“Butuh waktu berapa lama sich Ran, untuk install ulang laptopku?” Tanya Santi lagi kepada Santi.

“Cuman beberapa jam sich, tidak lama kok. Dapat ditunggu, kalau ingin diinstall ulang laptopmu,” jelas Rani sambil asyik dengan telepon genggamnya.

“Nanti antarkan ke sana yach, terus kita nunggunya di kafe dualima saja, bagaimana?”

Tawaran yang menyenangkan batinku dalam hati.

“Aku ikuut…. yaach,” seruku dari kursi bagian belakang meja guru.

Terdengar tertawanya dari mulut mereka.

“Yuuuuk, biar rame,” Santipun mengiyakan permintaanku.

“Ya, habis absen pulang sekolah, kita cuuuzz ke sana,” balas Rani menutup laptopnya.

Terbersit kalimat Rani tentang hanya butuh waktu sekejap untuk meng-install ulang sebuah laptop. Bagaimana bisa coba, aku mengenal Rudolfo saja dari usia tujuh tahun. Bukan waktu yang sebentarlah untuk ukuran sebuah laptop, haahaa… membandingkan kok dengan benda mati. Sepertinya memang kudu di reset semua yang pernah ada, layaknya program yang terkena virus. Sehingga menyebabkan hang sebuah laptop kita. Memberikan kekuatan untuk menjalankan sistem operasional sebuah komputer sama halnya memberikan kekuatan batin dan hati kita memahami sebuah proses kehidupan.

Kalimat yang sering kita baca dan dengar,

“Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”

Firman Allah yang dapat kita temukan di Surat An-Nisa’ ayat Sembilan belas. Sepertinya akupun sering mengingkari kalimat tersebut. Apakah Santiago dapat menggantikan kedudukannya Rudolfo, dalam pelataran hatiku ini. Apakah, memang seperti itulah yang mesti aku lewatkan. Istighfarlah hatiku…. Please……, hanya Allahlah yang paling mengetahui, apa yang paling baik bagi hambaNya.

Hidup adalah sebuah pilihan, dan tentunya kita boleh merencanakan setiap episode kehidupan kita. Tetapi, tetap mengingat bahwa Allahlah yang akan memberikan jalan takdir kita nantinya. berprasangka baik saja sama Allah. Yakin saja dengan Allah, bahwa bertemu dengan Rudolfo merupakan jalan Allah yang menunda atau mengalihkan sementara kepada hal yang lebih baik dari apa yang diinginkan. Allah lebih mengetahui apa yang paling baik bagi hambaNya. Bukan ngeles atau ngayem-ngayemi ati sich... karena ini memang sudah ketentuan Allah yang harus kita terima dan syukuri.

Mensyukuri bahwa aku pernah bertemu Rudolfo, seseorang yang dapat memberikan passing grade yang tinggi di hidupku. Alhamdulillahnya lagi, bersyukur dengan berlipat kali, justru saat aku sudah bersama Santiago, aku dapat mewujudkan semua passionku. Allahu akbar....

Kunci kalimat dari install ulang hatiku, ternyata sudah tertemukan secara tidak terduga. Kalau boleh menyimpulkan perjalanan cerita batinku tadi, tetaplah selalu berprasangka baik sama Allah, selalu mensyukuri apa yang sudah menjadi jalan hidup kita. Karena, Allah maha mengetahui dan maha mengerti apa yang diperlukan, bahkan yang terbaik bagi hambaNya. Sesuai dengan yang pernah dijanjikan oleh Allah SWT. Jadi..., tak lain dan tak bukan, memang butuh waktu sebentar untuk menginstall ulang hati kita khaan.... Selamat mencobanya... dan selamat berbahagia...