Tamu Tak Diundang(507)

Malam itu Aisyah memikirkan suaminya bagaimana agar suaminya mau makan. Tiba-tiba Aisyah mempunyai ide. Aisyah akan menelpon suaminya barangkali dengan ini akan memberikan semangat pada suaminya.

“Assalamualaikum, Abi?”

“Walaikumsalam Mi,? suara Mas herman terbata-bata

“ Abi, abi kan ingin sembuh ingin segera kembali ke rumah ini berkumpul dengan kita lagi jadi abi harus bisa makan sendiri,” begitu Aisyah menyemati suaminya.

“ Gak ada nafsu makan Mik, kecuali Umik yang menyuapin dan nungguin disamping abi, abi akan semangat untuk makan”

“ Ayolah Bi, semangat kan umik gak boleh masuk keruaang isolasi Bi, Abi gak kasihan sama umik, sama anak-anak kita? Kan umi baru sembuh nanti kalo sakit lagi gimana?”

“ Ya Mik, tapi abi sudah jenuh di sini abi pingin pulang?”

“Nah kalo pingin pulang ya harus makan sendiri?

“Bi…., Bi….Bi….Bi!”

Herman tak segera menjawab. Hanya terdengar desah napas yang tersengal-sengal. Kembali Aisyah memanggil suaminya namun sudah putus.

Pikiran Aisyah tak karuan, dia cemas dengan kondisi suaminya. Lalu dihubunginya Rido yang saat itu sedang piket menjaga abinya. Aisyah menceritakan semuanya kepada Rido. Rido melihat abinya dari layar monitor sedang ditangani oleh tenaga kesehatan.