Himmah Mufidah

Himmah Mufidah guru MA Almaarif Singosari. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tantangan Menulis di Gurusiana
Hidup Bahagia Dengan Maaf

Tantangan Menulis di Gurusiana

Catatan Harian ke 25

Pemaaf Itu Sifat Anak-Anak, Namun Harus Dimiliki Orang Dewasa

Pemaaf itu sifat yang banyak dimiliki usia anak-anak. Mereka terkadang tidak memiliki rasa benci atau dendam. Di dalam benak anak-anak yang ada hanya bahagia dan tertawa.

Berbeda dengan orang dewasa yang terkadang sulit memaafkan. Bahkan mereka akan menyimpan amarahnya selama bertahun-tahun. Sehingga untuk memiliki keluasan hati dan lapang dada, biasanya hanya basa-basi. Ketulusan menjadi barang mahal.

Perhatikan anak-anak saat bermain. Sesekali mereka akan berbeda pendapat. Di lain kesempatan mereka berebut mainan. Bahkan sesekali karena masalah kecil mereka tidak bertegur sapa. Keadaan itu tidak akan berlangsung lama. Tidak harus menunggu besok, bahkan dalam hitungan menit mereka akan kembali bermain bersama dan bertegur sapa.

Sifat marah bagi anak-anak itu menyiksa. Secara psikologi marah itu memang melelahkan. Sehingga untuk marah bagi anak-anak tidak akan berlangsung lama.

Lantas bagaimana jika marah itu tidak seusia. Misalnya, karena keinginannya tidak dipenuhi orang tua, terjadi tantrum, marah yang berlebihan. Kondisi tersebut pun mungkin akan berlangsung lama, bila dibiarkan.

Sebagai orang tua, kita harus bijak menyikapinya. Tidak semua keinginannya harus dipenuhi. Anak juga harus belajar kecewa dan gagal sejak dini. Marah lebih lama sedikit tidak apa. Asalkan tidak disertai aktivitas yang membahayakan.

Ketika anak marah, atau menangis tidak seharusnya orang tua memaksa tenang atau diam. Sangat percuma untuk bersitegang dengan anak yang sedang labil. Tunggu tenang, biarkan dia puas meluapkan emosinya.

Setelah tenang bertanyalah dengan baik. Ciptakan komunikasi yang manis. Tanyakan baik-baik alasan mereka marah. Jelaskan secara rasionalitas alasan kenapa keinginannya tidak dipenuhi. Bila masih balita, setelah tenang segera peluk dia pastikan merasa nyaman.

Melatih emosi anak-anak memang tidak mudah. Sebagai orang tua kita harus mendidiknya lebih dini. Lakukanlah secara konsisten. Agar anak dapat belajar sesuatu dari sesuatu yang terus menerus.

Menjadi anak-anak memang menyenangkan. Tidak ada dendam apalagi terluka yang sangat lama. Namun bukan berarti kita sebagai orang dewasa ingin terus menjadi anak-anak. Namun sesekali mengingat masa kanak-kanak itu sah-sah saja. Asalkan setelah dewasa tidak bersikap kekanak-kanakan.

Jangan sampai terjadi pada diri kita "masa kecilnya tidak bahagia". Sehingga meski usia sudah lanjut, tetap saja gayanya seperti anak-anak. Sungguh tak elok di dengar apalagi di pandang sesama orang dewasa. Sehingga orang sesama seusianya tidak akan nyaman berada didekat kita.

Usia bertambah itu pasti, tapi bersikap dewasa itu belum pasti. Namun untuk menjadi pemaaf tidak harus kembali menjadi anak-anak. Siapa pun dan sampai kapan pun memiliki sifat pemaaf itu penting. Karena semakin dewasa usia seseorang semakin banyak masalah dan konflik. Sehingga jadilah manusia pemaaf, agar menjadi manusia merdeka.

#tantanganmenulisdigurusiana #catatanhariankehidupanke-25 #menulistigapuluhhari #MediaGuruIndonesia #Sabtu, 8-2-2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah.. Terima kasih ibu.. Selalu membangun karakter.. Mantap tulisannya

08 Feb
Balas



search

New Post