Setelah menyelesaikan kuliah S1 saya diberikan kesempatan mengajar di salah satu SD swasta di Kota Padang. Awal saya mengajar disambut dengan kelas daring yang disebabkan oleh wabah Covid-19. Menjadi guru kala itu sangat gugup tidak keruan, proses pembelajaran sama sekali tidak menyenangkan bagi siswa, karena siswa hanya menyimak proses pembelajaran dari laptop dan kemunikasi dengan ponsel.

Ada beberapa hal yang menjengkelkan bagi saya saat itu, siswa tidak diizinkan ke sekolah namun saya melihat banyak sekali siswa yang berkeliaran di luar rumah. Siswa yang harusnya berada di rumah malah berlarian dan bermain di tempat yang ramai secara bebas, parahnya lagi tidak ada kepatuhan akan adanya protokol kesehatan, lantas untuk apa mereka di larang datang ke sekolah ?

Kemudian saya sebagai guru sering sekali dituding oleh orang tua wali murid, mereka berfikir bahwa guru tidak membimbing anak mereka untuk belajar, guru dianggap makan gaji buta. Padahal ini semua bukan keinginan kami para guru untuk melakukan pembelajarang jarak jauh.

Walaupun banyak pahit yang saya rasakan namun saya tetap berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan materi yang menarik sehingga mudah dipahami oleh siswa di rumah. Berbagai upaya telah dilakukan, membuat media pembelajaran, begadang menyiapkan materi pelajaran, namun tetap saja yang belajar hanya segelintir siswa, selebihnya mengabiskan waktu bermain di rumah.

Setelah beberapa bulan pandemi akhirnya kabar baik pun datang, setidaknya ini menjadi penghibur guru disaat gundah dan lelah mengajar daring. Pemerintah mengizinkan siswa datang ke sekolah walaupun hanya 50%.