Herni Rosliani

Herni Rosliani. Guru SMPN 105 Jakarta. Domisili di Kembangan Jakarta Barat. Ia memulai debutnya menjadi guru sejak tahun 2004. Setelah menyelesaikan studinya di...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tekadku Akan Sebuah Mimpi

TEKADKU AKAN SEBUAH MIMPI

Oleh Herni Rosliani

Satu tekad yang membara sepulang mengikuti workshop literasi di SMPN 115. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga sabtu berturut-turut. Banyak hal yang didapat untuk oleh-oleh di sekolah. Salah satunya saya punya satu tekad membara untuk mengikuti kegiatan kepenulisan sagusabu. Dalam benak saya ketika itu, bisa tidak ya saya membuat sebuah tulisan dan menjadi buku. Terpikir juga mengapa tidak? Jika orang lain bisa, saya pun harus bisa.

Untuk mengasah keterampilan saya pikir harus ada wadah yang dapat mempush saya agar motivasi saya terjaga. Akhirnya daftarlah saya untuk kegiatan tersebut dengan semangat 45. Tanggal 2 dan 3 November 2019 menjadi hari yang ditunggu-tunggu. Namun beberapa hari menjelang. Muncullah SK untuk kegiatan PKP. Sempat gundah dan galau ketika itu. Bayangkan dua bulan sebelumnya sudah mendaftar, namun detik-detik terakhir tidak bisa hadir di hari pertama. Tak mematahkan semangat, tak apa saya pikir daripada tidak ikut sama sekali. Meski saya harus kehilangankesempatan bertemu dan mendapat materi dari motivator besar bidang kepenulisan Pak Ihsan.

Tibalah hari ini, 3 November. Hari ini pun tak mudah ternyata untuk sampai di sini. Sedikit merasa tak enak dengan sang pasangan di rumah dan terkhusus dengan anak-anak tercinta. Berat tadi meninggalkan mereka. Apalagi hari ini adalah hari penjengukan si sulung di pesantren. Kemarin si Abang sudah telepon. Untuk menyampaikan barang tambahan yang akan dibawa hari ini saat penjengukan. Ketika disampaikan bahwa ummi tidak bisa ikut menjenguk esok hari, ia sedikit kecewa. Yaaah …masa ummi ga ikut. Padahal itu sudah informasi kesekian yang saya sudah sampaikan. Saya bisa pahami kekecewaan yang tersirat dari nada bicaranya. Waktu penjengukan hanya sebulan sekali, di saat hari H tidak bisa bertemu.

Beberapa menit lalu, si Abang telepon lagi. Saya sampaikan 2 minggu ke depan kita bisa janjian bertemu, tak apa nanti izin ke Ustadz untuk bertemu. Saya katakan begitu. Untuk mengganti hari ini. Meski hari ini Abi dan adik-adiknya menjenguk. Mungkin ia merasa tak lengkap jika umminya tak hadir. Mmmm…si sulung memang senantiasa bercerita , tentang apa saja. Bila waktu telepon tiba, bisa 30-40 menit lamanya.

Berharap hari ini akan menjadi momen bagi saya untuk memulai membuat tulisan menjadi sebuah buku. Dengan perjuangan untuk bisa hadir di sini serta pengorbanan yang tidak mudah. Semoga bisa menjadi awal untuk melangkah lebih berani. Menggali potensi yang barangkali selama ini belum tergali secara maksimal. Yakinlah dengan kesungguhan dan kemudahan yang Robb berikan, InsyaAllah akan dapat membuat sebuah buku perdana sehingga muncul buku-buku berikutnya. Semoga ini menjadi berniali ibadah dan memberikan kebermamfaatan untuk diri saya dan juga orang lain. Wallahu’alam.

Sagusabu VIII, Apartemen Bellezza, 3 November 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih bu Rien motivasinya, benar jadi bertambah semangat nih. Semoga dapat mewujudkan impian itu. :)

03 Nov
Balas

Luar biasa... perjuangan, Ibu!!! semangat Bu Herni. Jika sudah terbit buku perdana Ibu, tentu Ananda terobati kekecewaannya menjadi kebanggaan pada Umminya!!!

03 Nov
Balas



search

New Post