Pagi yang indah di hari senin, ku mulai dengan senyum dan semangat untuk membersamai anak-anak, calon pemimpin masa depan. Setelah selesai masak, saya langsung bersiap dengan gawai di tangan. Dengan maksud memasukkan guru bidang studi di kelas sesuai dengan jadwal yang ada, saya buka WA. Saya croll satu persatu setiap pesan yang masuk, khawatir adapesan penting yang masuk dan saya ketinggalan berita.

Satu persatu setiap pesan saya baca sambil bersiap untuk sarapan pagi agar nantinya bisa mengajar dengan lebih konsentrasi dan tidak terganggu rasa lapar. Saya terpaku pada satu pesan dari teman yang mengabari bahwa suaminya yang sakit setelah di swab ternyata di nyatakan positif. Beliau minta doa unyuk kesembuhan suaminya. Dengan sedikit kata yang saya punya, saya pun berusaha menyemangati dengan mengirimkan lantunan doa serta berjanji akan meminta bantuan doa dari teman-teman yang lain.

Setelah bebrapa menit berlalu, saya buka pesan di group dan ternyata suami dari teman saya tadi sudah dinpanggil yang Maha Esa. Gemetar seluruh tubuh saya, betapa doa yang saya janjikan belum saya sampaikan keteman-teman yang lain dan ternyata ada kabar lebih mengejutkan lagi. Jari saya tak bisa bergerak meski cuma untuk menukis satu kata di gawai. Teringat terakhir sayalah yang kontak fisik dengannya. Ya robb, semoga semuanya baik-baik saja. Hidup memang teradang tidak bisa di tebak, seperti ombak yang ada di lautan

#Tantangan gurusiana hari ke 9