Sinergisitas antara Orangtua, Guru dan Anak Saat di rumah saja
Tanggal 2 Mei ini genap satu bulan setengah kegiatan stay at home, menjalani aktivitas rutin di rumah harus pandai-pandai mengemasnya di tengah tuntutan beban pekerjaan yang banyak , Work from home dan house hold.
Menjalani WFH sebagai guru, merupakan pengalaman baru dalam waktu yang cukup lama, terasa merepotkan, apalagi guru mengajar pada tiga jenjang kelas 7, 8 dan 9 dengan jumlah rombongan belajar 12 kelas, sebut saja teman saya guru Senbud, guru PKN yang setiap harinya mengajar 36 jam, saya sendiri mengampu 3 jenjang, beruntung jumlah kelasnya sedikit, benarlah secanggih apapun teknologi tidak dapat menggantikan peran guru.
Pembelajaran daring dilakukan, berbagai aplikasi saya coba dan dievaluasi setiap minggunya sambil berharap ada perkembangan baik dari wabah ini sehingga bisa belajar tatap muka kembali, pembelajaran melalui WA, tugas lewat email, zoom meeting, kuis melalui https://quizizz.com/join/ , akhirnya bertahan di class room, materipun dikirim berupa file, penjelasan menggunakan vidio, rekaman, dan link pembelajaran sebagai sumber, ditambah program pemerintah menyaksikan tayangan televisi, tetap tidak memuaskan dan hasilnya belum dikatakan efektif dan maksimal, kendala selalu ada seperti masalah paket data, jaringan, keterbatasan sarana dan fasilitas yang dimiliki orangtua dan sebagainya. Sebagai guru WFH harus berlangsung setiap hari sesuai jadwal yang telah disusun oleh sekolah selama di rumah, mulai pukul 08.00 sampai malam terus melayani anak-anak dan orangtua jika ada yang memerlukan bantuan, tugas tambahan yang saya berikan kepada anak-anak adalah menulis kegiatan mereka di rumah selama stay at home, dan dikumpulkan pada saat masuk sekolah nanti, saya berikan motivasi agar kisah stay at home di tengah corona menjadi sebuah buku.
Menjalani WFH sebagai Orangtua, untuk kegiatan ini saya menamakannya house hold, momen di rumah seorang guru perempuan menjalani profesi ganda memantau belajar anak didik juga membimbing belajar anak sendiri. saya mempunyai seorang anak sekolah di pesantren setingkat kelas 7 SMP, dalam hal ini kegiatan yang dilakukan pertama saat matahari telah bersinar yaitu mengajak anak berjemur karena dalam rangka memperkuat imunitas tubuh, olahraga bulu tangkis lah menjadi pilihan, pukul 08.00 kami sudah harus menghadap laptop dan memegang gawai untuk memulai kelas on-line hingga pukul 11.00, setelah mengirim tugas si anak harus tidur kemudian bangun ketika azan zuhur, dilanjutkan menghafal surat yang telah ditargetkan sebanyak satu halaman, mengulang-ngulangnya dan diperdengarkan ke orangtua, lalu menunggu telpon dari ustadznya sesuai dengan jadwal yang ditentukan sekitar pukul 14.45, dan harus ditunggui oleh ibunya. Setelah sholat Asar si anak murojoah hafalan yang telah dihafalnya dan menghafal surat yang baru untuk disetor besoknya, kegiatan ini berlanjut setelah magrib, sebelum dan setelah subuh dan tetap dalam pengawasan ibunya, sementara tugas – tugas rumah yang lain tetap menanti giliran untuk ditangani. Itu untuk satu anak saja bagaimana jika ada 2 atau 3 anak yang semuanya butuh pembelajaran daring?.
Kelelahan pun tertutupi di saat saran saya disetujui oleh si anak untuk ikut tantangan menulis di gurusiana, kebetulan dia pernah menjadi peserta pada saat kegiatan sasi sabu di kota Pangkalpinang ketika duduk di kelas 6 SD tahun 2018. Dia bermaksud menulis sebuah memoar berjudul “Pondok, sepenggal kisah tentangmu” , tentu saja dengan bahasa yang sangat lugu dan sederhana, saya biarkan saja yang penting dia mempunyai keinginan untuk menulis, dan Insyaallah akan menjadi buku kedua setelah buku pertamanya berjudul “Ada Jejak kakiku di tanah suci”, untuk menambah wawasannya saya pun tidak melarangnya ketika selama berdiam di rumah dia membaca buku Muhammad Al-Fatih sang penakluk yang diramalkan, Biografi 60 para sahabat nabi, novel Negeri 5 menara, wanita yang diabadikan dalam Al-Qur’an. Buku-buku tersebut lumayan tebal dan butuh waktu untuk membacanya dengan pemahaman.
Di rumah saja membawa hikmah tersendiri bagi setiap keluarga. Guru, orangtua dan peserta didik diasah kemampuannya menggunakan IT, juga diuji kesabarannya. Tetaplah produktif walau di rumah saja.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap implementasi work n school from home nya Bu
Luar biasa. Mencerahkan...
terimakasih pak, salam literasi
Maju terus Bu Her
shipp
Sangat bersinergi ya bu
mantap juga, ..sinergi ketiga pihak yang diulas secara cerdas..salam
salam literasi pak
Super sekali..sangat bersinergi,Sist..
terimakasih bu