Heru Widhi Handayani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Membangunkan Raksasa Tidur

Membangunkan Raksasa Tidur

Petikan klausa ini saya dapatkan dari Muhammad Ihsan pada hari pertama Pelatihan Menulis Buku yang diselenggarakan Ikatan Guru Indonesia (IGI) pada 21-22 Januari 2017. “...the sleeping giant,”katanya. Jleb! Mengena betul!

Ketua Dewan Pembina IGI Pusat ini berusaha membangunkan raksasa yang sedang tidur. Raksasa di sini metafora dari sosok guru. Mengapa diumpamakan dengan raksasa tidur?

Guru merupakan profesi yang berhadapan bukan dengan benda mati. Ia selalu berinteraksi dengan manusia, utamanya siswa. Setiap hari ia akan menghadapi situasi dan kondisi yang berbeda. Tantangan demi tantangan menghadang di depan mata. Problematika dari hari ke hari semakin kompleks. Guru pun dituntut memberikan pengajaran yang sesuai dengan tuntutan zaman.

Keseharian yang selalu berbeda itulah gudang ide. Inilah yang dikatakan Eko Prasetyo yang pernah menjadi pemimpin redaksi Jawa Pos sebagai peluang guru dalam menulis. Guru tidak lagi kesulitan untuk mencari ide. Kebahasaan anak didik pun bisa dijadikan tulisan.

Kelimpahan ide inilah menjadikan guru ibarat raksasa yang sedang tidur. Ide banyak dan mengendap. Pengendapan ide ini suatu saat akan menjadi intuisi. Pada satu saat sendiri seketika muncul ide menulis. Seperti yang dikatakan Rolling May bahwa ide kreatif kadang muncul dalam ruang yang sepi dan ruang pribadi pada saat dan waktu tertentu.

Lantas, mengapa dalam kelimpahan ide ini tidak serta merta menjadikan guru untuk segera menulis? Sejatinya hanya ada satu faktor yang menjadikan raksasa masih tidur: belum ada kemauan. Biasanya, guru masih berkutat pada banyak alasan. Misalnya, kesibukan mengajar, menyusun rencana pengajaran, menulis soal, dan sebagainya. Belum lagi, bagi ibu guru, akan mengutarakan alasan klise: sibuk dengan kegiatan di rumah.

Apabila guru masih mengedepankan alasan demi alasan, ia masih tertidur. Ia disebut terbangun kalau sudah ada kemauan. Tentu saja, kemauan untuk memulai menulis. Ya, tanpa ada kemauan tidak akan ada hasil.

Keberhasilan menjadi penulis itu bukan lantaran bakat, melainkan ketrampilan. Ketrampilan yang sering diasah akan menelurkan tulisan dari hari ke hari semakin berbobot.

Butuh berapa lama raksasa untuk terbangun dari tidurnya? Seharusnya tidak perlu menunggu waktu bertahun-tahun. Saat ini juga bisa segera terjaga.

Ya, IGI melalui pelatihan selama dua ini tidak hanya membangunkan para guru. IGI menarik raksasa untuk segera bangun. Saat bangun, masih juga belum tergerak, IGI akan menarik tangannya. Tinggal guru mau tidak mengulurkan tangannya.

Kini, sebanyak 99 guru peserta pelatihan terbangun, diikuti guru-guru yang lain. Resolusi 2017 guru menulis buku bukan isapan jempol semata. Ya, raksasa itu tidak lagi tidur.

Kemendikbud, 22 Januari 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post