Tantangan Menulis Catatan Harian ke 42
Catatan Harian ke 42
Kepulangan
Derit pintu tiba-tiba berteriak keras. Kembalilah pulang. Tak ada angin tak ada turun hujan. Teriakan itu semakin kencang. Bersahut-sahutan. Mencoba menawarkan kepulangan yang tak dinginkan.
Bukankah setiap dari kita harus pulang. Pintu sudah terbuka lebar. Masih saja kita bertanya. Kenapa harus kembali. Sementara perjalanan ini belum usai. Belum sampai. Itu katamu.
Sementara Dia sudah menjemputmu. Dan kau tidak bisa mengelak. Meski meronta membujuk untuk tidak pulang hari ini tetap saja jemputan untuk pulang telah datang.
Dedaunan kering pun tak pernah protes. Ketika harus gugur dan menyatu dengan tanah. Ia tak pernah menyalahkan dahan yang sudah rapuh. Atau angin yang sengaja menerbangkannya jauh dari pohon.
Aliran sungai yang tiba-tiba deras pun tetap mengalir. Tidak akan ia salahkan tanggul yang jebol. Akibat hujan yang turun tiada henti. Semua mengikuti dan menjalani takdir yang sudah digariskan sejak lama bahkan sebelum mereka tercipta. Semua harus berpulang.
Rasa sakit yang menjalar disekujur tubuh serasa tak akan kembali. Ternyata bisa kembali seperti sedia kala. Keringat mengucur deras, nafas serasa di kerongkongan. Kehidupan kembali menyapa tanpa ia kira. kesempatan kedua ternyata melenakan. Ia lupa ada kebaikan yang harus ditanam.
Sementara gelak tawa cumbuan mesra mungkin akan selamanya ia nikmati. Sementara sepersekian detik nyawa melayang tanpa harus ditawar. Kebahagiaan yang ia rasakan adalah nikmat dunia tanpa akhir. Tiba-tiba ajal menjemput tanpa mengucap salam atau memberi ijin. Untuk sekedar menyapa pasangan hidup.
Kepulangan itu pasti. Menyiapkannya adalah sebuah keharusan. Menebar kebaikan itu tak boleh ditunda. Karena hanya itu yang bisa kita bawa pulang. Bukankah semua ini hanya sementara. Mengapa harus lupa diri. Serasa membusungkan dada tak akan kembali pulang. Semua abadi.
Sementara keranda telah bersiap membawa kita pulang. Ikhlaskan saja. Semua akan ada hikmah yang kau rasakan. Bukankah bersama kesulitan akan hadir kemudahan. Yakin dan percayalah tak ada musibah datang tanpa rencana. Hanya kita saja yang enggan memahami. Mengutuk diri akan sia-sia. Menerima kenyataan akan membuat semua tampak indah. Dan membuat kita bahagia.
Seandainya pun waktu di ulang kembali. Itu tak akan mengubah apa pun. Selama takdir sudah menyapa tentang kepulangan semua pasti terjadi. Ada lintasan kedatangan yang dinanti. Maka kita harus siap dengan penjemputan. Kepulangan.
#tantanganmenulisdigurusiana
#catatanhariankehidupanke-42
#menulissembilanpuluhhari
#MediaGuruIndonesia
#Selasa, 25-2-2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semuanya menunggu waktu penjemputan, semoga saatnya dalam kebaikan. Aamiin