Hesty Noviastuty

Hesty Noviastuty Guru di Jakarta ...

Selengkapnya
Navigasi Web

MURID MEMUKUL GURU, SALAH SIAPA?

Peristiwa pemukulan murid terhadap guru di Sampang yg terjadi kamis minggu lalu telah menorehkan noda dalam dunia pendidikan.Kurikulum yang selalu berganti ternyata tidak bisa menjadi jaminan pembentukan karakter generasi. Sekalipun kurikulum berubah-ubah untuk membentuk generasi dengan karakter yang mumpuni.

Pada kenyataannya sekarang generasi yg diharapkan belum terwujud. Murid semakin hilang penghormatan kepada guru.Pendidikan di sekolah seolah-olah hanya transfer pengetahuan dan pembentukan karakter belum menjadi prioritas.Tanpa disadari sekulerisme telah mempengaruhi sistem pendidikan sekarang. Terkadang murid hanya dilihat dari segi nilai pengetahuan dan sedikit nilai sikap. Inilah yg membuat pendidikan karakter belum berjalan sebagaimana mestinya.

Pendidikan karakter juga bukan sepenuhnya tanggung jawab pihak sekolah. Karena pendidikan karakter juga merupakan tanggung jawab orangtua dan masyarakat.Orangtua sebagai pendidik utama di rumah harus menanamkan karakter yg luhur dan menjadi contoh teladan bagi anak-anaknya sehingga tertanam dalam diri mereka bagaimana bersikap dengan baik.

Lingkungan dan masyarakat juga mendukung dengan memberikan pengaruh yg baik. Hal ini tentunya tidak bisa berjalan sendiri tanpa ada campur tangan pemerintah. Bagaimana penanganan terhadap tontonan yang berbau kekerasan. Dan yang lebih memprihatinkan adalah dengan maraknya game-game online tentang kekerasan. Terlebih telah ada game online kekerasan terhadap guru. Penindakan tegas dan sanksi hukum yang harus membuat jera, sehingga tidak ada yang berani mencontoh perbuatan yang mengandung kekerasaan.

Kurikulum pendidikan seharusnya menjadikan aqidah dan adab sebagai titik sentralnya. Bukan hanya banyaknya pengetahuan yg dijejali ke benak para siswa. Mulai dari tingkat dasar sampai menengah. Adab sebagai seorang anak, seorang siswa yang baik di rumah ataupun di sekolah. Mendidik tanpa harus khawatir karena ada pelanggaran HAM.

Ketika orang tua membekali aqidah dan adab dari rumah, sekolah akan menyempurnakan. Pendidikan yang telah terbukti melahirkan peradaban yang luar biasa, telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Pertama adalah penanaman aqidah yang menjadi landasan utama dalam pendidikan. Bagaimana anak dikenalkan kepada Allah sampai meyakini dan mengimani adanya Allah. Menjadikan iman kepada Allah sebagai sandaran dan tujuan hidupnya. Tidak mempersekutukan Nya. Kedua; pendidikan akhlak dan budi pekerti. Al Qur’an dijadikan sebagai dasar pemahaman dan acuan dalam pendidikan. Selain itu contoh akhlak dan budi pekerti selalu diberikan oleh para pendidik agar peserta didik berakhlak baik sesuai dengan Al Qur’an. Ketiga; pendidikan sains dan teknologi yang merupakan bekal pengetahuan dalam kehidupan para siswa, juga bisa memahami kebesaran Allah dan semakin mendekatkan diri pada Allah. Keempat; pendidikan jasmani atau kesehatan agar dapat menjaga kebersihan mulai dari diri sendiri dan lingkungan. Karena generasi yang kuat dan sehat adalah potensi bangsa.

Konsep pendidikan dasar seperti inilah yang mampu membangun sebuah peradaban hampir 13 abad lamanya. Melahirkan generasi yang sangat cinta dengan ilmu dan guru. Guru menjadi sosok yang sangat berperan dalam membentuk generasi yang luar biasa. Hingga sekarang kita mengenal sosok Imam Syafi’i, dan Imam-imam mahzab yang lain. Imam Bukhari yang terkenal meriwayatkan hadist, Ibnu Sina, Al Zahrawi, Al Khawarizmi, Jabbir Al Hayan, Ibnu Firnnas, adalah ilmuwan-ilmuwan yang dasar keilmuannya dipakai hingga sekarang.

Sebagaimana nasehat Imam Syafi’i kepada para penuntut ilmu; “Bersabarlah terhadap kerasnya sikap seorang guru. Sesungguhnya gagalnya mempelajari ilmu karena memusuhinya. Barang siapa belum merasakan pahitnya belajar walau sebentar, ia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya. Dan barang siapa ketinggalan belajar di masa mudanya, maka bertakbirlah empat kali karena kematiannya. Demi Allah hakikat seorang pemuda adalah dengan ilmu dan takwa. Bila keduanya tidak ada maka tidak ada anggapan baginya.

Semoga peristiwa yang terjadi minggu lalu menjadi peristiwa pertama dan terakhir yang terjadi di negeri ini. Pendidikan adalah kunci dari suatu peradaban. Jika ingin membentuk peradaban yang gemilang tentunya pendidikan harus diutamakan. Karakter dan akhlak bukan hanya sebagai slogan tetapi menjadi dasar agar ilmu bisa didapatkan. Imam Malik ra mengisahkan: “Aku berkata kepada ibuku, ‘aku akan pergi belajar.’Kemarilah! Pakailah pakaian ilmu!’ lalu ibuku memakaikan aku mismarah (satu jenis pakaian) dan meletakkan peci di kepalaku, kemudian memakaikan sorban di atas peci itu. setelah itu dia berpesan, ‘Sekarang pergilah untuk belajar!’ dia juga pernah mengatakan, “Pergilah kepada Rabi’ah (guru Imam Malik)! Pelajarilah adabnya sebelum engkau pelajari ilmunya!.”

Jika aqidah dan adab menjadi dasar pendidikan, tentunya kekerasan di sekolah tidak akan pernah terjadi lagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mohon di share bu Hesty... terimakasih

10 Feb
Balas

mohon izin untuk di share bu Hesty... terimakasih

10 Feb
Balas

Silahkan, Pak..

11 Feb

Ulasan yang luar biasa. Terimakasih Bunda...,sudah berbagi informasi. Salam Literasi. Baarokallah...

10 Feb
Balas

Ulasan yang luar biasa. Terimakasih Bunda...,sudah berbagi informasi. Salam Literasi. Baarokallah...

10 Feb
Balas

Trimakasih, bu.. Kondisi yg memprihatinkan skrng ini. Semoga tidak pernah terjadi lagi

11 Feb



search

New Post