%Hidup Biotik

Hidup lebih bermakna dengan menyambung keberuntungan dan kesiagaan dalam memaknai momentum segenap jiwa ^_^...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pindah Paksa Berhikmah
keluar dari zona nyaman tampak mengesalkan, tetapi....

Pindah Paksa Berhikmah

Luluh lantak hatinya. Mata yang membengkak bekas tangis sedu sedan tak terselesaikan. Lunglai langkahnya. Mimik muka tampak lesu tak bersemangat. Baju yang kusut tak keruan, tampak sederhana dan tidak neko-neko. Keputusan orang tuanya untuk memboyongnya pulang telah berhasil mendobrak mimpinya dan meluluh-lantahkan semua asa yang baru dirilis 3bulan itu. Tanpa mau membereskan apapun, berharap ada pihak lain yang berteriak dan menahan kepergiannya, tapi semua terlihat membisu. Tak satupun keluh kesah terlontar dibibirnya. Mungkin dia tau ocehan manapun takkan merubah apapun. Keputusan telah dibuat. Dan kewajiban seorang anak untuk melaksanakan dan mematuhinya.

Dalam diam rekan - rekannya menyiapkan barang - barangnya untuk dikemas dan di kirim ke propinsi lain, calon kampung halaman barunya. Mengambil sepeda pancal, dia meninggalkan kos tempatnya berlabuh, tampaknya seperti biasa dia akan merenung ke tempat yang diketahui semua penghuni kos tersebut, kolam renang atau lapangan terbuka. Jam berdetak menunjukkan pukul 9 malam. Tepatnya 2 jam sebelum keberangkatan keretanya. Persiapan pun selesai. Semua tampak telah dibungkus. Tampaknya kepulangannya sudah tak tertunda lagi. Tanpa berlama-lama, diapun letakkan sepeda kesayangannya dan menyerahkannya pada pemilik kos. Dengan berat hati dia berkeliling dan berpamitan pada rekan - rekan sejawatnya. Memohon maaf tuk segala khilafnya dan berharap silaturahmipun tetap terjaga dan berlanjut lewat kontak ataupun sosmed.

Perjalanan kali ini dilewatinya dengan penuh lelah. Berdua dengan rekannya, mereka saling berdiam diri. Penjual asongan berjalan mondar mandir sambil menjajakan dagangannya. Suara penjual nasi, aroma masakan yang nikmat, bahkan tak menggerakkan salah satu dari mereka tuk memulai bersantap. Bahkan tampaknya hal tersebut bukan yang pertama kalinya, terlihat rasa lapar yang menggeliat tetap tak berhasil mengerakkan tangan tuk merogoh kocek dan memberikan kepuasan penjual yang berseliweran tak karuan tak terhitung jumlahnya.

Malam semakin pekat. Keduanya, seperti penumpang lainnya pun akhirnya terlelap, bersama angin malam, bertiup sepoi-sepoi. Keretapun tampak lengang tak berpenghuni, kecuali suara dengkuran banyak sudut kereta. Jag jig jug suara keretapun makin menghiasi malam. Fajarpun menyongsong. Kokok sang ayam jago bersahutan berbalapan dengan suara adzan subuh yang berkumandang. Beberapa menit kemudian suara operatorpun terdengar dan menyampaikan bahwa mereka telah tiba di tujuan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post