Di Balik Kesusahan, Ada Ilmu Berharga

By. Hermiza Akmal

MAN 3 Kota Padang Panjang

Setelah tamat di STIT Rahmah El-Yunusiyyah Diniyyah Puteri Kota Padang Panjang, Aku mengajar di SMK ‘Aisyiyah Jurusan Kerajinan Tekstil di Lolong Kota Padang selama 9 tahun. Peserta didikku semua adalah perempuan. Mata pelajaran yang Aku ampu adalah bahasa arab, budi pekerti, pendidikan agama Islam, dan kewirausahaan.

Mata pelajaran (mapel) bahasa arab, budi pekerti, pendidikan agama Islam tentu cocok bagiku, karena backgroundku pesantren, berbeda dengan mapel kewirausahaan. Suatu hari kepala sekolahku menyampaikan kepadaku bahwa guru kewirausahaan sangat padat jadwal mengajarnya di satminkalnya (tempat tugas utamanya), oleh sebab itu Buk Iza yang mengajar mapel kewirausahaan.

Mendengar pemberian jam tambahan mengajar dengan mapel kewirausahaan itu, Aku memberikan jawaban bahwa Aku dari pesantren, kurang memahami mapel kewirausahaan, nanti peserta didik kecewa. Bapak kepala merespon dengan memberikan support kepadaku Buk Iza baca saja buku-buku yang berkaitan dengan silabus kewirausahaan, insya Allah Buk Iza bisa itu. Akhirnya Aku terima mapel kewirausahaan itu.

Pulang dari sekolah, Aku langsung ke toko buku Sari Anggrek di Kota Padang itu, Aku beli lebih dari 10 buah buku yang berkait dengan mapel kewirausahaan. Di rumah Aku baca buku-buku itu, kiranya mengasyikkan juga. Akhirnya banyak hal yang Aku belum tahu, menjadi tahu. Aku berusaha menguasai materi-materi yang ada dalam silabus mapel kewirausahaan itu. Di balik kesusahan, ada ilmu berharga yang Aku dapatkan dari mengajar mapel yang menurutku awalnya adalah susah.

Di antara yang paling berharga dari mapel kewirausahaan itu adalah membahas tentang tahapan-tahapan managemen karena apapun kegiatan yang kita lakukan ada tahapan-tahapan yang harus ditempuh untuk mencapai kesuksesan, yaitu tahap planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan), dan controlling (pengawasan).

Semasa Aku mengajar di SMK ‘Aisyiyah Padang ini, ada pengalaman sangat menarik bagiku, yaitu peserta didikku sudah bisa bekerja membuat jenis batik printing (sablon), yaitu baju batik yang biasa dipakai setiap hari jum’at oleh seluruh peserta didik yang ada di Sumatera Barat setiap tahunnya. Ada juga kerajinan tangan berupa anyaman yang selalu mereka buat dan pasarkan. Mereka dilibatkan bekerja oleh sekolah plus mereka juga mendapatkan insentif dari kerja mereka itu.

Sekolah langsung bisa bekerja dan menghasilkan uang yang dapat meringankan beban orangtua mereka. Teori langsung praktek adalah ketrampilan yang diharapkan untuk bisa dimiliki oleh generasi yang kreatif dan inovatif di masa mendatang.

Ali Bin Abi Thalib, khalifah keempat sesudah Rasulullah Saw wafat, beliau pernah berkata “Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu.” Pesan beliau mengandung sebuah pembelajaran bagi orangtua, guru, tokoh-tokoh masyarakat, dan pemerintah agar mempersiapkan bekal bagi generasi pelanjut, baik ilmunya, aqidahnya, akhlaknya, dan ketrampilannya karena merekalah yang akan mewarnai kondisi agama, nusa, dan bangsa di masa mendatang.

Padang Panjang, Sabtu, 18 April 2020 Tantangan Gurusiana (hari ke-19)