Tantangan Menulis di Gurusiana (49)
Catetan Harian ke 49
Mencintai Tanpa Syarat
Setiap ibu punya cerita. Cerita tentang buah hatinya. Ada banyak ibu. Begitu juga ada banyak permata hati. Kisahnya beragam. Perjalannya unik. Dan masing2 punya cara sendiri. Jangan disamaratakan. Belajarlah dari pengalaman-pengalaman tersebut. Semua istimewa. Bergantung dari sudut mana kita membacanya.
Kisah tentang ibu dan anak selalu saja hadir. Bergantinya waktu menggambarkan kisah yang berbeda. Mengabadikan momen istimewa di zaman sekarang tidaklah sulit. Bisa dengan foto ataupun dengan kata-kata. Menjadi sehuah cerita fiksi atau nonfiksi. Disebarluaskan lewat medsos atau disimpan sendiri. Namun tidak sedikit yang menguap begitu saja.
Kini ada banyak buku dan teori tentang parenting. Bisa di dapat lewat medsos atau langsung berkonsultasi dengan ahlinya. Namun terkadang antara ajaran yang disampaikan, jauh berbeda dengan pengalaman yang di alami. Jauh panggang dari api. Tak semudah mempraktekkan teori yang ada. Senantiasa belajar langsung dan menikmati hari hari bersama buah hati adalah yang terbaik.
Seperti sore ini. Hujan sejak siang tak kunjung reda. Saya meminta ayahnya untuk segera menjemput. Hujan sedikit reda. Setelah datang, seperti biasa, mey putri kecilku segera ganti baju seragam diniyahnya. Lanjut kita mengobrol berkawan rintik hujan di sore hari. Ia bercerita tentang bacaan sholat yang sudah ia hafal sejak sekolah di TK. Tidak ada pembelajaranb tentang menghafal doa sholat. Namun sejak dalam kandungan, lahir dan proses belajar, ia selalu kami ikutkan sholat berjamaah dengan suami, maka dengan cepat ia menirukan bacaan kami.
Selain bacaan sholat, ia senantiasa mendengar bacaan Alquran. Meskipun ia belum mengenal huruf hijaiyyah tapi ia sering mendengar kami membaca. Perlahan-lahan ia mendengar, mengikuti dan dengan cepat ia menghafal. Begitu yang kami rutinkan setiap habis subuh dan setelah sholat magrib sambil menunggu waktu solat isya tiba.
Masalah muncul, ketika ia bergabung dengan kegiatan pengajian di kampung. Peserta yang banyak, membuat kegiatan pengajian tidak efektif. Tujuan kami mendaftarkan adalah supaya dia belajar sosialisasi. Mengenal tetangga dan anak seusianya. Sehingga meski tidak banyak progress dia dalam belajar mengaji, bagi kami tidak masalah.
Di akhir tahun ia menerima raport, atau laporan hasil belajar mengaji. Dan hasilnya sungguh tidak memuaskan. Meski itu tidak menjadi tujuan utama kami, tetap saja ada rasa kecewa. Betapa tidak, putri kami yang sudah hafal doa sholat dan menyelesaikan hafalan juz 30. Ternyata tidak berbanding lurus dengan hasil belajar formalnya di madin.
Dengan bangga ia menunjukkan, bahwa mengajinya harus mengulang. Dalam lembaran tersebut tertulis bahwa ia tidak fasil melafalkan huruf-huruf hijaiyah. Tidak bisa menyambung huruf satu dengan huruf lainnya. Sehingga dianggap tidak bisa. Dan ia harus mengulang dan tetap di kelas yang lama. Meskipun begitu tidak ada ketakutan dan sedikitpun minder di hati putri kami. Setelah memberikan nilai, ia bergegas pergi bermain, karena memang sudah d tunggu teman-temannya di halaman rumah.
Belajar bersyukur dan senantiasa berpikir positif itu penting. Tidak mencaci hari-hari yang terus berlari. Anak2 saja tak pernah putus asa saat belajar berjalan, jatuh bangun iya. Sakit itu pasti. Tapi anak-anak terus belajar. Hingga bukan saja mampu berjalan tapi juga berlari. Bukan saja menggumam tapi bisa berdialog dengan ibunya bahkan bernyanyi untuk semua orang.
Anak-anak selalu bahagia. Tidak ada rasa kecewa, meski gagal. Ia tetap bermain dan beraktifitas. Tidak menyesali kegagalan yang sudah ia lewati. Tetap bahagia, berarti ia tetap bersyukur menjalani hari-hari berikutnya. Esoknya dia bersiap berangkat, ia tahu jika tidak naik kelas, bukannya malu atau malas untuk berangkat. Ia bahagia akan berjumpa dengan kawan-kawannya. Memang kami sebagai orang tua tidak menuntut belajar disiplin di usianya, yang harus banyak bermain dan bahagia. Pada saatnya nanti dua akan belajar sendiri dan lebih mandiri.
Ada proses yang harus d jalani. Ada pembelajaran yang harus dilewati. Memahami cara sederhana mereka, kita akan belajar banyak hal. Tentang tertawa, bahagia dan kecewa yang tidak berlebihan. Belajarlah dengan anak anak. Ada kejujuran disana. Ada ketulusan yang selalu hadir. Hingga menghadirkan kepuasan yang tak terkira. Lelahnya terbayar dengan prestasi2 kecil yang senantiasa di apresiasi. Misalnya, dia terbiasa mandi dan ganti baju sendiri, di usianya yang masih terlalu kecil. Apalagi sebagai anak semata wayang, biasanya bersikap manja.
Begitulah hari-hari kami. Bukan putri kami yang belajar tentang kemandirian dan bersikap dewasa. namun kami sebagsi orang tua, justru banyak belajar dari dia. Kasih sayang harusnya mewarnai hari hari bersama buah hati. Sematkan doa kebaikan di setiap langkahnya. Biarkan ia terus belajar. Dan sebagai ibu dan ayah, kami selalu belajar darinya. Jangan biarkan hari-harinya melintas tanpa hikmah. Akan selalu indah di setiap ujung usianya.
Mencintai tanpa syarat, apapun itu adalah anugerah. Ketika anak tidak menuntut apapun dari kita kenapa sebagai ortu ada banyak tuntutan kepadanya. Ketika anak2 dituntut untuk berprestasi. Sudahkan kita memiliki prestasi yang patut d apresiasi. Terimalah dia apa adanya. Namun didiklan tidak dengan apa adanya. Teruslah belajar, belajar dan belajar.
#tantanganmenulisdigurusiana #catatanhariankehidupanke-49 #menulisenampuluhhari #MediaGuruIndonesia #Selasa, 3-3-2020 #DuaPintuSurga#part2#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Subhanallah ibu yang penyayang.. Surga untukmu ibu
Sedang belajar mjd seorang ibu...mohon doanya
luar biasa Bu
Saya memang biasa di luar...he..he..dia tumbuh lebih banyak sama ayahnya..