Lindungi Remaja dari Pergaulan Bebas dengan Cinta dan Giat Positif
Oleh : Hermin Agustini, M.Pd
SMPN 3 Bangsalsari_Jember
Dunia semakin kecil, hanya ada di gennggaman. Seiring kemajuan teknologi, dalam waktu sekejap kita bisa menjelajah dunia. Bisa berkomunikasi dengan bangsa manapun yang kita mau, apalagi dengan orang-orang di lingkungan terdekat. Selama ada jaringan, gadget dan paket data, semua dalam jangkauan. Demikian pula dengan pergaulan anak anak kita, semakin luas dan tak terbatas.
Bisa jadi kita berada sangat dekat dengan putra dan putri kita, namun tak akan bisa mencegah mereka bergaul dengan siapapun melalui dunia maya yang akan mengangtarkan para remaja pada berbagai pergaulan, baik di lingkungan terdekat, lingkungan sekolah maupun di masyarakat yang tidak semuanya baik dan tidak menutup kemungkinan mereka terjerumus dalam pergaulan bebas.
Pergaulan bebas merupakan pergaulan yang melanggar batas norma agama dan susila yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Tindakan pergaulan bebas tidak terikat peraturan dan norma, bisa dalam bentuk penyalahgunaan narkoba, hura-hura, minuman keras sampai pada seks bebas yang dilakukan oleh para remaja sebagai bentuk mencari jati diri atau pelampiasan rasa kecewa dan emosional yang menyimpang tanpa tanggungjawab.
Akibatnya, dari pergaulan bebas para remaja beresiko mendapat gangguan kesehatan karena obat-obat terlarang atau minuman keras yang dikonsumsi dan berakibat pula pada menurunnya konsentrasi belajar yang tentu saja mengganggu pencapaian pendidikan mereka. Untuk memburai permasalahan ini, tidak mungkin hanya dilakukan oleh para orangtua, namun secara otomatis menjadi tugas sekolah tempat para remaja menuntut ilmu juga masyarakat tempat remaja bergaul.
Orang tua tentu saja berperan utama dalam membersamai para remaja ketika di rumah, komitmen penggunaan gadget, menjalin kehangatan perhatian satu dengan yang lain, mengadakan aktivitas bersama dan mengetahui dengan siapa saja mereka bergaul dan berkegiatan. Menjalin komunikasi harmonis dan terbuka serta menjadi sahabat bagi putra putri adalah hal yang bijak daripada menjadi “polisi” yang siap menggeledah dan menjejali dengan pertanyaan menelisik dan membidik bahkan memberi hukuman negative. Cinta dan kasih sayang, akan menuntun mereka pada kegiatan yang baik.
Sekolah sebagai tempat menuntut ilmu tentu saja perlu memberikan berbagai kegiatan positif untuk membantu para remaja menemukan jati diri melalui prestasi akademik maupun non akademik. Menguras tenaga siswa dalam bergiat positif dalam ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat dan minat, akan sangat membantu mereka terhindar dari pergaulan bebas.
Demikian pula yang sedang dilaksanakan di SMPN 3 Bangsalsari, Jember, Jawatimur. Untuk melibas pergaulan bebas yang sangat rentan terjadi di lingkungan yang terletak antara pedesaan dan kota dengan keadaan lingkungan masyarakat dari berbagai latar belakang, kami menggiatkan mereka dalam beberapa kegiatan ekstrakurikuler seperti Paskibra, Pencak Silat, Bola voley, Seni tari, Pramuka serta pembiasaan giat positif seperti membaca surat Yasin setiap awal pelajaran, salat berjama’ah dan menggiatkan literasi merupakan giat rutin yang tidak memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan hal negative.
Tidak hanya itu, bekerja sama dengan semua pihak mulai dari kepala desa, merangkul tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan gerakan anti pernikahan dini. Bergiat hidup sehat bersama PUSKESMAS untuk mengenalkan pola hidup sehat termasuk resiko akibat seks bebas. Bersama pihak POLSEK setempat juga menjalin kerjasama untuk memberikan sosialisasi pencegahan kenakalan remaja, pengenalan pelanggaran hukum negara, pelanggran norma dan agama serta berbagai giat positif dan memberikan pembinaan apabila ada siswa bermasalah merupakan lingkaran kerjasama untuk melindungai para remaja dari pergaulan bebas.
Sebagai pamungkas, membuat komitmen bersama orang tua dan siswa serta masyarakat untuk memberikan sanksi tegas dikembalikan kepada orang tua apabila ada siswa yang tergelincir pada tindakan melanggar hukum sebagai akibat pergaulan bebas. Tentu saja hal ini sangat tidak diharapkan. Semoga semua generasi muda kita terlindungi dari berbagai pengaruh negative dalam pergaulan. Amin.
Profil Penulis
Hermin Agustini, M.Pd. Terlahir di Bondowoso pada tanggal 31 Agustus 1972. Penulis menuntaskan pendidikan S1 Bahasa Inggris pada tahun 1997 di Universitas Jember, memulai karirnya sebagai guru sukarelawan di SMP Negeri 1 Sumberjambe pada tahun 1997 dan memperoleh SK PNS untuk bertugas di SMP Negeri 1 Balung pada tahun 1998. Penulis menuntaskan pendidikan S2 Bahasa Inggris pada tahun 2013 di Universitas Islam Malang. Bergabung dengan Media Guru Indonesia Pada Bulan September 2019 dan telah menerbitkan buku dengan judul “Nak, Duduklah Sebentar Bersamaku”, “Purnama di Beranda Dapur” dan “Kuliat Rinduku” serta beberapa antologi. Saat ini penulis adalah kepala Sekolah di SMPN 3 Bangsalsari_Jember dan menjadi salah satu penggiat literasi Media Guru Indonesia.
Kritik dan saran bisa dikirim ke [email protected]
Atau via wa pada 081252376628.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap ulasannya bunda...
Keren menewen. Ijin follow. Ditunggu follow backnya.
Keren bu...