Cerpen : Cinta Segitiga
Cinta Segitiga
#Tantangangurusiana
Tantangan hari ke- 30
Pagi ini kulangkahkan kakiku menuju sekolah dengan hati yang riang. Karena ada guru baru yang akan datang ke sekolah kami menggantikan ibu yuni guru IPA yang pindah tugas. Sudah sebulan ini kami mengisi kekosongan jam bu Yuni, terasa capek juga dengan beban jam yang selama ini tiga puluh jam.
Kulihat di ruang guru masih sepi, tetapi ada seorang wanita duduk membelakangi pintu masuk,sedang memainkan handphonenya. Aku mengucap salam. Wanita itu membalik membalas salamku. "Tari!" seruku mendatangimya. Ini kan teman SMA ku. Kami berpelukan sangking senangnya. Kami sudah lama tidak komunikasi setelah tamat SMA.Dia teman baikku.
Aku memariknya duduk di sebelah kursiku.
Aku ingin bernostalgia dengannya sebelum teman- teman yang lain berdatangan. Terakhir kudengar dia menikah dengan teman kami Andre si ganteng yang menjadi idola di sekolah.
"Apa kabarmu?" Tanyaku sembari memandanginya senang.
Tari hanya tersenyum dan mengatakan baik. "Eh, kudengar kamu menikah dengan Andre ya?" Awet juga pacaran kalian ya. Tari hanya tersenyum sedikit, seolah-olah dia kurang suka pertanyaanku. Aku ingin bertanya lagi, tapi teman-teman guru sudah datang dan menyalami Tari.
Ada keanehan dari Tari , setahuku dia adalah gadis yang ceria, rame dan ramah . Tetapi kini dia berubah jadi pendiam. Nanti kalau ada waktu luang akan kutanyakan kepadanya. Aku yakin dia pasti menyimpan suatu masalah.
Tari sudah satu minggu ini mengajar, tapi aku tak pernah melihat Andre mengantarnya. Tari selalu menggunakan angkutan umum pergi dan pulang kerja.
Aku selalu mengajaknya untuk pulang sama, tetapi ia selalu menolak.
Setelah istirahat pertama, lesku kebetulan kosong, kulihat Tari juga. Ia sedang assik mengoreksi buku PR anak-anak."Tar, yuk ke kantin ," ajakku. Dia menoleh seperti ingin menolak. Aku menariknya.
"Ayolah...bujukku. Akhirnya Tari bangkit juga. Kami sama-sama berjalan menuju kantin. Sebenarnya aku akan menanyakan semua keherananku kepadanya, kalau di kantor aku takut ada yang mendengar. Tak enak juga karena ini masalah pribadi.
Setelah memesan dua mangkok bakso dan es jeruk, aku mengajaknya duduk di sudut. Tari menurut saja. Sepertinya perempuan satu ini hemat bicara. "Ayo, cerita, kataku terus terang" Tari memalingkan wajahnya dariku. Ia seolah ingin menutupinya dariku.
"Tar, apakah aku bukan sahabatmu?" sahabat dikala susah dan senang ? Ayo, ngomong!" Aku tak ingin wajahmu berselimut mendung, kataku membrondongnya. Tari menghela napasnya. "Aku malu Nia, " ucapnya menyentuh lenganku. Aku menggeleng. "Bicaralah, biar bebanmu berkurang. Tari memandangku. "Kau jangan marah ya?" Aku mengangguk asal. Kupikir, apa pula marah dengannya. Memangnya, Tari salah apa?
"Kania, sebenarnya yang dicintai Andre itu kamu, katanya pelan. Aku terkejut memandangnya . Alisku ikut naik. Tari diam. "Mau dengar apa tidak?" katanya melihat wajahku berubah. Aku tersadar.
"Lanjut!," kataku tertawa. Kupikir itu masa lalu. "Kita menyukai orang ysng sama, kupikir kau tidak begitu serius. Maka ketika Andre menitip surat untukmu, tidak kuberikan padamu. Setiap Andre menanyakanmu, aku selalu mengatakan kalau kau tidak tertarik kepadanya. Andre sangat kecewa, apalagi dilihatnya kau tidak pernah memberi perhatian kepadanya.
Aku mau marah sekali pada Tari, emosi aku mendengarnya. Tetapi kalau aku marah, Tari akan berhenti ceritanya. Sedangkan aku ingin menghapus kabut dimatanya.
Aku mengambil kesempatan dengan galaunya Andre, kudekati dia. Kuberikan perhatianku padanya, mulanya dia tidak bisa menerimaku. Akhirnya singkat cerita kami jadian.
Tapi ternyata Andre tidak sebaik yang kukira. Dia kalau ngomong sesukanya. Berapa kali kami putus, karena keegoisannya. Tapi aku selalu merasa bersalah, akhirnya balikan lagi. Begitu seterusnya . Aku tahu sifat Andre tidak bisa dirubah, tapi aku sangat mencintainya. Aku tutupi sifat buruknya. Aku bangga sekali saat itu berada di sampingnya.
Kami akhirnya menikah. Kupikir dengan menikah, Andre akan berubah dan bertanggung jawab. Nyatanya, dia orang yang rapuh, pemarah dan ringan tangan. Kulihat Tari mulai menangis. Aku mengelus bahunya menyabarkan.
Andre berkali- kali berhenti dari kerjaannya. Dia akan tersinggung apabila ditegur atasannya. Akibatnya, aku yang kena getahnya. Andre marah- marah. Kesalahan kecil saja, bisa jadi besar. Ia selalu menyesali pernikahan kami. Katanya kalau Ia menikah denganmu, nasibnya nggak seperti ini. Aku hanya diam dan menangis.
Aku merasa kasihan pada Tari, ternyata ia tidak bahagia. Kusentuh lengannya, Ia menjerit kecil. "Maaf, kataku menatapnya. Tari menggeleng. Bekas kemarahannya, katanya sembari menunduk. Mataku terbelalak karena terkejut. "Kalau aku melawan, Andre akan semakin marah dan memukuliku," ujarnya lirih.
Aku sedih melihat Tari, pantas saja dia selalu diam dan menghindariku. Ternyata dia merasa bersalah padaku. Kalau Ingat Andre, lelaki yang selalu menghiasi mimpiku kala itu. Aku sangat menyukainya , tapi aku gadis yang pemalu. Aku tahu Andre menyukaiku, tapi ada saja alasan Tari kalau Andre mendekatiku.
Ia selalu mengajakku ke suatu tempat. Sehingga kelihatannya Aku tidak menyukai Andre. Aku baru tahu sekarang jawabannya. Malah kulihat Andre dan Tari jadian. Aku sakit melihat itu. Apalagi Tari suka pamer kalau sama Andre. Kupikir Andre lebih memilih Tari, karena mereka sama-sama anak orang kaya.
"Ini namanya KDRT Tar, kataku kepadanya. Suaraku sedikit marah. Tari hanya diam dan menyedot es jeruknya. "Laporkan saja, kataku lagi. Tari menggeleng kuat."Jangan!" jawabnya. "Akibatnya lebih fatal lagi nanti, biar saja. Aku sudah biasa diperlakukannya seperti ini.
"Kalau boleh tahu, apa masalahnya?" tanyaku. Tari kembali menatapku.
Andre baru di PHK. Ia uring-uringan. Andre minta uang padaku untuk modal usaha, kubilang aku sudah tidak bisa minjam uang lagi. Hutangku di Bank sekolah lama, masih lama habisnya. Kami sudah tidak punya harta lagi, Andre menjual mobil, sepeda motornya bila ia kehabisan uang. Kalau aku marah, Ia akan menceraikanku.
Kulihat mata Tari basah. Aku menyodorkan tissu padanya.
"Kau takut padanya?" tanyaku merasa iba. Tari mengangguk. Aku pernah meninggalkannya, tapi Ia marah sekali, ia mencariku hingga ketemu. Dan akhirnya, ia memukuliku. "Kau tidak bilang sama keluarganya atau orang tuamu?"
"Percuma!" Andre pintar bersandiwara di depan orang tuanya dan orang tuaku. Perlakuannya sangat baik padaku kalau di depan mereka. Aku selalu disalahkan.
"Teringatnya, kenapa kamu pindah dari sekolah lamamu?"
"Andre buat ulah." Dia salah paham pada temanku pak Arif. Ia memukulnya. Aku malu Nia. Padahal, pak Arif baik sekali, kasihan dia kepadaku.
Aku muak dan geram kepada Andre. Syukurlah aku tak jadi dengannya. Walau karena itu, aku patah hati.
Andre cinta pertamaku. Aku sulit melupakannya. Hingga setahun lalu, mama mengenalkan seorang laki- laki kepadaku.
Sebenarnya aku ingin menolaknya, tapi aku kasihan kepada mama yang entah sudah keberapa kalinya mengenalkanku seorang lelaki, dan aku selalu menolaknya.
Walau awalnya aku tak mencintainya, tapi karena dia selalu baik dan sayang kepadaku, aku luluh juga. Sekarang aku sedang belajar untuk mencintainya.Apalagi aku sekarang sedang mengandung anaknya.
"Nia, maukah kamu berjanji untuk tidak bertemu Andre?" pinta Tari membuyarkan lamunanku.. Sebenarnya aku merasa tersinggung dengan ucapannya. Tapi aku paham maksudnya. " Maafkan aku Nia, kurasa ini semua salahku." Aku telah merebut kebahagiaan kalian. Andre masih mengharapmu.
Dia kecewa kepadaku karena aku penghalang cinta kalian. Aku menatapnya tak mengerti. "Aku keceplosan pada Andre, aku bilang rahasia surat itu, dan penolakanmu. Kukatakan kau juga mencintainya. Ujar Tari menggenggam tanganku. Oh...pantas saja Tari melarangku bertemu Andre.
" Tar, kamu nggak perlu takut." Aku sudah menikah, dan sekarang aku lagi mengandung. Aku juga sangat mencintai suamiku, ujarku meyakinkannya. Andre itu masa lalu, lagi pula diakan suamimu, kataku menggenggam tangannya . Tari mengangguk pelan.
"Kukira kamu belum menikah Nia, apalagi aku nggak melihat kalau kamu hamil, "katanya melihat perutku yang masih rata. "Tentu saja, kan baru kemarin tahunya. Suamiku begitu gembiranya, ketika dokter memberitahu aku hamil." jawabku dengan wajah berseri-seri.
"Selamat ya Nia, aku yang duluan nikah malah belum punya anak,ujarnya sembari tersenyum. "Kenapa?" tanyaku spontan.
"Kandunganku lemah, aku beberapa kali keguguran." Jawabnya sedih. Aku memeluknya. "Sabar ya Tar, mintalah kepada Allah agar suamimu dibukakan hatinya. Jangan bosan meminta kepadaNya. Sholat Tahajjud, bersedekah dan selalu berprasangka baik kepadaNya. Aku menasehatinya. "Kog kamu tahu aku marah padaNya? Aku mengangguk. Biasanya orang yang kecewa, apalagi sepertimu, hatinya akan protes dan marah. Coba ikhlaskan semuanya. Ikuti saranku. Aku juga akan berdoa untuk kebaikan rumah tangga sahabatku . Tari memelukku erat, tangisnya tumpah lagi. "Semoga tangismu menjadi tangis bahagia, ujarku.
Bel berbunyi. Aku dan Tari beranjak dari kantin. Kami berjalan membawa pikiran kami masing- masing.
Medan, 21022020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen banget bu cerpennya....Karma ya..Saya pernah miripmirip gitu juga dgn teman ahhaha...Alhamdulillah sekarang disyukuri
Alhamdulillah bu...dibukakan kebaikan dan keburukan seseorang
Sueeer.. Keren smat ibu
Terima kasih bunda
Bagus bu
Terima kasih bu
Hebat ibuk ..pandai buat cerpen
Biasa aja bu...ayo coba buat bu...
Iya bu terima kasih sudah mampir
Gita cinta dari SMA bu
Keren pakai pisan Bu
Terima kasih ibu...ibu juga keren lho
Keren ceritanya...
Terima kasih ibu...saling berbagi kita ya
Wow..waktu SMA kadang begitu ya.. hehehe
Ya bu...gita cinta dari SMA
Bagus