Hilda Malahayati Putri

Hilda Malahayati Putri, S.Th.I lahir di Medan 08 Juli 1992. Sangat menyukai novel bergenre apa saja. sekarang bertugas di MIN 3 Aceh Tamiang. My Achievem...

Selengkapnya
Navigasi Web
COVID-19 PART 1 (Wabah dan Nasib Pendidikan di Indonesia)
Kami saat Covid-19 melanda Indonesia

COVID-19 PART 1 (Wabah dan Nasib Pendidikan di Indonesia)

COVID-19, SEBERAPA BESAR PENGARUHNYA DALAM SEKTOR PENDIDIKAN

Penulis : Hilda Malahayati Putri

Program studi : Alquran Hadis , Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

[email protected] / 085358677493

Pada saat ini dunia dikejutkan dengan salah satu peristiwa besar yang membuat seluruh manusia tercengang dengan adanya suatu pandemi yang banyak “menghasilkan” sesuatu yang baru dalam kehidupan manusia. Situasi pandemi saat ini langsung mengubah semua gerak dan pola kehidupan manusia. Banyak aspek kehidupan yang awalnya berjalan seperti biasa, akhirnya mengalami perubahan dengan timbulnya wabah ini. Pandemi yang sangat cepat menyebar lintas local maupun mancanegara ini disematkan dengan sebutan virus corona atau lebih dikenal dengan istilah covid-19 (corona virus Diseases-19). Sebagaimana di ketahui bersama, awal virus ini mulai berkembang didaerah Bernama Wuhan, tepatnya disalah satu negara China pada 31 Desember 2019 yang terletak di provinsi Hubei. Dan di karenakan wabah ini sangat cepat menyebar hingga mencapai lintasan pulau, benua serta dunia maka WHO pada tanggal 11 Maret 2020 resmi menetapkan wabah ini sebagai pandemi global. [1]

Kemudian timbul suatu pertanyaan Dimana saat itu banyak sebutan pandemi yang melekat pada virus Covid-19 ini sehingga pertanyaan utama mengenai hal ini adalah sebenarnya apa itu pandemi? Pandemi merujuk pada penyakit yang menyebar ke banyak orang di beberapa negara dalam waktu yang bersamaan. Dimana jumlah penyebaran virus corona sendiri bertambah sangat signifikan dan berkelanjutan secara global pada saat itu. Pandemi terakhir yang terjadi di dunia adalah pada tahun 2009 akibat flu babi yang telah menewaskan ratusan ribu orang. Ciri-ciri pandemi meliputi: merupakan jenis virus baru, dapat menginfeksi banyak orang dengan mudah, serta bisa menyebar antar manusia secara efisien. Dan virus corona memiliki ketiga karakteristik tersebut. [2]

Ribuan hingga ratus ribuan manusia terpapar virus ini mengakibatkan banyak korban berjatuhan karenanya. Diakibatkan penularan yang sangat cepat serta masa inkubasi yang hanya berjarak 14 hari atau 2 minggu menjadikan virus ini suatu senjata yang sangat luar biasa dalam membuat banyak manusia sebagai korbannya. Serta sebagaimana yang diketahui bersama, manusia yang memang seyogyanya merupakan makhluk sosial, yang setiap harinya harus berkutat dan berinteraksi dengan banyak pihak, dalam hal ini manusia lain dalam setiap aspek kehidupannya, membutuhkan interaksi sosial dengan sesamanya disetiap lini kehidupan yang pada akhirnya, membuat Penularan dengan adanya kontak sesama manusia yang tak terhindarkan memicu semakin membludaknya para korban berjatuhan. Tercatat Negara – Negara besar seperti Italia, Spanyol, Tiongkok bahkan Amerika Serikat merupakan Negara yang sangat kewalahan dengan datangnya wabah covid-19 tersebut. Bahkan Amerika Serikat yang mendapat julukan Negara super power harus takluk dengan adanya virus tersebut.

Dan yang perlu digaris bawahi corona menjangkiti dan menginfeksi setiap manusia terlepas dari suku, ras dan agama, Negara sampai kepada usia dan jenis kelamin mereka. Mulai dari actor terkenal dunia Tom Hank dan Idris Elba sudah dijangkiti oleh virus ini. Mereka yang punya kedudukan dalam pemerintahan pun tak luput dari wabah yang sangat berbahaya ini. Hingga akhirnya kita melihat beberapa pemain juventus dari liga Italia seperti Arsenal dan Chelsea dari Liga Inggris serta Valencia dari Liga Spanyol membuktikan bahwa mereka yang berkecimpung dalam dunia olahraga yang didalam fikiran kita sepertinya punya sistem kekebalan tubuh yang kuat karena status mereka sebagai seorang olahragawan tak kuasa menahan datangnya infeksi dari virus tersebut. Maka sudah sewajarnya totalitas dan kedisiplinan menjadi tolak ukur yang kuat dalam menghadapi wabah virus ini.

Dampak mewabahnya virus ini pastinya telah menjadi permasalahan tersendiri bagi setiap sektor yang berhubungan dengan manusia yang terjangkiti wabah tersebut. Sektor ekonomi, pangan, sosial budaya serta sektor terdekat seperti bagian kesehatan dan tak terkecuali sektor pendidikan mendapat hasil langsung dari adanya kehadiran covid-19 ini. Organisasi perserikatan Bangsa – Bangsa yang berkecimpung dalam dunia keilmuan, pendidikan dan kebudayaan (UNESCO) mengatakan bahwasanya dampak besar telah melanda sector pendidikan dengan adanya penutupan sekolah dan universitas di 189 Negara di dunia, dan salah satunya adalah negara Indonesia. Sekitar 1723 miliar siswa diseluruh dunia terganggu kegiatan proses belajar nya dan mengakibatkan mereka kehilangan hak – hak pendidikan mereka di masa depan diakibatkan hal tersebut.[3] Belum lama hal yang paling kita ingat dalam sector pendidikan di Indonesia adalah penghapusan Ujian Nasional serta ujian akhir sekolah bagi para siswa disetiap Tingkat Pendidikan mereka. Padahal ujian nasional dan ujian akhir sekolah merupakan bentuk penilaian tersendiri sebagai hasil pembelajaran yang dilakukan para siswa selama beberapa bulan terakhir yang sering kita sebut dengan semester, sebagai upaya pengukuran tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap segala sesuatu yang mereka pelajari selama ini. Namun dengan adanya pandemi ini, kembali kita harus berlapang dada agar menerima keadaan yang ada, sembari mengharap dan berdoa segalanya cepat berlalu dan kembali normal.

Kembali berbicara dampak yang terjadi pada sector pendidikan maka hal pertama yang terlintas dalam fikiran kita pasti akan terguncangnya proses belajar mengajar yang hanya berdampak pada guru dan siswa sebagai subjek pembelajaran. Padahal jika kita sedikit ingin melihat lebih jauh mengenai hal yang terjadi, dampak dari pandemic dalam sektor pendidikan sedikit banyaknya akan berpengaruh dalam sektor lainnya, sebut saja ekonomi. Berapa banyak guru yang hanya bermodalkan gaji dari uang sekolah siswa harus rela kehilangan mata pencahariannya, disebabkan liburnya proses belajar mengajar, dan akhirnya akan berdampak pada kehidupan ekonomi guru tersebut. Kemudian dengan adanya pemberhentian tatap muka disekolah akan mempengaruhi pembelajaran jarak jauh yang pastinya membutuhkan perangkat internet dalam teknis belajar jarak jauh, Lalu yang paling penting untuk diingat, pemberhentian pembelajaran disekolah pastinya mempengaruhi sedikit banyaknya emosional dan psikologis para siswa karena mungkin terlampau lama berjarak dalam hal sosialisasi sesama seperti dengan teman ataupun guru dilingkungan sekolahnya.

Sebenarnya penutupan lembaga pendidikan dimaksudkan pemerintah sebagai upaya preventif dalam pencegahan meluasnya wabah covid-19 yang saat ini sedang melanda Indonesia. Semua pasti masih ingat pandemi influenza pada tahun 1918-1919 yang terjadi di Amerika Serikat kemudian menyebar hampir keseluruh Negara, yang menewaskan 50 sampai 100 juta orang diseluruh dunia[4] ,maka yang mereka lakukan tidak berbeda jauh dengan apa yang dilakukan pada masing – masing pemerintahan Negara yang terdampak seperti saat ini, yakni melakukan himbauan larangan berkumpul, melakukan social distancing serta stop adanya keramaian. Dan salah satu hal Upaya yang harus dilakukan adalah menutup Lembaga keilmuan berupa sekolah dan universitas. Karena tempat seperti sekolah dan universitas seperti yang diketahui bersama merupakan tempat keramaian yang pastinya dapat memicu tumbuh suburnya wabah corona yang sedang marak terjadi belakangan ini. Sudah dipastikan dampak seperti apa yang dapat terjadi dengan adanya penutupan berbagai fasilitas pendidikan tersebut. Namun melihat dampak lain yang akan timbul jika hal tersebut tidak diberlakukan maka hal yang harus kita lakukan sekarang ini hanya tunduk dan patuh pada kebijakan pemerintah sebagai pemberi solusi terbaik. Karena dapat dipastikan pemerintah tidak akan menetapkan kebijakan sebagai suatu solusi tanpa adanya pertimbangan matang sebelumnya. Prediksi dan penilaian yang dilakukan pemerintahan dari segala akibat yang akan terjadi dengan memberlakukan suatu keputusan, termasuk salah satunya penutupan pelayanan dalam bidang serta sektor kependidikan.

Kurang siapnya kita sebagai manusia yang terkena pandemic yang terjadi secara tiba – tiba seperi ini merupakan sikap yang sangat wajar sebagai manusia, dikarenakan hal ini belum pernah terjadi pada kita sebelumnya. Belum terbiasa mungkin itu kata yang tepat yang dapat menggambarkan berbagai situasi yang berkembang pada saat ini, sehingga menjadi wajar jika segala yang kita lakukan akan dirasa selalu salah dan mengakibatkan kecemasan yang datang secara terus menerus. Apalagi dengan semakin maraknya penyebaran virus tersebut diberbagai negara, baik yang beriklim dingin, tropis ataupun lembab serta negara yang berstatus maju ataupun berkembang, semua tidak luput dengan kebingungan dan ketidaksiapan saat virus ini melanda. Sehingga yang perlu diingat dan digaris bawahi bahwa ketenangan dan penerimaan segala keadaan menjadi salah satu kunci yang perlu dipegang setiap manusia pada masa sekarang ini.

Kembali pada permasalah awal, wabah yang menyerang di Indonesia pada saat ini yakni virus corona atau covid-19 yang menyerang manusia serta sektor didalamnya termasuk pendidikan menjadi suatu yang patut kita soroti dampak nya secara signifikan, dimana kita sebagai seseorang yang berkecimpung didunia edukasi atau kependidikan pasti akan merasakan dampak secara langsung dengan adanya pandemi tersebut. Sebagai seorang pendidik pastinya hal yang dirasakan dengan adanya wabah ini, dan terhentinya pembelajaran tatap muka disekolah karena adanya himbauan peserta didik yang harus belajar dirumah dari pemerintah adalah kekhawatiran para peserta didik yang akan kehilangan hak – hak pendidikannya. Dan pastinya dengan kehilangan hak – hak kependidikan yang tidak mereka dapatkan pada saat ini akan mempengaruhi segala sesuatunya dimasa yang akan datang, seperti yang telah dipaparkan badan PBB (UNESCO) pada penjabaran di atas.

Kemudian yang perlu diperhatikan disini, para siswa seyogyanya tetap belajar walaupun pembelajaran yang dilakukan pasti akan berbeda dari biasanya. Hal ini patut di garis bwahi bahwasanya pemerintah menghimbau peserta didik belajar dirumah, bukan malah menjadi “liburan dadakan” dari sekolah. Sehingga apapun yang terjadi, peserta didik harus tetap belajar dirumah walaupun dengan metode yang pastinya berbeda dengan pembelajaran tatap muka disekolah.

Dan disinilah mulai timbul berbagai masalah dengan adanya pembelajaran dirumah yang di himbau wajib dilaksanakan. Beberapa masalah yang timbul. Sedikit kita bahas, yakni Dengan adanya himbauan pembelajaran dirumah para guru dituntut menyiapkan pembelajaran jarak jauh yang berkualitas, dan pembelajaran jarak jauh yang dilakukan pastinya dengan menggunakan sistem jaringan internet, pembelajaran online dan segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan teknologi saat ini. Dalam pembelajaran pada system 4,0 kembali para guru dituntut memiliki kemampuan ilmu teknologi minimal pengetahuan komputer dan laptop untuk pembelajaran jarak jauh yang akan dilakukan.

Dan jika para guru telah memiliki kemampuan diatas, maka kualitas para guru kembali dipertanyakan dengan memiliki inovasi dan kreativitas yang tinggi dalam hal penyampaian pembelajaran system online saat ini. Tidak hanya memberikan puluhan tugas soal dan ujian namun lebih dituntut proses pembelajaran yang menyenangkan, sehingga membuat para peserta didik tetap nyaman belajar dirumah, tanpa merasa terbebani, tertekan namun mereka tetap merasakan adanya pembelajaran sekolah dari dan dirumah. Kemudian, masalah lain yang timbul adalah adanya para guru yang sudah sangat senior yang pada masa mereka sebelumnya, tidak adanya pengetahuan ilmu teknologi, baik berupa computer, laptop, internet dan segala perangkat teknologi yang akan digunakan untuk saat ini.

Lalu yang tak kalah merisaukannya para orang tua yang kewalahan dengan pembelajaran yang terjadi dirumah saat ini. Jika biasanya para orang tua sering berfikiran sekolah merupakan tempat “penitipan anak” maka sekarang saatnya mereka dapat melihat secara langsung bagaimana perkembangan anaknya dalam hal pedidikan dan edukasi yang diperoleh anaknya. Sudah saatnya orang tua terjun langsung memperhatikan pendidikan yang didapatkan oleh sang anak. Masalah lainnya yang timbul adalah materi yang disampaikan para guru apakah tersampaikan secara baik untuk peserta didik? Karena bagaimanapun pembelajaran yang dilakukan dirumah pasti akan lebih menekankan aspek belajar secara sukarela dan pendampingan yang dilakukan para orang tua dirasa sangat penting untuk masa pembelajaran dirumah saat ini.

Kembali membahas sistem pembelajaran jarak jauh sebagai satu – satunya upaya tetap adanya pembelajaran dirumah, banyak orang tua yang merasa berat karena pastinya harus berkutat dengan tugas rumah sebagai ibu, belum lagi urusan pekerjaannya dan sebagai guru bagi anaknya yang sedang belajar dari rumah, maka yang perlu diingat bagi para pengajar adalah jika sebelumnya para guru hanya memberikan konten berupa pelajaran dan materi yang disampaikan sekarang saatnya para guru dihimbau untuk menyampaikan dan menyiapkan proses dalam pembelajaran. Untuk lebih jauhnya para pendidik bisa sedikit menjelaskan kepada orang tua yang berperan dalam pembelajaran dirumah, materi ajar yang diberikan tidak mutlak konten materi pembelajaran buku paket yang ada seperti disekolah sebelumnya, karena pada masa ini persiapan mental yang matang dan cerdas lebih diprioritaskan sebagai persiapan pendidikan yang akan selalu bermetamorfosa. Contohnya pembelajaran pada saat ini, yang biasanya dengan cara klasik atau tatap muka sekarang berubah dengan pembelajaran system daring.

Dan problem yang paling utama dan signifikan sebenarnya adalah saat pembelajaran jarak jauh menggunakan system online seperti sekerang ini yakni selain tidak optimalnya pembelajaran yang diberikan, maka jangan lupa dengan segelintir siswa yang tidak memiliki akses pembelajaran online, baik karena ketidakmampuan dana dalam memepersiapkan media belajar seperti laptop, computer atau smartphone, atau bisa juga tempat yang belum sepenuhnya mendukung ketersedian layanan internet. Selain dipertanyakannya keefektivitasan pembelajaran daring, maka pemerataan fasilitas pembelajaran juga menjadi banyak permasalahan dan problematika yang akan berkembang. Dan saya rasa itu merupakan permasalahan utama dari sekian permasalahan yang ada dalam pembelajaran online dimasa pandemi saat ini.

Setelah membahas banyaknya problem atau masalah yang terjadi dengan adanya dampak penutupan akses pendidikan tatap muka karena adanya wabah korona, maka hal yang sebaiknya dilakukan adalah memperbaiki kualitas para pengajar yang jika masih, dan pastinya saya yakin mempunyai kekurangan disana sini maka inilah saatnya perbaikan kualitas dilakukan. Dengan adanya pembelajaran dari rumah pada saat ini, para mereka yang tidak faham dan tidak pernah mengecap pengetahuan IT, sudah saatnya mau tidak mau dan suka tidak suka harus mulai membuka diri dengan akses pembelajaran tersebut. Terlepas bagaimana cara mereka belajar hal tersebut, sehingga akhirnya pembelajaran online bukan menjadi masalah untuk mereka.

Kemudian kreativitas dan inovasi para pendidik sangat dituntut pada masa sekarang ini, sebenarnya bukan hanya pada pembelajaran online namun pada saat pembelajaran offline kreativitas para guru tetap dipaksa untuk ditingkatkan untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal sehingga menghasilkan segala sesuatu yang maksimal.

Memang segalanya tidak mudah dan memerlukan waktu dan penyesuaian tersendiri. Dan sudah pasti pembelajaran yang dilaksanakan dirumah tidak akan tergantikan dengan pembelajaran disekolah, dan yang harus diingat pembelajaran yang dilakukan sekarang yakni pembelajaran daring merupakan hanya salah satu metode pembelajaran yang dirasa efektif yang dilakukan saat masa pandemic ini berlangsung. Pembentukan karakter anak pasti tidak akan efektif jika dilakukan denga proses pembelajaran daring dan harus dilakukan dengan tatap muka, namun hal itu dapat dilakukan dengan adanya bantuan dari berbagai peran serta siapapun mereka yang dinilai dapat berperan serta, seperti peran para orang tua yang dapat membantu proses belajar pembentukan karakter para siswa.

Dimasa pandemic saat ini pembelajaran akan efektif jika semua pihak dapat membantu memaksimalkan pembelajaran yang ada. Karena sebagai manusia penerimaan keadaan merupakan terapi kesehatan paling efektif untuk psikologis dan kekebalan tubuh alami dari wabah ini. Kemudian paradigma berfikir semua pihak harus disesuaikan sedimikian rupa, sehingga adanya keselarasan dalam hal pembelajaran. Para guru dan orang tua serta para mereka yang terlibat dalam pendidikan harus faham pembelajaran bukan hanya yang berkenaan dengan materi yang tertulis pada buku teks dalam kata lain adalah konten. Hanya terpacu pada soal – soal dan ujian serta nilai capaian yang dituntut kepada para guru. Proses belajar yang paling utama, yakni anak didik diyakinkan selama dirumah tetap adanya proses belajar dan proses yang dilakukan boleh dengan apa saja, materi apa saja dengan cara penyampaian dan media apa saja selama itu bermanfaat maka itulah yang disebut ilmu dan pembelajaran.

Mengingat kasus pandemi yang melanda seluruh dunia maka penulis disini melihat Negara – Negara lain juga menutup akses pendidikan dan melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan menekankan aspek pembelajaran online. Sehingga bukan hanya Indonesia sebagai satu – satu nya Negara yang mempunyai masalah dalam sektor pendidikan khususnya dan permasalahan segala sektor secara umum.

Yang perlu diingat dan dicerna pada masa saat ini adalah masa – masa “pemaksaan” keseluruhan mereka yang berkecimpung didunia pendidikan yang harus berfikiran terbuka (open minded) dan kemahiran dalam teknologi sebagai media pembelajaran, serta kreativitas dalam pemberian pembelajaran. Serta kembali diingatkan bahwasanya pada masa ini orang tua sebagai pendidik utama anak, yang mungkin selama ini lupa dengan tugasnya, karena selalu terlena dengan “penitipan” anak disekolah masing – masing. Kemudian yang paling utama solusi sebenarnya adalah dimana pada masa sekarang ini kembali berfikiran kritis dan meluas dengan makna pendidikan, dimana jika masih kita sebagai para pendidik masih berfikiran bahwa pendidikan hanya dimana buku, guru, kelas, alat tulis, dan menulis menjadi suatu hal yang mutlak, mungkin saat ini dapat kembali kita meluaskan sempitnya pemikiran pendidikan dan keilmuan yang kita pahami selama ini. Semoga kita sebagai pendidik juga mau meluangkan sedikit waktu untuk memahami bahwasanya yang terpenting dalam pendidikan apalagi dimasa saat ini adalah kesiapan mental para anak didik dalam memahami pelajaran, proses yang bukan berupa konten , value atau nilah yang terkandung dalam pola fikir kritis, mendidik serta pandangan terbuka.

[1] https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/12/083129823/who-resmi-sebut-virus-corona-covid-19-sebagai-pandemi-global

[2] https://nationalgeographic.grid.id/read/132059249/who-tetapkan-covid-19-sebagai-pandemi-global-apa-maksudnya

[3] https://www.liputan6.com/health/read/4195275/unesco-penutupan-sekolah-akibat-covid-19-berdampak-pada-290-juta-pelajar-di-dunia

[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_flu_1918

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post