Innalilahi wa innailaihi rojiun

Kabar itu saya dengar pagi menjelang saya berangkat keaekolah. Dada saya bergetar, terbayang kembali semua kenangan 17 tahun yang lalu.

Beliau, ibu Marlinda Hayati adalah seorang perempuan yang luar biasa. Pemimpin yang penyayang kepada seluruh anak buahnya, juga tegas dalam mengambil keputusan.

Saat saya masuk di SMASTRA, saya baru satu tahun lulus kuliah. Beliau memperlakukan saya seperti ananknya, bukan seperti bawahan. Jadi, ketika ada kesalan yang saya lakukan, beliau tidak segan-segan memanggil secara personal untuk mengingatkan.

Dia adalah pemimpin perempuan pertama yang menjadi atasan saya. Dari beliaulah saya belajar ketegasan tanpa mengesampingkan keibuan yang di miliki. Selain itu, beliau juga pemimpin yang punya via kedepan yang patut di acungi jempol. Beliau juga tanpa kenal lelah terus menjafiak SMASTRA sekolah yang di segani pada masanya.

Meskipun mengabdi di sekolah swasta, tetapi jenjang karir setiap guru yang ada di sana diatur sedemikian rupa sehingga setiap orang punya kesempatan yang sama untuk maju, terus belajar dan berkembang.

Di sini pula saya belajar tentang berbagai administrasi, tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai bagian dari sekolah. Yang tentunya juga semua orang punya kesempatan yang sama. Itulah hal yang tidak saya temukan di tempat lain.

Begitu banyak pengalaman dan pengetahuan yang beliau berikan, meski hanya dalam kurun waktu 2 tahun menjadi pemimpin saya.

Selamat jalan ibu, semoga amal baikmu menjadi jariyah yang akan menemanimu di alam baka. Tempat yang terindah menantimu

With the tests, 8 April 2021