LORONG GELAP (Episode 2)
LORONG GELAP
Lalu.. ditengah kepanikanku aku mencoba untuk turun dari tempat tidurku dengan berpegang erat pada besi penyangga infusku.
Sakitku tak kurasakan lagi. Aku hanya ingin segera menemukan sesuatu yang bisa menerangi gelap saat ini.
Kuraba tiap tempat disekitarku sambil perlahan berjalan tertatih. Aku berharap menemukan sesuatu yang bisa membantuku mendapatkan sedikit saja cahaya. Namun tombol lampu, tombol alarm, hp atau apapun sesuatu yang kubutuhkan tak juga kutemukan.
Nafasku semakin memburu, keringat dingin bercucuran, badanku mulai gemetar. Seluruh sudut ruang gelap tanpa sinar sedikitpun, sepi tak ada kehidupan.
Aku semakin tak mengerti, di RS sebesar ini kemanakah para perawat dan dokter? Mengapa tak ada satupun dari mereka disini.
Dan para penunggu pasien, terutama ibuku. Kenapa semua seolah hilang begitu saja...
Ibu tidak pernah meninggalkan aku sedetikpun ketika aku sakit.
Tapi ini.. Mengapa tak ada di dekatku... ada apa ini...?
Mengapa tidak ada satupun manusia berada disini...?
Apa yang sebenarnya sedang terjadi..?
Ya Allah aku benar-benar tidak mengerti semua ini.
Ditengah ketakutan dan kepanikanku aku kembali menjerit sekuat-kuatnya dengan tangis yang semakin menjadi.
"Toloooong.... Toloooong akuuu... Beri aku cahaya... Aku tak bisa bernafas... Tooloong akuu...."
"hua.. Huaaaa... ".
Kepanikan dan takutku membuatku makin susah untuk bernafas, tapi aku terus menjerit.
" Susteeerr.. Tolooong sus.. "
"Ibuuuu.... Tolong akuuu buuu... Kenapa ibu juga tinggalkan aku sendiri buuu... "
"Siapapun toloong akuu......."
"Tooloong........... "
Lama sudah aku menjerit dalam tangis dan ketakutan yang amat sangat.
Saat aku merasa sudah tak ada yang bisa membantuku, akhirnya aku pasrah.
Kini aku sadar bahwa aku hanya sendiri, benar-benar sendiri.
Tangis dan jeritku sudah tak bersuara lagi.
Dadaku semakin terasa sesak karena susah untuk bernafas dalam gelap, tubuhku yang gemetar dan penuh keringat dingin akhirnya jatuh tersungkur dilantai..
Tiang besi penyangga infus pun jatuh sehingga jarum infus yang menancap ditangan kiri ku pun terlepas. Hening, sepi, dan gelap...
Terdengar sayup-sayup suara ditelingaku.. "istigfar nak...Istigfar .."
Ini suara ibuku.." ibuuu... " kubuka mataku perlahan, berharap ibu sudah disampingku. Tapi... Tak ada siapa pun... Gelap..
Astagfirullah....
Allahu Akbar.. Allahu Akbar.... Aku mulai menyebut NamaNya..
Ya Allah aku tak sendiri, kini hanya ada Engkau bersamaku. Aku tak sendiri....
Dalam ketakberdayaanku ini aku hanya bisa menyebut Asma Allah SWT serta beristigfar terus-menerus tanpa henti.
Dalam gelap ini aku masih terkapar dilantai. Kututup mataku meski masih terus meneteskan air mata. Aku bersyukur masih bisa bernafas hingga tak henti mulutku beristigfar.
Dalam istigfar seolah aku menemukan ketenangan disana. Kutemukan seberkas cahaya dari dalam hati yang bersinar seiring dengan lantunan istigfar ku..
Saat aku benar-benar pasrah, tiba-tiba aku merasa ada........
To be continue >>>>
Kira-kira apa yang terjadi dengan gadis ya..?
Lanjut hari esok ya untuk cerita selanjutnya 😊😊
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar