Penghargaan 30 Hari Tanpa Jeda

By. Hermiza Akmal

MAN 3 Kota Padang Panjang

Komunitas Penulis Penggiat Literasi (KPPL) Kementerian Agama Kota Padang Panjang selasa, 3 maret 2020 menggelar pelatihan menulis Satu Guru Satu Buku (Sagusabu) di Hotel Aulia Kota Padang Panjang, hotel ini berdekatan dengan objek wisata Mifan (Minang Fantasi) Waterpark dan Resort.

Pelatihan menulis yang diagendakan selama dua hari ini, diikuti 145 orang peserta, aku salah seorang darinya. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Barat yang diwakili oleh Bapak Drs. H. Syamsul Arifin, M.Pd Kepala Bidang Pendidikan Madrasah.

Kakanwil mengapresiasi atas kehadiran dan kesediaan para peserta untuk mengasah ilmu dan ketrampilan dalam bidang menulis. Tentu keprofesionalan para guru akan terbukti dengan melahirkan karya-karya tulis nantinya.

Dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Padang Panjang, Bapak Drs. H. Gusman Piliang, M.M dalam kesempatan yang terpisah karena sedang mengikuti Rakernas di Jakarta mengharapkan,”Melalui Pelatihan Sagusabu ini, Diharapkan dapat Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Penulisan.”

Pada hari pertama pelatihan para peserta sangat antusias mengikuti acara sampai selesai plus mendapat PR 5 point. Pertama, membuat free writing. Kedua, sinopsis. Ketiga, prakata penulis. Keempat, profile penulis. Kelima, outline.

Pada malam harinya, aku berupaya menyelesaikan PR di atas. Setelah PR itu selesai dikerjakan, aku membaca pemberitahuan di grup WA Ketua DWP Kemenag se-Sumbar, bahwa besok, hari rabu, 4 maret 2020 undangan acara DWP provinsi. Menghadiri undangan ini merupakan tugas bagiku sebagai istri kepala kantor kemenag.

Aku langsung menchat narasumber, ibu Wiwik Puspitasari untuk menyampaikan maaf tidak bisa mengikuti pelatihan keesokan harinya karena aku harus berangkat ke Padang untuk menghadiri acara DW provinsi itu plus aku kirimkan via WA beliau 5 PR yang tadi. Aku juga menchat beberapa orang panitia sekaitan ketidakhadiranku itu.

Malam hari rabu, 4 maret 2020 sesampai di rumah setelah selesai menghadiri acara DW tersebut, aku menyiapkan satu artikel untuk dikirim keesokan harinya di blog gurusiana Kpplkemenagpadangpanjang dengan judul, “Tekad itu Berbuah Manis.” Inilah artikel perdanaku.

Karena aku tidak mengikuti acara pelatihan di hari kedua, ada beberapa informasi penting yang tidak aku ketahui sama sekali. Pertama, kalau memasukkan tulisan di blog gurusiana, harus ditulis mengikuti tantangan gurusiana di hari ke berapa, sementara tulisanku setiap hari masuk ke blog gurusiana, tidak mencantumkan tantangan gurusiana itu. Padahal tulisanku yang sempat dikirim ada 13 artikel.

Ketidaktahuan itu, aku menganggap boleh jeda menulis karena disebabkan hal lain. Kebetulan peserta didikku selesai ujian MID yang nilai analisis MID-nya harus segera masuk ke sekolah, otomatis aku fokus untuk segera menuntaskan koreksi lembar jawaban peserta didikku yang kebetulan mengajar kelas X,XI,XII dengan tiga mapel yang soalnya essay pula.

Kedua, aku juga tidak tahu bahwa jika menulis 30 hari tanpa jeda, akan mendapatkan penghargaan “Piagam Biru” dari MGI. “Piagam Perak” untuk 60 hari, dan “Piagam Emas” untuk 90 hari. Akhirnya aku gunakan waktu untuk finishing artikel-artikel yang telah aku share ke blog gurusiana untuk aku fokuskan menjadi sebuah buku, judulnya, “Sang Idolaku.” Tanggal 29 maret 2020, tuntas buku perdanaku itu, langsung aku kirim naskahnya ke email [email protected].

Tanggal 29 maret 2020 aku resmi menjadi anggota MGI dengan telah memiliki kartu anggotanya. Setelah aku bergabung di grup MGI, aku membaca tulisan Bapak CEO Mohammad Ihsan tentang penghargaan bagi gurusianer yang mampu melewati tantangan gurusiana tanpa jeda seharipun dari MGI, yaitu piagam biru, piagam perak, dan piagam emas.

Tanggal 31 maret 2020 aku mulai mengirim artikel dengan mencantumkan “Tantangan Gurusiananya,” plus dishare ke blog gurusiana, FB, dan FB MGI. Alhamdulillah tantangan gurusiana 30 hari tanpa jeda dapat aku lewati dengan baik sampai pada hari rabu, 29 april 2020, malam harinya langsung aku kirim “Pengajuan Piagam Penghargaan MGI, Piagam Biru.”

Hari rabu, 6 mei 2020, aku membaca tulisan Bapak CEO Mohammad Ihsan yang mengingatkan bahwa bagi gurusianer yang belum mendapatkan piagam penghargaan MGI, silahkan menghubungi Mas Hisyam yang menjadi administrator dalam hal piagam. Hari itu juga aku langsung chat Mas Hisyam dan beliau merespon agar aku mengirimkan identitas dan keperluanku.

Jum’at, 08 Mei 2020 aku mendapatkan chat Mas Hisyam lagi agar mengecek emailku bahwa “Piagam Biru” yang ditunggu, telah dikirim beliau. Terima kasih banyak aku sampaikan kepada segenap pimpinan dan jajaran MGI atas penghargaan ini, semoga MGI lebih mencerahkan bangsa di masa mendatang.

Padang Panjang, Jum’at, 08 Mei 2020 Tantangan Gurusiana (hari ke-39)