Ketika Khalifah abdulah Al-Ma’mun anak dari Harun al-Rasyid menang dalam perang penaklukan di Byzantium, Al-mamun meminta prajuritnya untuk tidak mengumpulkan harta pampasan perang berupa emas,perak dll.

Al-mamun meminta para prajuritnya bergegas untuk mengumpulkan cerdik cendikia yang ada di Istanbul atau byzantium kala itu untuk berkonferensi menyalin buku buku yang berbahasa Romawi ke bahasa arab.

Salah satu buku yang diminta untuk di salin adalah buku astronomi berjudul Almagest karya Patolomeus,yang dijadikan rujukan keilmuan Al Biruni dan Al khwarizmi

Setelah konferensi selesai dan seluruh buku sudah di salin ke bahasa arab, Al-Ma’mun menyegerakan para bala tentaranya untuk memindahkan seluruh buku tadi ke istananya di Baghdad (Irak).

Apa yang dilakukan oleh khalifah Al-Ma'mun tersebut merupakan tonggak masa gemilang peradaban Islam yang kemilau oleh ilmu pengetahuan.

Beliau adalah salah satu pemimpin dinasti Abbasiyah yang bertahta tahun 813-833 dan dikenal sebagai ‘khalifah sains’nya Islam.

Maka yang membuat peradaban Islam pernah berjaya bukan hanya karena luasnya daerah yang ditaklukan para Khalifah Khalifah islam, akan tetapi yang menjadikan Islam bangkit adalah budaya buku,literasi dan sains.

Bukan budaya sarkasme dan ketersendatan pola pikir pengetahuan yang hari hari ini dijadikan modal membangkitkan lagi Islam di seantero jagad raya

KOMERING 2017