
5. Ilmu dalam bidang kedokteran, sejarah retorika dan satra
Ke empat : berperan dalam bidang pendidikan, Aisyah menjadikan biliknya yang menempel di masjid Nabawi sebagai Madrasah, siapa saja bisa datang dan belajar dengan beliau, apabila ada hubungan mahram maka bisa langsung belajar tatap muka, namun jika tidak, Aisyah berada dibalik tabir dalam mengajar dan menjawab pertanyaan.
Ke lima : berperan dalam sosial, Aisyah sangat menyayangi para hamba sahaya, membebaskan budak, dan membantu fakir miskin.
Ke enam : berperan dalam bidang politik, Aisyah ikut mengibarkan perdamaian dan pergi ke Bashrah bertujuan untuk memperkuat Islam, yaitu memerangi pemberontak dan membalaskan kematian Ustman.
Saya jadi terharu membacanya, ternyata bukan hanya yang tertera pada bait lagu tentang keromantisan dalam berumah tangga saja, sungguh jauh dari itu banyak peran beliau yang belum kita ketahui sepenuhnya, dengan mempelajarinya kita bisa mencontoh bagaimana ke imanan dan ketakwaan beliau kepada Allah swt serta perannya dalam hidup berumah tangga dan lingkungan sekitarnya. Selayaknya kita kaum wanita bercermin kepada Aisyah r.a, seorang istri harus bisa berperan dalam berbagai bidang, memiliki banyak ilmu serta keterampilan, sehingga makin disayang suami, dan bermanfaat bagi sesama manusia.
Dalam buku tersebut tidak hanya mengabadikan kisah Aisyah r.a, melainkan ada 21 wanita lagi yang kisahnya diabadikan dalam Al-Qur’an yaitu wanita-wanita sebelum turunnya Al-Qur’an dan setelah turunnya Al-Qur’an, pantas saja anak saya suka membacanya, karena di sana banyak cerita dahulu kala yang hikmahnya sangat luar biasa bagi kehidupan masa sekarang.
Untuk sumber referensi lainnya tentang Aisyah r.a bisa kita jelajah di google, wanita solehah adalah sebaik-baiknya perhiasan dunia.
# stay at home
Senin, 20 April 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Allahumma sholli ala Muhammad wa ala ali Muhammad. Barakallah ilmunya, Bu Her.
Sebentar lagi kita sampai dipunyainya Ramadhan, mari jangan lewatkan sedetik pun dari beribadah kepada NYA
SubhanAllahSiapa yang tidak kenal Aisyah binti Abu Bakar Barokallah Bu Her
Aisyah adalah kartini dimasa Rasulluloh
Subhanallah, semangat menyambut 21 April dan marhaban ya Ramadan, Bu
Iya pak sama-sama, sehat selalu ya pak, tetap betah di rumah.