Himmah Mufidah

Himmah Mufidah guru MA Almaarif Singosari. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menjemput Sepotong Harapan.  Sebuah Puisi (Tantangan Menulis di Gurusiana (37))
Perjalanan ini akan Berakhir

Menjemput Sepotong Harapan. Sebuah Puisi (Tantangan Menulis di Gurusiana (37))

Catatan Harian ke 37

Sepotong Harapan

(Sebuah Puisi Menggapai Mimpi)

Saat aku membaca

Menemukan wajahmu disana

Berurat mengeras

Menyesali yang sudah terjadi

Hingga sampai pada sebuah baris

Ada mendung di wajahmu

Menggenang dalam guratan wajah

Menyisakan gelombang cinta

Berbulir air mata menetes

Melintasi senyum getir

Menandakan cinta mu telah purna

Aku pun tersedak sejenak

Terjebak dalam baris kata

Betapa riuhnya hidupmu

Bersama gelombang

Yang datang silih berganti

Membacamu adalah luka

Yang juga pernah kurasa

Kematian datang

Sesaat sebelum ia dilahirkan

Kedua, ketiga, keempat dan kelima

Hingga ku tak berharap lagi

Ketika ruh keenam berhasil

Melintasi bulan keempat

Beragam rasa hadir di setiap masa

Menikmatinya adalah kepayahan

Semoga berbuah manis

Saat kuyakin membersamainya

Dengan kalam-kalam ilahi

Hingga bulan ketujuh

Ada kenikmatan tak terlukis

Hanya perempuan yang bisa merasa

Rasa optimis begitu menggurita

Menelusuri setiap urat nadi

Ia akan hadir ke dunia

Dengan canda dan tawanya

Adalah mimpi

Menjadi penerus perjuangan

Tetap kuat dan rendah hati

Dalam setiap langkah

Menjemput dunia fana

Penuh canda dan tawa

Dengan tidak melupakan

Akhir yang indah

Membacamu adalah duka

Nyata kurasakan betapa perih

Saat merasakan harapan hampa

Dunia terasa runtuh tak bersahabat

Saat ku tak mampu kembali

Menatap mentari berkawan embun pagi.

Harapanku tertumpu pada belahan jiwa dan hah hati pelanjut perjuangan mimpi-mimpi masa depanm

Namun di setiap gelombang

Aku yakin dalam doa, ada angin sepoi2

Menyapa mesra untuk tetap tegar

Berkawan karang dalam diamnya

Sungguh ku rindukan tawa sepanjang masa dalam doa

Bukan menyesalinya namun bahagia dengan garisNya

Tuhan aku membaca-Mu

Ada kekuatan maha dahsyat

Mengiringi hadirnya yang ke enam

Yakinku akan garis takdir

Melampaui baik buruknya

Melintasi masa dan asa

Menuju hulu surgaNya

Episode membacamu

Adalah duka dan lara yang hadir

Berpelangi di langitNya yang terbentang

Membingkai nyataNya

Tak ada yang tak mungkin

Saat titah-Mu berkelana

Menyusuri hidup dan kehidupan

Penuh warna dalam goresan tinta emas

Menyapu kanvas putihnya hati

Menjadi nahkoda dalam hidupnya nanti

Membaca-mu membuat aku yakin dengan garis hidup yang berwarna.

Dengan satu warna ku tunduk dan bersujud betapa anugerah-Mu adalah yang terindah guna menjadi langkah meraih surgaNya

Adalah harapan

Bukan kepalsuan

Menjemput impian

#tantanganmenulisdigurusiana

#catatanhariankehidupanke-37

#menulissembilanpuluhhari

#MediaGuruIndonesia

#kamis, 20-2-2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post