Pemasaran Buku Saat Pandemic

Saat pandemic ini banyak penerbit yang mengalami kerugian, bahkan ada penerbit yang sampai gulung tikar alias bangrut.

Grafik penurunan pada toko buku gramedia dapat dilihat pada gambar), sejak pertengahan april sudah mengalami penurunan yang drais, kemudian naik sedikit, dan pada bulan april kembali turun begitu selanjutnya hingga bulan juni, dan baru naik lagi pada bulan juli, dan beberapa toko buku sudah mulai buka dengan portokol covid-19.

Dengan menghadapi pandemic covid-19 ini para peneritan buka perlu melakukan transformasi digital. Beberapa hal yang dilakukan adalah:

1. Dampak dari pandemic ini telah mengubah dunia menuju era Low Touch Economy. Era ini ditandai dengan interaksi antar individu yang inim sentuhanfisik atau low-touch, keharusan mengecek kesehatandan keselamatan, perilaku yang hingga pergeseran di sector-sektor industry, terutama sector industry perbukuan.

2. Perubahan ini tentu akan berdampak kebanyak hal, mulai dari tempat bekerja, cara belajar, mengajar, kehidupan keluargam hingga aktivitas social

3. Strategi yang utama yang digunakan adalah digital marketing dalam melakukan transformasi mendsar pada bisnis penerbitan buku.

Manfaat digital marketing

Dengan menggunakan digital marketing ini mempermudah pembeli untuk tetap bisa membeli buku. di mana panerbitan buku akan menyebal luaskan uku ke toko-toko online seperti bli-bli, dan juga menyalurkan ke komunitas-komunitas, ke komunitas novelis, guru, dan komunitas-komunitas lain.

Kemudian bagaimana potensi buku sekolah ?

Dengan kebijakan dana BOS, banyak manfaatnya, di mana tiap sekolah boleh mengembangkan perpustakaan, nah dalam pengmbangan perpustakaan inilah prodak-prodak buku sangat dibutuhkan agar penerbit bisa menyuplai kategori buku yang bermanfaat untuk perpustakaan sekolah masing-masing, dan siswa pun butuh buku untuk tetap belajar di rumah dengan banyak membaca buku.