Menjadi Orang Kaya, Kaya Hati Dengan Memaafkan
Menjadi Orang Kaya, Kaya Hati Dengan Memaafkan
Tantangan Gurusiana (21)
Setiap orang bisa saja melakukan kesalahan. Baik disengaja maupun tidak. Dalam hidup, tentu saja kita bertemu dan berhadapan dengan orang lain. Bukan tidak mungkin terjadi konflik.
Konflik bukan untuk memisahkan hubungan seseorang. Justru dengan konflik kita bisa saling mengenal. Tentu saja mengenal pribadi setiap orang. Setiap orang tentu saja memiliki pribadi yang berbeda-beda.
Perbedaan yang ada bukan untuk memecah persaudaraan. Justru itu adalah sebuah rahmat dari Tuhan. Sebuah anugerah yang harus di syukuri. Agar kehidupan tetap harmonis.
Harmonisasi tentu saja perlu dijaga. Ketika sebuah keinginan berbeda dengan sebuah harapan, terjadilah konflik. Untuk mensiasatinya agar tidak semakin keruh, butuh keluasan hati untuk menerima perbedaan.
Keluasan hati tidak bisa datang begitu saja. Butuh waktu untuk bisa memaafkan kesalehan orang lain. Kedamaian akan dirasakan apabila senantiasa memaafkan kesalahan orang lain. Dengan memaafkan bukan berarti kita kalah, justru kitalah pemenangnya.
Sebenarnya memaafkan bukanlah tentang menang atau kalah. Karena ini bukanlah sebuah kompetisi kehidupan. Lebih tepatnya ini adalah tentang pembelajaran jiwa. Setiap jiwa memiliki pribadi yang berbeda. Dengan menerima perbedaan yang, hati menjadi lebih lapang.
Perempuan meski lebih emosional, dia adalah pribadi pemaaf. Sebut saja seorang istri, meski berulang kali di khianati suami, istri dengan mudah memberi hati, dengan memaafkan. Begitu pun seorang ibu, berulang kali seorang anak membuat kesalahan. Ia akan mudah memaafkan dan menyayangi kembali. Apalagi, seorang gadis yang sedang jatuh cinta, butalah mata batin dan hatinya. Perilaku tersebut di kenal dengan bucin, budak cinta.
Berbeda dengan laki-laki, yang lebih mengedepankan akal dan rasionalitas dalam berfikir. Kalaupn lawannya berbuat salah, tidak mudah begitu saja memaafkan. Perlu berpikir dua kali untuk meneemacseseorang kembali ketika berbuat kesalahan. Sehingga untuk bisa memberi maaf kepada seseorang butuh rasionalitas dengan jelas dan pasti.
Jadi ingat bude, yang tinggal di Jakarta. Dulu ketika saya kuliah di Bandung, dua minggu sekali saya bertemu. Suatu sore, saya mendengar beliau ngobrol sama cucunya. "Cita-cita mbak caca apa kalo sudah besar?", Mbk caca menjawab, "jadi orang kaya". Saya pun heran, ketika cita-citanya bukan jadi dokter atau pilot seperti kakeknya. "Tapi bukan kaya harta", begitu jawaban berikutnya untuk mempertegas. "Namun, Caca pingin jadi orang kaya, kaya hati".
Dialog sore itu sungguh berakhir dengan manis. Ada sebuah pembelajaran tentang proses menjadi manusia mulia. Konflik salam hidup selalu datang dan pergi. Masalah pun silih berganti akan menyapa setiap hidup manusia. Namun dengan kaya hati dan mudah memaafkan, maka itulah cara mudah hidup bahagia.
#tantangangurusiana
#catatanharianke-21
#Menulistigapuluhhari
#MediaGuruIndonesia
#selasa 4-2-2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren. Salam kenal, Bund......
Saya juga pingin kaya bu