Hernawati Kusumaningrum

Hernawati adalah guru bahasa Inggris SMP Al Hikmah Surabaya. Ibu berputra 4 ini berhobi membaca, menulis, dan berkebun. Suka mengikuti lomba bagi guru. Sekarang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mbolang di Gebyar Literasi #2. Ms. Koper Keliling Monas
Ms. Koper di depan Monas

Mbolang di Gebyar Literasi #2. Ms. Koper Keliling Monas

Begitu tahu ada acara jelong-jelong pagi ke Monas, segera saya putuskan tidak membawa travel bag. Saya pakai backpack saja. Tidak membawa terlalu banyak baju. Apalagi laptop butut saya. Untuk sementara saya tinggal di laci meja kantor.

Hal yang sama dilakukan teman-teman yang lain, kecuali satu. Bu Ning, kami memanggilnya. Bu guru cantik asal Cepu ini sangat ramah. Kebetulan, kereta kami satu gerbong. Kebetulan pula, kursi saya satu deret dengannya. Saya duduk di 4E. Bu Ning di 4A. Karena ada kursi kosong di belakang, kami memanfaatkannya. Saya ingin mengenalnya lebih dekat. Kesan saya, bu Ning orangnya ramah dan sangat terbuka.

Kembali ke jalan-jalan. Setelah selesai menunaikan salat Subuh, kami bergerak menuju Monas. Di depan masjid Istiqlal ada beberapa moda transportasi yang sudah ngetem. Pilihan kami jatuh ke bajaj. Alasannya, unik. Kapan lagi bisa naik bajaj kalau bukan di sini. Kendaraan asli Betawi ini hanya memuat dua-tiga orang saja di belakang sopir. Segera kami membagi diri. Oya, sebelum berangkat kami harus berpose dulu. Mengabadikan kenangan.

Sampai di Monas. Masih pagi. Kabut masih menyelimuti area monumen yang mulai dibangun pada 17 Agustus 1961. Gerbang Monas masih tertutup. Untunglah, ada sedikit celah untuk melintas. Segera kami memasuki halaman Monas yang luas. Di kiri kanan jalan terhampar hijau rerumputan. Tepat di tengah-tengah Medan terbuka ini berdiri dengan tegak Tugu Monas setinggi 132 meter. Mahkota Tugu yang terdiri dari lembaran emas ini tidak menyala karena belum tersentuh sinar mentari.

“Sepertinya mau ada demo,” ujar Pak Saifi, satu-satunya pak guru yang ikut rombongan emak-emak ini.

Di samping kanan kiri jalan telah bertengger mobil-mobil aparat. Beberapa lelaki berpakaian doreng tampak duduk-duduk di pematang rumput. Beberapa di antaranya mengendarai jeep. Lalu lalang di seputar jalan menuju monument. Beberapa berbicara melalui HT, handy talkie.

“Upacara, mungkin. Kan, sekarang tanggal 20 Mei, “ ujar teman saya.

Kami mengiyakan karena dari berbagai arah mulai berseliweran para pegawai berbatik Korpri. Setelah berunding sejenak kami melanjutkan perjalanan. Sebenarnya, tujuan kami selain jalan-jalan di sini juga mencari sarapan. Barangkali dengan memutari Monas, di belahan sisi lainnya tersedia warung makan a la kaki lima. Maklum, semalaman di kereta bikin lapar. Khususnya Bu Shava April, mahmud cantik yang juga seorang editor ini.

Bu Ning segera mengambil koper yang dititipkan di penitipan ala kadarnya. Wuah, tidak bisa dibayangkan. Jalan-jalan ke Monas yang luas menenteng koper yang besar. Penuh berisi pakaian. Pasti, bu Ning orang yang sangat kuat. Hehehe…

Keringat mulai membasahi kening begitu kami sampai di depan tugu yang gagah ini. Saya pandangi pemandangan di depan saya dengan seksama. Menurut yang saya baca, tugu ini melambangkan kesatuan universal abadi. Lingga dan Yoni.

Tugu obelisk yang menjulang tinggi adalah Lingga. Melambangkan laki-laki. Elemen maskulin yang bersifat aktif-positif. Ia juga melambangkan siang hari. Sementara cawan pelataran adalah Yoni. Melambangkan perempuan. Elemen pasif-negatif. Ia melambangkan malam hari. Lingga dan Yoni melambangkan kesuburan dan kesatuan harmonis yang saling melengkapi. Ah, indah nian.

Bu Ning sangat maskulin. Ditentengnya koper yang besar tadi. Dia sudah menyerah menyeretnya. Ia tidak menghiraukan bulir demi bulir keringat yang jatuh membasahi pipi. Tangannya mulai memerah menggenggam tali koper. Teman-teman serombongan segera menganugerahi gelar “Ms. Koper” atas dedikasinya. Membawa sang koper bersamanya. Saya bangga padamu, Ms. Koper.

Persis di depan Tugu Lingga dan Yoni tadi, Ms. Koper pun berpose.

***

Puas berjalan-jalan di Monas, kami kembali ke jalan yang benar. Apalagi tidak kami dapati secuil warung pun di seputar Medan Merdeka. Bersih sih. Tak ada orang jualan. Padahal saya sudah membayangkan makan yang hangat-hangat macam soto Lamongan. Hahaha

Kasihan mbak Shava April. Dia harus menahan suara-suara yang mengedar-gedor perutnya. Saya lirik Ms. Koper tenang-tenang saja. Mantap tenan!

Segera kami menuju ke acara formal pembukaan Gebyar Literasi. Acara berjalan dengan lancar hingga selesai. Betapa bahagianya kami yang sedang diwisuda ini. Mewujudkan impian menulis buku. Sagusabu. Satu guru satu buku.

Ketika hendak pulang menuju hotel, saya dikejutkan oleh sebuah pemandangan. Tepat di sampingg lift, mbak Shava April sedang merawat seseorang. Tangannya menggenggam kaki seseorang yang sangat saya kenal dari pakaiannya. Dinaikkan dan diturunkan kembali dengan pelan. Dipijat-pijat. Diambilnya safecare. Digosok-gosokkan pelan ke pergelangan kaki.

Ya, Ms. Koper kram kaki.

Akhirnya, datanglah bala bantuan. Bu Evi segera mengambil alih memijat, mengurut. Mbak Shava membantu dengan doa. Begitu juga bu Yanik yang sedang melintas. Alhamdulillah. Ms. Koper bisa tersenyum. Lega.

Oya, saya juga bantu sebisanya. Saya bantu mengambil gambar. Hehehe…

Ms. Koper, ana uhibbuki fillah.

Surabaya, 23 Mei 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ya amplooooop fotonya itu lhooo. Bikin ngejek.

23 May
Balas

bunda gak sampe monas ya?

23 May

Bu Shava doanya khusuk banget...hi hi... Seri ketiga mbolang tentang tersesat di Pecenongan ya....

23 May
Balas

boleh boleh

23 May

Asyik nih bu

23 May
Balas

hahahaha

23 May



search

New Post