Tamu Tak Diundang(505)

Seperempat perjalanan Rido sudah sampai di halaman rumah sakit daerah. Dengan gontai Rido menuju ruangan isolasi abinya. Dibukanya jaket kulit warna hitam lalu ia sampirkan di kursi tempatnya dia duduk. Dipandanginya monitor CCTV ruang isolasi. Ia lambaikan tangannya untuk menyapa abinya. Terlihat di monitor kondisi abinya tetap seperti tadi pagi masih lengkap alat pernapasannya. Nampak abinya risau membolak balikkan badannya miring ke kiri dan ke kanan. Rido menyadari sepenuhnya mungkin abinya sudah gerah dengan kondisi seperti itu yang berjalan 15 hari lebih.

Seorang perawat perempuan menghampiri Rido.

“ Keluarga Bapak Herman?” tanya perawat kepada Rido

“Betul, Bu!” tegas Rido sambil menganggukkan kepala.

Perawat itu terlihat bercakap-cakap dengan Rido menjelaskan bahwa kondisi saturasi oksigennya sudah bagus. Perawat menjelaskan entah mengapa dengan kondisi saturasi oksigen yang sudah normal Bapak Herman tidak mau melakukan kegiatan dirinya dengan sendiri seperti makan, minum dll malah minta disuapin oleh perawat. Sedangkan jumlah perawat di sini terbatas tidak mungkin bisa melayani Bapak Herman dengan sempurna. Itulah yang menyebabkan Bapak kurang asupan makanan dari luar selain infus.

Setelah memberikan penjelasan perawat itu pergi meninggalkan Rido. Akhirnya Rido menghubungi uminya menyampaikan apa yang telah disampaikan oleh perawat tadi. Aisyah masih teringat perkataan Rido di telepon tadi hingga malam itu Aisyah masih memikirkan langkah apa yang seharusnya ia lakukan agar dapat membantu suaminya mau melakukan kegiatannya sendiri.