HESTY GORANG

Seorang ibu rumah tangga memiliki keinginan yang kuat untuk berbagi melalui tulisan. Sejauh ini telah menghasilkan sebuah karya solo, dan beberapa buku antologi...

Selengkapnya
Navigasi Web
KISAH KITA  ( 2 PUTRIKU )

KISAH KITA ( 2 PUTRIKU )

Jam menunjukkan pukul 07.30 , dan 20 menit lagi putriku-Ainun akan masuk kelas Free Writing. Salah satu kelas menulis on line yang diikutinya lewat group WA. Jadwalnya ditulis di atas kertas karton berwarna putih di ruang TV. Sengaja di taruh di ruang TV agar ada yang mengingatkannya ketika dia lupa.

"Udah jam segini kok belum juga siap-siap? Biasanya sudah sibuk menyiapkan laptop dan menunggu di depan laptop. Ucapku sambil memandang pintu kamar putriku yang masih tertutup rapat.

"Bu, sudah jam berapa ini? Kenapa nggak ada yang bangunin aku." Teriaknya dari dalam kamar.Seperti biasa, dia akan berteriak memanggil seisi rumah kalau tak ada yang membangunkannya.

"Masih, ada 20 menit ayok segera siap-siap."

"Ok". Sambil mangucak-ngucak matanya menuju kamar mandi.

"Jangan lupa sarapan dulu yaa." Dan aku selalu mengingatkan buat sarapan sebelum dia duduk manis di depan laptop kesayangannya. Karena kalau sudah duduk depan laptop segala sesuatu akan dilupakan, termasuk makan dan mandi. Huh, kadang sampai aku harus berteriak.

Ainun Jariyah, begitu nama lengkapnya. Nama pemberian kakeknya sangat indah. Namanya tertulis dalam salah satu ayat dalam Al-quran yang berarti air mata syurga. Kini pitriku sudah tumbuh dewasa. Memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi seorang penulis, dia cerewet tapi dalam hal tertentu, masalah makan tidak bisa di atur, selalu peduli pada aku dan juga ayahnya. Dia seperti ayahnya penuh kasih sayang dan manja. Tidak bisa mengungkapkan cinta lewat kata-kata melainkan lewat perbuatan. Setiap harinya adalah menulis, bercerita di atas kertas bisu. Dia selalu bilang padaku, "Aku bukan siapa-siapa maa, aku hanyalah anak semata wayang yang hanya ingin mengukir kisah dengan sebuah pena di atas kertas bisu. Biarkan aku bercerita pada sesuatu yang bisu, karena kadang yang bisa mendengar mudah mengumbar apa yang aku kisahkan."

Ayahnya pun memfasilitasi apa yang ia inginkan. Membelikannya sebuah laptop, menyediakan jaringan internet di rumah yang dibayar perbulan,HP Andoid, dan buku-buku yang dibeli setiap gajian. Yah, begitulah ungkapan cinta sang ayah pada putrinya. Dengan memberi apa yang dia inginkan. Tentunya segala yang mendatanglan manfaat.

Aku selaku ibu hanya terus berdoa untuknya, semoga apa yang dicita-citakan oleh putriku akan tercapai. Menjadi penulis yang bisa memberikan banyak manfaat untuk orang lain. karena bagiku pula menulis adalah alternatif termudah dalam masalah pengembangan diri, siapa saja bisa berubah. Dari tulisan yang ditulis akan mengantarkan kita pada kesuksesan. Wah, aku sudah ngelantur seperti pakar penulis aja. hehehe. Bukan gitu, aku juga pernah kuliah, hanya saja, oleh suami tidak mengizinkanku bekerja di luar. cukup menjadi guru dalam rumah untuk anak.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bun ulasannya, menjadi guru bagi anak 2 sangat bermanfaat sekali bun, apalagi zamsn sekarang. Sukses bun.

20 Dec
Balas

Wah, semangat ya, Ainun. Cerpen yg keren, Bun. Sukses selalu untuk Bunda Hesty.

20 Dec
Balas

Wah, semangat ya, Ainun. Cerpen yg keren, Bun. Sukses selalu untuk Bunda Hesty.

20 Dec
Balas



search

New Post