“midah, tolong ambilkan gula ya, ini tehnya kurang gula” ucap suami, memanggilnya dengan nama adalah simbol rasa dekatnya dengan istrinya walaupun tak pernah terucap kata “sayang, yang, say dan baby”, “kaka saja yang ambil sesuai selera ya, Midah sudah sediakan toplesnya di dekat rice cooker” panggilan kaka merupakan simbolis ingin selalu dimanja, midah pun melakukan kesibukan rumah tangga lainnya selaku istri yang rajin nan berbakti kepada suami, sang suami pun beranjak menuju meja yang diatasnya tersusun rapi toples toples bersanding rice cooker, ia pun mengambil sendok dan mulai menatap tulisan “Gula” di sebuah toples, ketika membuka toples dan bermaksud mengambil gula, ia pun mengerenyitkan dahi, penuh heran hingga alisnya hampir menyatu, sambil menahan rasa jengkel ia sedikit mengeraskan suara “Midaaaah!, ini toples tulisan gula tapi koq isinya garam!”, dari kejauhan pun midah datang menghampiri, pantang baginya untuk menjawab panggilan suami dengan membalas mengeraskan suara, “iya ka!, ada apa?” ucapnya ketika berhadapan dengan suami, rasa jengkel suami reda setelah mendengar suara midah yang terlampau lembut dan manja, dengan suara lebih tenang sang suami berucap “ini koq isinya garam ya, padahal tulisannya gula?” dengan nada Tanya penuh heran, “kalau tulisannya gula itu isinya garam ka, kalau yang tulisannya garam itu isinya gula ka, nah itu disampingnya ada” jelas midah sambil mengambilkan toples bertuliskan “garam”, “loh koq gitu midah?” Tanya sang suami tercinta, “iya soalnya biar kita semut bisa terkecoh, kalau semut lihat tulisan toples gula dia bakal ngumpul disitu, aman deh gula yang di toples bertuliskan garam, kena tipu deh tu semut semut, hehehei” ucap midah sambil menjelaskan dengan nada manja, “loh loh, emang bisa githu?” Tanya suami sambil berucap batinnya “perasaan ga enak nich”, tiba tiba intonasi manja midah berubah menjadi ragu berpadu rasa takut “midah cuma mau niru cara kaka, kontak kaka tulisannya “Ammar Gendut” lah sebenarnya si “layla”, siapa tau semutnya juga bisa terkecoh dengan tulisan “gula”””, wajah suami semakin memerah, bingung berkunang kunang rasanya, tak mampu ia menjelaskan layaknya drama di film india, midah beranjak pergi melanjutkan menjemur pakaian sambil sesekali menyeka air mata tak tertahankan, hari itu mereka lewati layaknya dua bongkahan batu pantai yang bersanding namun tidak pernah menyapa, ketika suasana mereda, sang suami pun meminta maaf sambil mencium kening dan memeluk midah, kemudian mendelete kontak “ammar gendut”.

Hati hati dengan isi hati wanita, kita semua memiliki insting di sanubari kita, namun insting wanita dilahirkan jauh lebih tajam, para pakar psikologi mengakui bahwa kita tidak akan pernah bisa berbohong di depan wanita, karena wanita sangat begitu peka, ia begitu cepat menghapal detail keadaan kita, hingga jika kita berbohong di depan wanita, ia begitu cekatan membaca guratan kebohongan, hanya saja kadang wanita berpura pura tidak sadar dibohongi demi kebaikan atau tujuan tertentu, atau kadang wanita berusaha menolak insting tajamnya karena ia tidak berani menerima kenyataan pahit, satu satunya cara ampuh untuk membohongi wanita adalah lewat text sms, dengan suara pun percuma, rytme intonasi nada suaramu sudah direkam olehnya, ada yang berbeda sedikit saja ia sudah bisa menerkanya dengan jitu, saya tidak ingin menjelaskan bagaimana cara membohongi wanita, hanya ingin menekankan, sungguh tajamnya intuisi wanita, tak ada yang bisa mengecoh sanubarinya, segala hidup jiwa raganya sudah ia korbankan untukmu, janganlah engkau melukai hatinya, Nabi bersabda :

ما أكرم النساء إلا الكريم

“Tidaklah memuliakan para wanita kecuali sosok sungguh mulia” .

-------------------------------

Kelas Menulis Pasuruan

Oleh : Nur Hanifansyah

Peserta SAGUSABU Pasuruan

Semoga Psikologi Cinta bisa terkumpul kemudian dibukukan

-makasih banyak sudah klik follow, klik follow dukungan dari anda adalah semangat baru untuk kami-