Hidayat

Guru SMPN 3 Pagaden, Subang...

Selengkapnya
Navigasi Web

Ketika Guru Jatuh Cinta (Lagi)

Dian Nita. Begitu awal aku mengenalnya. Jujur aku mengenalnya hanya lewat media sosial, lebih tepatnya lewat facebook. Tujuh tahun sudah aku mengenalnya. Waktu itu tanpa sengaja aku membuka nama itu. Aku lihat foto profilnya. Tidak ada yang menarik sebetulnya dari foto profil itu, karena dia hanya memasang sebuah foto dirinya dengan membelakangi kamera. Namun justru itu yang membuatku penasaran. Kubuka buka akunnya. Hanya ada sedikit identitas. Namun ada banyak riwayat postingan, baik berupa tulisan tulisan dia, maupun hanya sekedar foto atau gambar dengan kata kata bijaknya.

Kubaca satu persatu postingan tersebut. Hmmmcukup menarik juga isinya. Dari sekedar curhatan pribadi, sampai kutipan bernada islami banyak mewarnai berandanya. Karena penasaran, iseng iseng kukirim permintaan pertemanan. Eh, tak dinyana dia menerima permintaan pertemananku. Begitulah, singkat cerita kami berteman, meski hanya lewat dunia maya. Setiap kali ia membuat status, kuberikan ia coment atau like. Jujur, isi tulisan dalam FB-nya memang bagus. Permainan kata katanya halus dan puitis. Islami dan begitu mengena di hati. Makanya tidak percuma aku berteman dengannya, meski hanya lewat FB. Dengan membaca postingannya aku bisa menyiram qalbuku yang selama ini kering dengan nuansa Islami .

13 Agustus 2013

Lalu aku makin merasa bersalah.

Ketika teringat hampir seluruh waktuku tersita untuk mengerjakan tugas tugas dunia

Sedangkan untuk Allah hanya ku beri waktu sisa

Entah apa yang kukatakan padaNya, jika sedetik kemudian

Dia memanggilku

Demikian salah satu postingannya. Ya Tuhan, hati siapa yang tidak bergetar membaca tulisan ini. Begitu sederhana, tapi sangat mengena. Kuakui selama ini aku terlalu asyik dengan urusan dunia. Mulai urusan pekerjaan, ngurus anak, bisnis, aku lakukan sampai lupa waktu. Kujalankan kewajibanku beribadah hanya apabila berbagai urusan telah rampung. Ibadah kulakukan hanya ketika aku ingat dan ada waktu. Bahkan tak jarang karena kesibukan atau malah karena malas, seringkali kutinggalkan semua kewajiban ibadahku. Tak terbayangkan jika Allah sewaktu waktu mencabut nyawaku di saat aku lalai. Bagaimana aku harus mempertanggungjawabkan hidupku ini di hadapan-Nya. Untuk hal ini aku harus berterima kasih pada Teh Dian, demikian aku memanggilnya, yang telah mengingatkanku, walaupun postingannya sebenarnya bukan untukku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sama sama Bu. Terimakasih atas komentarnya

04 Dec
Balas

Sama sama Bu. Terimakasih atas komentarnya

04 Dec
Balas

Tulisan sederhana dengan bahasa yang bisa dicerna oleh semua kalangan, membuat saya jatuh cinta juga pada tulisannya. Sebuah motivasi dan inspirasi buat banyak orang, "menghadap Allah jangan sisa waktu" tetapi urusan dunia sisanya. Terima kasih atas pengingat diri ini.

04 Dec
Balas

Terimakasih komentarnya. Mari kita saling mengingatkan dlm hal kebajikan

04 Dec

Terima kasih juga sudah mengingatkan saya. Serasa kena tamparan setelah membaca kalimat "Tak terbayang jika Allah sewaktu-waktu mencabut nyawaku di saat aku lalai". Astagfirulah...

04 Dec
Balas



search

New Post