Himmah Mufidah

Himmah Mufidah guru MA Almaarif Singosari. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tantangan Menulis di Gurusiana (55)
Aku Sayang Bapak

Tantangan Menulis di Gurusiana (55)

Ghumaishahku Pencemburu

"Aku nggak mau makan", jawab putriku sambil lalu.

"Lho kenapa nduk, kan hari ini ujian jadi harus sarapan," tanya saya kembali sambil melanjutkan sarapan pagi itu.

"Lebih baik aku nggak makan, dari pada liat bapak sama ibuk ngobrol terus dari pagi" sambil manyun dia menjawab pertanyaan kami.

Memang, sedari pagi sambil menyiapkan sarapan, kami ngobrol di dapur. Ada pertanyaan seru yang kami diskusikan hasil pengajian bapak semalam. Setiap jumat malam biasanya bapak ikut pengajian keliling di kampung, bersama gus firdaus. Kegiatan rutin yang diadakan oleh MWCNU dari satu musholah ke musholah lain.

Serunya obrolan kami, hingga lupa ada yang terabaikan. Putri kami sehabis jamaah subuh di musholah dekat rumah langsung belajar. Dia membuka-buka buku pelajaran bahasa arab, membacanya dengan keras-keras. Tidak seperti biasanya, tapi kami abaikan begitu saja sambil melanjutkan goreng tempe.

Tidak lama kemudian, Kami tidak mendengar suara mey belajar. Ternyata dia sudah masuk kamar mandi. Meski dia putri tunggal kami saat ini, dia terbiasa mandi sendiri sejak sekolah TK. Menyiapkan baju, dan berpakaian sendiri. Begitulah yang ia lakukan setiap pagi. Tidak banyak merepotkan. Kecuali pagi ini, ia sempat ngambek dan enggan untuk sarapan.

Lalu bapak menghampiri, sambil bawa nasi, sayur daun kelor dan ceplok telur bebek kesukaan. Sayur dan telor yang tidak pernah kami beli. Karena memang menanam sendiri di samping rumah. Telur pun dari beberapa ternak yang kami pelihara sendiri, meski tidak banyak. Lumayan, selain menyehatkan yang pasti juga ngirit.

Sambil merayu dan mengajaknya bicara, akhirnya dia mau sarapan. Tentu saja harus di suap bapak. Begitulah putri kami, dia akan mudah berdamai bila bapak yang mendekatinya. Sejak kecil waktunya memang lebih banyak sama ayahnya. Biasanya jika libur memang ikut ke ladang atau sekedar memberi makan hewan ternak di samping rumah.

Sementara, saya punya kesibukan di madrasah. Mulai pagi hingga sore hari. Mey bersama ayahnya berangkat sekolah dan dijemput saat pulang. Meski madrasah dia satu komplek dengan saya, ia enggan menunggu. Baginya lebih baik pulang sama bapak dari pada harus menunggu di sekolah sama ibuk.

Dulu sebelum sekolah, ia banyak menghabiskan waktu bermain bersama ayahnya. Tentu saja bermain di rumah dan sekitarnya. Tidak pernah jauh dari rumah. Terkadang bermain di rumah kakeknya yang tidak jauh, terpisah tiga rumah dari rumah kami. Tapi itu tidak akan lama, ia akan segera pulang karena baru sore hari biasanya ada banyak orang. Semua beraktifitas masing-masing.

Bersyukur sekali saya, ia masih dalam pengawasan orang terdekat, terutama ayahnya. Sehingga saya bisa tenang mengajar di madrasah. Meskipun begitu, jangan harap saya bisa leluasa dekat-dekat dengan ayahnya. Jagankan ngobrol atau makan bersama sama bapak, mey kecilku pasti akan marah bila melihat kami berdua. Baginya bapak adalah segalanya, ia kurang suka, bila terlihat ayahnya berlama-lama dengan orang lain, apalagi sama saya sebagai ibunya.

Jika ada hal penting yang harus kita bicarakan, tentu saja ada dia, saya harus minta ijin dulu. Jika tidak bisa-bisa ia minggat dari rumah. Tidak jauh, biasanya ke rumah tantenya di samping rumah. Lucu, juga melihat gayanya jika sedang marah, tapi kami selalu paham alasan dia kenapa harus marah. Sehingga bisa cepat dapat solusinya.

Biasanya sebelum tidur, saya banyak bercerita dengannya. Terkadang dia yang membacakan cerita. Atau sekedar ngobrol tidak penting di tempat tidur. Selain itu, juga mengulang-ngulang hafalannya sebelum kami terlelap. Meski memulai tidur dengan saya, ia lebih suka dibangunkan sama ayahnya. Karena, biasanya jika ia masih mengantuk, sama ayahnya langsung digendong ke kamar mandi. Berbeda jika saya membangunkan, hanya saya panggil namanya saja.

Begitulah keromantisan bapak dan putri kami Ghumaishah. Lebih-lebih tidak lama lagi ia akan memiliki seorang adik. Setelah 7 tahun ia harus sabar menanti, dan harus kecewa sebanyak empat kali. Karena saya selalu keguguran di bulan ketiga kehamilan. Mey, selalu bilang, kalo dia anaknya bapak. Nanti ibu bisa sama adik. Biar adil, sama-sama punya teman ngobrol katanya.

"Nanti, jika adik sudah lahir yang jaga aku sama bapak di rumah ya" begitu kata mey suatu malam.

"Lho, memang kakak nggak sekolah kok jaga adik" jawab saya.

"Ya sekolah, nanti kakak cepat-cepat pulang, biar bisa jaga adik, dan bapak bisa segera ke sawah" begitu penjelasannya.

"Terima kasih ya nduk, sudah sayang sama adik", sambil saya kecup keningnya.

Dia begitu sayang, sama calon adiknya, sehingga jika saya pulang sekolah, ia lebih banyak menyuruh saya istirahat. Setiap periksa ke dokter, ia selalu menyimak. Selain saya harus banyak istirahat juga makan makanan bergizi. Apa yang boleh dan tidak boleh di makan mey ingat betul kata dikter atau bidan.

Ada beberapa tugas rumah tangga. Menyapu halaman dan mengangkat jemuran menjadi tugas Mey kecilku yang sudah beranjak dewasa. Selain itu, ia lebih suka memilih dan menyiapkan bajunya sendiri kalo mau mengaji. Begitu pun sepulang sekolah dan mengaji ia terbiasa langsung ganti baju dan merapikan di gantungan jika esok di pakai lagi. Jika tidak biasanya dia langsung meletakkan di ember cucian.

Sambil menghitung hari, mey lah yang paling repot menyiapkan kelahiran calon adiknya. Mulai menyiapkan baju dan sebaiknya diberi nama siapa. Sejak beberapa bulan yang lalu,. Setiap ditanya orang dia sudah menyebut dua nama, antara laki-laki dan perempuan. Semoga adiknya bisa lahir dengan sehat dan selamat. Begitu pun kami, bisa membersamai kedua amanah ini sampai tua. Amin.

#tantanganmenulisdigurusiana

#catatanhariankehidupanke-55

#menulisenampuluhhari

#MediaGuruIndonesia

#$enin, 9-3-2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

So sweet ibu.. Anak yang cantik dan cerdas

09 Mar
Balas



search

New Post