Sejak kecil saya selalu di ajari akan pentingnya menghormati ibu. Dengan berbagai ceritabdi baliknya juga hadits yang menguatkan. Akan tetapi rasa itu jusyru saya miliki saat ini. Saat ibu yang sangat ku cintai sudah di tinghal.pergi sama Aba. Saat ibu yang ku sebut Emak juga sudah pergi untuk selama-lamanya.

Adalah bukan hal yang muda membersamainya. Meski saya anak kandung yang sejak kecil di rawat dan di sayangi sepenuh hati, selalu tibggal bersama, kecuali saat saya harus menuntut ilmu, akan tetapi saya belum juga tahu betul cara menjaganya.

Terkadang tanpa saja ada saja kata yang terucap yang mungkin saja menyakiti hatinya. Atau mungkin apa yang saya lakukan. Tapi saya tetap berharap ridhonya pun doa tulus darinya.

Saat saya melihat air matanya,mendung di wajahnya atau sedikit gurat sedih yang tersembunyi, serasa ada luka yang menganga. Apalagi saat tahu ada yang membuatnya sedih. Rasanya inhin sekali marah agar hal serupa tak terulang lagi.

Sebaliknya, jika kulihat senyum bahagianya, serasa dunia lebih sedikit dari bahagia yang ku punya. Walau kadang senyum itu sangatlah sederhana. Sesederhana ketika ibuk tahu kami putra putrinya bercengkrama. Tidak harus gelimang harta yang kami berikan kepadanya. Tapi cukup hanya dengan melihat kami berenam bersama-sama, rona bahahia akan terukir di wajahnya.

Itulah ibuk, wanita luar biasa yang tiada tandingannya. Yang terus berpikir tentang anak-anaknya. Demi bahagia juga mendapat Ridhonya.

Semoga kita semua akan bisa 'menjaga' orangtua kita agar selalu mendapat kasih sayang melimpah dari sang Kholiq.

With love,6-1-2021

#Tantanga Gurusiana hari ke 4